Pemerintah Lelang Obligasi 10 Triliun, Yield Meningkat Hingga 13 bps

adidananto

New member
Kemenkeu2-700x357.jpg



Perdagangan obligasi Rupiah pada pasar obligasi hari Senin (25/5) sangat sepi karena ada 3 pasar utama yaitu Amerika, Inggris dan Hong Kong sedang libur. Obligasi Rupiah relative tidak banyak bergerak karena ada beberapa aliran dua arah sesaat menjelang lelang obligasi hari Selasa.

Hari Selasa (26/5) Departemen Keuangan akan menerbitkan obligasi tenor 10 tahun dan tenor 20 tahun dengan jumlah indikatif yang dilelang sebesar Rp10 triliun. SUN yang akan dilelang ini mempunyai nominal per unit sebesar Rp1 juta dengan seri SPN12160304 (reopening) jatuh tempo pada tanggal 4 Maret 2016; seri FR0070 (reopening) dengan fixed rate 8,375% dan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2024; seri FR0068 (reopening) dengan fixed rate 8,375% dan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2034.

Dalam perdagangan obligasi kemarin tidak terlihat banyak transaksi perdagangan meskipun lebih banyak tekanan penjualan menjelang pasokan obligasi baru , obligasi tenor 10 tahun dengan yield 8.13% dan obligasi tenor 15 tahun dengan yield 8.26%. Secara umum sepanjang perdagangan kemarin yield meningkat 1 – 13 bps di pasar likuiditas yang tipis.

Berikut yield indikatif di akhir perdagangan obligasi Rupiah kemarin sore;



Obligasi Yield Terkini
SPN (1 th) 6.7% (0.00)
FR60 (3 th) 7.50% (0.00)
FR69 (5 th) 7.87% (+0.13)
FR70 (10 th) 8.13% (+0.08)
FR71 (15 th) 8.26% (+0.01)
FR68 (20 th) 8.34% (-0.02)

Indon25 4.05%, spread T+ 182
Indon45 5.08%, spread T+ 217
 
Back
Top