nurcahyo
New member
Pemerintah Tetap Hentikan Kirim Sampel Virus Flu Burung
Laporan Wartawan Kompas Evy Rachmawati
JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah akan tetap menghentikan pengiriman sampel virus H5N1 strain Indonesia ke laboratorium asing sampai ada kesepakatan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berkaitan dengan perjanjian pengiriman bahan (MTA). Hal ini bertujuan agar sampel virus itu tidak digunakan untuk kepentingan tertentu tanpa seizin Pemerintah Indonesia.
"Sekarang masalah penerapan MTA dalam pengiriman sampel virus sedang dalam tahap perundingan," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Triono Sundoro, di Kantor Balitbangkes, Jakarta.
Berkaitan dengan itu, pihak WHO mengadakan pertemuan dengan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari di Kantor Departemen Kesehatan Jakarta, Jumat siang. Pertemuan itu antara lain membahas tentang aturan MTA dalam pengiriman sampel virus H5N1 strain Indonesia ke laboratorium asing.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia mengirimkan setiap specimen virus dari pasien yang diduga terinfeksi flu burung ke laboratorium rujukan WHO untuk kepentingan diagnosa penyakit tanpa MTA. "Kami mengirimkan sampel virus berlandaskan kepercayaan," kata Triono menambahkan.
Ternyata sampel virus itu malah digunakan untuk kepentingan riset dan komersial tanpa seizin Pemerintah Indonesia. Hal ini dinilai telah melanggar etika penelitian di dunia internasional. "Kami telah berulang kali melakukan pendekatan persuasif terhadap WHO atas masalah ini dan meminta klausul MTA dimasukkan, tetapi belum ada jawaban," ujarnya.
Karena itu, Depkes kemudian memutuskan untuk menghentikan pengiriman sampel virus ke laboratorium asing, termasuk laboratorium rujukan WHO sampai ada kesepakatan dengan WHO. "Sekarang usulan ini sudah diakomodir. Tetapi kami meminta transparansi penggunaan sampel virus strain Indonesia selama ini," ungkap Triono.
Sumber : KOMPAS CYBER MEDIA
Laporan Wartawan Kompas Evy Rachmawati
JAKARTA, KOMPAS - Pemerintah akan tetap menghentikan pengiriman sampel virus H5N1 strain Indonesia ke laboratorium asing sampai ada kesepakatan dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berkaitan dengan perjanjian pengiriman bahan (MTA). Hal ini bertujuan agar sampel virus itu tidak digunakan untuk kepentingan tertentu tanpa seizin Pemerintah Indonesia.
"Sekarang masalah penerapan MTA dalam pengiriman sampel virus sedang dalam tahap perundingan," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Triono Sundoro, di Kantor Balitbangkes, Jakarta.
Berkaitan dengan itu, pihak WHO mengadakan pertemuan dengan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari di Kantor Departemen Kesehatan Jakarta, Jumat siang. Pertemuan itu antara lain membahas tentang aturan MTA dalam pengiriman sampel virus H5N1 strain Indonesia ke laboratorium asing.
Sebelumnya, Pemerintah Indonesia mengirimkan setiap specimen virus dari pasien yang diduga terinfeksi flu burung ke laboratorium rujukan WHO untuk kepentingan diagnosa penyakit tanpa MTA. "Kami mengirimkan sampel virus berlandaskan kepercayaan," kata Triono menambahkan.
Ternyata sampel virus itu malah digunakan untuk kepentingan riset dan komersial tanpa seizin Pemerintah Indonesia. Hal ini dinilai telah melanggar etika penelitian di dunia internasional. "Kami telah berulang kali melakukan pendekatan persuasif terhadap WHO atas masalah ini dan meminta klausul MTA dimasukkan, tetapi belum ada jawaban," ujarnya.
Karena itu, Depkes kemudian memutuskan untuk menghentikan pengiriman sampel virus ke laboratorium asing, termasuk laboratorium rujukan WHO sampai ada kesepakatan dengan WHO. "Sekarang usulan ini sudah diakomodir. Tetapi kami meminta transparansi penggunaan sampel virus strain Indonesia selama ini," ungkap Triono.
Sumber : KOMPAS CYBER MEDIA