Sumber : http://www.rumah.com/berita-properti
Selisih antara kebutuhan dan ketersediaan rumah (backlog) yang diprediksi membengkak hingga 15 juta unit dalam dua tahun ke depan, tentu saja membutuhkan formula baru untuk mengatasinya. Setyo Maharso, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Real Estate Indonesia (DPP REI) mempunyai usulan yang patut dipertimbangkan oleh pemerintah.
Setyo mengatakan, pemerintah harus berfikir ulang terkait kebijakan subsidi Bahan Baku Minyak (BBM) tahun depan. Menurutnya, alih-alih memberikan subsidi kepada perorangan melalui subsidi BBM, akan lebih baik jika subsidi diberikan melalui barang.
“Daripada subsidi untuk BBM yang jelas-jelas salah sasaran, lebih baik mengalihkan subsidi BBM kepada subsidi uang muka rumah. Langkah ini lebih terjamin untuk mengatasi backlog perumahan yang angkanya semakin membengkak,” kata Setyo dalam diskusi bertajuk Mendorong Percepatan Penyaluran KPR FLPP di Bogor, akhir pekan lalu.
Menurut perhitungan Setyo, anggaran subsidi BBM 2013 yang diiperkirakan bisa mencapai lebih dari Rp300 triliun itu jumlah yang mencukupi jika digunakan untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah dalam membayar uang muka pembelian rumah. Asumsi yang digunakannya adalah dengan anggaran sebesar Rp14 triliun dapat digunakan untuk membayar uang muka sebanyak 200 ribu unit rumah.
“Selama ini yang menjadi masalah orang-orang dalam membeli rumah itu kan membayar uang mukanya. Selain membayar cicilan rumah, mereka harus dipusingkan dulu dengan masalah pembayaran uang muka yang tidak sedikit,” ungkap Setyo.
SOURCE
Selisih antara kebutuhan dan ketersediaan rumah (backlog) yang diprediksi membengkak hingga 15 juta unit dalam dua tahun ke depan, tentu saja membutuhkan formula baru untuk mengatasinya. Setyo Maharso, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Real Estate Indonesia (DPP REI) mempunyai usulan yang patut dipertimbangkan oleh pemerintah.
Setyo mengatakan, pemerintah harus berfikir ulang terkait kebijakan subsidi Bahan Baku Minyak (BBM) tahun depan. Menurutnya, alih-alih memberikan subsidi kepada perorangan melalui subsidi BBM, akan lebih baik jika subsidi diberikan melalui barang.
“Daripada subsidi untuk BBM yang jelas-jelas salah sasaran, lebih baik mengalihkan subsidi BBM kepada subsidi uang muka rumah. Langkah ini lebih terjamin untuk mengatasi backlog perumahan yang angkanya semakin membengkak,” kata Setyo dalam diskusi bertajuk Mendorong Percepatan Penyaluran KPR FLPP di Bogor, akhir pekan lalu.
Menurut perhitungan Setyo, anggaran subsidi BBM 2013 yang diiperkirakan bisa mencapai lebih dari Rp300 triliun itu jumlah yang mencukupi jika digunakan untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah dalam membayar uang muka pembelian rumah. Asumsi yang digunakannya adalah dengan anggaran sebesar Rp14 triliun dapat digunakan untuk membayar uang muka sebanyak 200 ribu unit rumah.
“Selama ini yang menjadi masalah orang-orang dalam membeli rumah itu kan membayar uang mukanya. Selain membayar cicilan rumah, mereka harus dipusingkan dulu dengan masalah pembayaran uang muka yang tidak sedikit,” ungkap Setyo.
SOURCE