Sebenernya bukan dihilangkan karena ini semua tercatat kok dalam sejarah. Bahkan kalo aku dulu, waktu aku high school, tentang hal ini dibahas dalam satu bab sendiri.....
Kejadian kelaparan dan kekeringan di Ukraina ini jangan dulu dikatakan sebuah pembantaian, karena ini masih dalam perdebatan, apakah hal ini termasuk dalam kategori genosida ataukah kesalahan manajemen pemerintahan soviet union dalam mengurus negara.
Coba kita bahas dari awal aja ya, biar semuanya bisa lebih jelas....
Peristiwa kelaparan ini dikenal dengan sebutan
Holodomor, yang diambil dari bahasa Ukraina yang berarti
death by hunger, kematian karena kelaparan. Dan secara garis besar disebabkan oleh beberapa hal yang salaing menunjang satu sama lain hingga terjadi sebuah bencana kelaparan yang dahsyat. Sebab2 itu diantaranya adalah kebijakan kolektivitas pemerintahan Stalin, keinginan Ukraina untuk merdeka, dan kekeringan.
Sekarang kita bahas dulu soal kebijakan kolektivitas dari stalin. Di pemerintahan Soviet, para petani dibagi menjadi tiga kategori:
bednyaks atau petani miskin,
seredniaks atau petani berpendapatan menengah, dan
kulak atau petani kaya. Setelah Revolusi Rusia, kaum Bolshevik hanya menganggap bednyaks yang benar-benar merupakan sekutu dari Soviet dan proletar Serednyaks dianggap tidak dapat diandalkan, bahkan dipandang sebagai sekutu yang tidak disenangi, dan kulak dipandang sebagai musuh karena mereka memiliki tanah dan secara ekonomi mereka dapat berdikari.
Pada tahun 1928, terjadi kekurangan makanan di kota-kota dan juga di kalangan tentara. Pemerintah Soviet mendorong pembentukan kolektif pertanian dan pada tahun 1929, memperkenalkan kebijakan kolektivitas. Beberapa petani tertarik dengan gagasan tersebut, karena akan memberikan mereka posisi untuk membeli alat-alat pertanian bermesin dan akan menikmati peningkatan produksi pertanian.
Sedangkan para petani yang menolak gagasan tersebut, melakukan pembunuhan binatang besar-besaran, dimana binatang tersebut harus diserahkan kepada para kolektif, namun dagingnya bisa dimakan. Seringkali mereka menyembunyikan daging dan kulit untuk kemudian dijual secara diam-diam. Banyak petani memilih untuk menyembelih ternak, bahkan kuda-kuda mereka, daripada membiarkan aset pribadi mereka menjadi milik umum. Dalam dua bulan pertama di kurun waktu 1930, jutaan sapi, kuda, babi, domba, dan kambing dibantai. Karena ini dan cuaca buruk yang terjadi, seperempat dari seluruh persedian ternak binasa. Ini adalah suatu kerugian terbesar yang pernah terjadi daripada yang pernah dideritanya pada Perang Saudara dan hal itu yang belum pulih hingga tahun 1950-an.
Stalin memperparah kondisi ini dengan mengambil beberapa tindakan untuk mengakhiri perlawanan para kulak. Dalam pidato yang diberikan di suatu konferensi agraria Marxis, ia menyatakan bahwa, "Dari kebijakan pembatasan mengenai kulak, pemerintah akan membuang kekhususan kulak sebagai kelas tertentu." Mereka setuju untuk menggunakan kekerasan dalam usaha-usaha ini penghapusan kelas kulak dan sistem kolektivisasi . Para kulak itu harus dilikuidasi sebagai kelas tertentu di masyarakat dan jika melawan akan berhadapan dengan salah satu dari tiga hukuman: hukuman mati, kamp kerja paksa atau deportasi "dari area pertanian". Begitu kebijakan ini diterapkan maka puluhan ribu kulak dieksekusi, hak milik mereka diambil alih oleh negara untuk dijadikan pertanian kolektif, dan banyak keluarga yang dideportasi ke daerah-daerah tidak berpenghuni, seperti Siberia dan Asia tengah.
Dan yang perlu mendapat perhatian adalah hal itu terjadi secara menyeluruh di negara2 yang masuk ke dalam Soviet Union termasuk juga Rusia dan Ukraina.
Selanjutnya, hal yang menyulut terjadinya bencana kelaparan adalah keinginan Ukraina untuk merdeka, setelah mereka selama kurang lebih 200 tahun berada dibawah kekuasaan Tsar Rusia. Dan ketika kekuasaan Tsar jatuh, rakyat Ukraina menganggap itu adalah saat yang tepat untuk memerdekakan diri. Tapi pada kenyataannya yang dihadapi adalah pemerintahan tangan besi dari Lenin. Pada saat Tsar jatuh pada 1917, yang berkuasa adalah Lenin dan Lenin menyatakan bahwa wilayah Soviet adalah termasuk juga seluruh wilayah Ukraina yang pada saat itu terkenal subur dan penghasil gandum serta roti terbesar di Eropa. Dan karena hal inilah terjadi perang antara tentara Ukraina melawan Red Army-nya Lenin. Itu masih ditambah dengan perlawanan White Army (tentara yang masih loyal terhadap Tsar) terhadap Ukraina, belum lagi Ukraina harus menghadapi invasi negara lain semisal jerman dan Polandia.
Perang berakhir pada tahun 1921, dengan kemenangan pasukan Lenin, yang akhirnya menguasai wilayah Ukraina. Pemerintahan Lenin pada saat itu agak mengendurkan tekanan kepada rakyat Ukraina, dan bahkan dengan berani memberlakukan pasar bebas pada wilayah Ukraina. Dan ini sedikit memberi nafas bagi rakyat ukraina.
Tapi ketika Lenin mati pada tahun 1924, hal ini berubah drastis ketika Stalin yang meneruskan kekuasaannya. Stalin menganggap kebijakan Lenin itu sama sekali nggak bisa diterima. Dan rakyat Ukraina sekali lagi berada pada tekanan dalam taraf yang lebih berat. Di awali dengan penahanan 5 ribu orang lebih yang berprofesi sebagai dosen, pemuka agama, ilmuwan dan politisi tanpa diadili sama sekali, dan dijebloskan ke penjara yang berada pada wilayah Rusia.
Dan seperti yang sudah aku tulis di atas, Stalin menerapkan kebijakan kolektivitas yang secara langsung dan nggak langsung memusuhi kaum kulak. Di Ukraina sendiri, yang wilayahnya subur dan merupakan penghasil gandum serta roti terbesar di Eropa, semua petani dimasukkan dalam kelas kulak. Yang akhirnya pada saat itu lebih dari 80 persen properti mereka disita untuk digunakan bagi pemerintahan soviet. Pada tahun 1932, Stalin menerapkan kebijakan mengambil semua stok pangan di wilayah Ukraina untuk dikirim ke wilayah rusia untuk menunjang perekonomian rusia dan pengembangan militer serta teknologi. Dan di awal 1933, di wilayah Ukraina stok pangan mengalami titik nadir, ditambah dengan kekeringan, penyitaan aset dan pemblokiran wilayah, menyebabkan kelaparan mulai melanda rakyat Ukraina.
Dan bencana yang disebut Holodomor itupun dimulai. Anak2 terserang malnutrisi, para ibu putus asa dengan membiarkan anak2nya dipinggir jalan alih2 ada orang yang akan mengambilnya, dan orang2 pada bergelimpangan dipinggir jalan karena rasa lapar. Ada juga yang dengan putus asa memakan rumput, tikus, burung dan kucing. Sebagian lagi, yang sudah dilanda kegilaan, mempraktekkan kanibalisme dimna terkadang orang tua memakan sendiri anaknya.
Pada musim semi tahun 1933, sekitar 25 ribu rakyat Ukraina mati setiap harinya. Kejadian ini bukannya tidak diketahui masyarakat dunia. Orang2 Ukraina yang berada di wilayah eropa lain serta di kanada dan USA menggalang bantuan, tapi sering kali bantuan itu hanya terhenti di perbatasan karena dicegah oleh pasukan rusia. Ditambah lagi dengan propaganda pemerintahan Soviet yang menyatakan bahwa bencana kelaparan itu nggak benar dan nggak ada. Dan menyebutkan bahwa bencana kelaparan itu hanyalan propaganda yang dihembuskan oleh pihak2 yang anti Soviet. Pada saat itu di dalam wilayah soviet sendiri, orang bisa langsung diekskusi ketika hanya menyebutkan kata "famine" atau "hunger".
Pemerintaha soviet terbukti berhasil dengan propagandanya, ketika beberapa wartawan dari luar Soviet diijinkan untuk berkunjung ke Ukraina. Dan ketika sudah dari sana mereka menyatakan bahwa bencana kelaparan itu tidak ada. Termasuk juga seorang wartawan dari New York Times, Walter Duranty, pemenang Pulitzer, yang mengatakan "...all talk of famine now is ridiculous.".
Lepas dari itu, kematian akibat dari bencana ini diperkirakan sekitar 5 juta jiwa dan sekitar 25 persen populasi di Ukraina mati.
Di Ukraina sendiri, peringatan terhadap bencana ini ada di banyak tempat dengan didirikannya tugu2 peringatan, tema2 di perangko dll.
Pihak pemerintahan Ukraina sendiri, pada tahun 2010 kemaren membuat pernyataan "The Holodomor was in Ukraine, Russia, Belarus and Kazakhstan. It was the result of Stalin's totalitarian regime. But it would be wrong and unfair to recognize the Holodomor as an act of genocide against one nation."
-dipi-