Pemicu Bentrok Diduga Masalah Perempuan

bentrok antara TNI Dan POLRI

PALEMBANG – Penyidikan terhadap kasus bentrokan yang terjadi antara belasan oknum anggota TNI AD dan anggota Brimob di area parkir Palembang Trade Center (PTC), Sabtu (14/2) ditangani serius oleh pihak Polisi Daerah Militer Kodam (Pomdam) II/Sriwijaya. Empat orang sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus ini. Hasil penyidikan tersebut, setelah tim Pomdam II/Sriwijaya secara maraton memeriksa 13 oknum anggota TNI AD yang diketahui dari Batalyon Kavaleri (Yonkav) V Serbu dan Batalyon Zeni Kontruksi (Yon Zikon). Keempat tersangka masing-masing, Prada I, Pratu G, Prada E, dan Prada F. “Masih ada 9 orang lagi yang pemeriksaannya belum tuntas. Ada kemungkinan mereka menyusul keempat tersangka lainnya,” ungkap Komandan Pomdam (Danpomdam) II/Sriwijaya Kolonel CPM Djuhendi Sukmajati, kemarin. Menurut Djuhendi, penetapan tersebut lantaran mereka diduga terlibat pengeroyokan Bripda Badai Topani serta perusakan pos satpam di PTC. “Mereka ini dari pemeriksaan sementara diyakini terlibat dalam pengeroyokan. Bahkan, sebagian diduga terlibat pada perusakan. Jadi, ada yang terlibat dua-duanya,” tutur pria yang dikenal terbuka dengan wartawan ini.

Apa motif bentrok? Kata Djuhendi, dugaan sementara pemicunya terkait perempuan. “Seorang tersangka, Prada I mengaku menerima SMS (short message service) dari seseorang yang isinya menantang dirinya. Mungkin, karena jiwa mudanya ia tersinggung dengan isi SMS tersebut. Lantas mengajak rekannya mencari orang di dalam SMS tersebut yang katanya anggota Brimob. Ujungnya, terjadilah bentrok tersebut.”
Hanya saja, Djuhendi kembali menegaskan, kalau itu baru sebatas dugaan. “Pemeriksaan kita ‘kan belum selesai. Kalau sudah final baru ada kesimpulan pasti terkait kasus ini. Cuma masyarakat ‘kan butuh informasi. Takutnya, nanti kita disalahi kalau tidak terbuka. Yang pasti, kita serius menangani kasus ini dan sanksi tegas akan kita jatuhkan jika memang hasil penyidikan akhir oknum kita terbukti melakukan kesalahan.”
Djuhendi menambahkan bahwa ia juga terus berkoordinasi dengan Satuan Brimobda Sumsel. “Kita koordinasi terkait dengan kebenaran orang yang mengirim SMS tersebut. Pokoknya semua yang terlibat akan kita periksa,” tukasnya.
Terpisah, Kasat Brimob Polda Sumsel AKBP Prasetya W mengatakan, bentrok antara oknum TNI AD dengan anggota Brimob bermula dari provokasi seseorang yang mengaku bernama Iwan sebagai oknum Brimob Polda Sumsel. “Oknum Iwan ini yang mengirimkan pesan singkat melalui handphone kepada oknum TNI AD. Isinya, kamu banci, kalo berani saya tunggu di PTC. Nah, oknum TNI itu langsung mencari oknum Brimob di lantai dasar PTC malam itu juga,” jelas Prasetya kepada wartawan di sela-sela penyambutan Kapolda Sumsel Irjen Pol Sisno Adiwinoto, kemarin (16/2).
Dengan nada marah, kata Prasetyo, oknum TNI AD itu mencari oknum Brimob yang bernama Iwan. Ciri-cirinya, badan tinggi, hitam dan bertubuh gemuk. “Anggota kita ada yang bernama Iwan. Tapi ciri-ciri yang disebutkan oleh oknum TNI AD tersebut tidak sama. Orangnya kurus dan tubuhnya tidak tinggi. Juga tidak ada masalah dengan orang lain.”
Lanjutnya, Bripda Badai Topani sudah dimintai keterangan oleh pihak Pomdam. “Ini untuk membantu proses oknum TNI AD tersebut,” bebernya.
Seperti diwartakan sebelumnya, sekitar pukul 21.30 WIB, Sabtu (14/2) terjadi bentrokan yang melibatkan belasan anggota TNI AD dengan seorang anggota Sat Brimob Polda Sumsel bernama Bripda Badai Topani. Bahkan Bripda Badai sempat menjadi bulan-bulanan setelah dikeroyok oleh belasan oknum TNI AD tersebut di area parkir lantai dasar PTC Jl R Soekamto Palembang. Tidak hanya mengeroyok Bripda Badai, belasan oknum TNI AD tersebut juga melakukan perusakan terhadap sebuah pos kesatuan pengamanan (satpam). (mg18/mg10)

sumber:sumatra ekpres
 
Last edited:
Back
Top