Peminat Agama Menyusut, Atheis-Agnostis Meningkat di AS

sibin

New member
Peminat Agama Menyusut, Atheis-Agnostis Meningkat di AS

Washington - Kristen Protestan hampir menjadi agama minoritas di Amerika Serikat. Pindah agama dan imigrasi telah mengubah peta persebaran agama di negara yang didirikan dengan semangat Protestanisme itu.

"Angka warga Amerika yang melaporkan diri sebagai penganut Protestan tinggal sekitar 51 persen," bunyi hasil survei agama yang dilakukan Pew Forum on Religion and Public Life, yang kemudian dilansir AFP, Selasa (26/2/2008).

Angka 51 persen ini merosot dari angka dua pertiga populasi pada tahun 1960-an. "Namun penurunan proporsi Protestan di dekade ini bukan berarti populasi agama lain meningkat secara proporsional," ujar hasil survei atas 35 ribu orang dewasa Amerika itu.

Protestan bukan satu-satunya agama yang kehilangan tempat di Amerika Serikat. "Survei menyebutkan bahwa ada perpindahan besar warga Amerika dari satu kelompok relijius ke kelompok lain... Lebih dari seperempat orang dewasa Amerika meninggalkan keyakinan saat mereka dibesarkan ke keyakinan lain atau bahkan tak berkeyakinan sama sekali."

Ya, 'tak berkeyakinan' merupakan pemenangnya. Kelompok 'relijius' ini meliputi kalangan atheis, agnostis (percaya Tuhan namun tak beribadah menurut satu agama manapun), sekuler dan orang-orang yang menyatakan diri tak terikat pada satu agama manapun meski menganggapnya penting.

"Individu-individu yang tak terikat dengan satu agama manapun mencapai 16,1 persen dari populasi orang dewasa. Mereka berkumpul menjadi 'agama' keempat terbesar di Amerika Serikat," bunyi survei itu lebih lanjut.

Hampir 8 dari 10 orang Amerika adalah Kristen (Katolik, Protestan, Mormon, Ortodoks dan lain-lain). 16 Persen tak terikat agama manapun. 1,7 Persen beragama Yahudi, 0,7 persen beragama Budha, 0,6 persen Islam, dan sisanya agama yang lain. ( aba / sss )
http://www.detiknews.com/index.php/...2/tgl/26/time/093652/idnews/899900/idkanal/10



Kenapa mereka berlomba-lomba meninggalkan agamanya masing-masing ?...
Ada yang bisa menjawab ?
 
Bls: Peminat Agama Menyusut, Atheis-Agnostis Meningkat di AS

"Manusia mempunyai rencana, Tuhan juga mempunyai rencana, dan rencana
Tuhan lah yang pasti akan terwujud."
(al-Qur'an)

"Tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah kecuali orang-orang yang
ingkar (kafir)"
(al-Qur'an)


PERKEMBANGAN ISLAM DI INGGRIS DAN AMERIKA

Menurut The Almanac Book of Facts, jumlah penduduk dunia meningkat 173%
selama satu dasa warsa terakhir. Pemeluk Kristen meningkat 46%, sementara
pemeluk Islam meningkat 235%. Di Amerika saja, menurut sebuah survei
terakhir, sebanyak 100 ribu orang setiap tahunnya menjadi muslim. Di
Islamic Cultural Center, New York (Masjid terbesar di kota itu), selama
Ramadhan tahun 2005 lalu rata-rata 10 orang setiap pekan memeluk Islam, menurut
Imam Masjid Ustadz Muhammad Syamsi Ali.

Di Inggris saat ini terdapat 14200 mualaf berkulit putih ? datang dari
kalangan bagsawan, pejabat sampai celebritis, yang berbondong-bondong
bersyahadat sesudah kecewa dengan gersangnya nilai-nilai kehidupan Barat.
Menariknya, jumlah perempuan yang memeluk Islam jumlahnya empat kali lipat
dari jumlah mualaf pria. Menurut survei, salah satu sebabnya karena mereka
menilai Islam sangat memuliakan kaum wanita.

Masuk Islam (di Inggris) sedang trend.. mudah-mudahan bukan mode semusim ?
Emma Clark, cicit mantan PM Inggris Herbert Asquith, setelah bersyahadat.

Yahya Birt (was Jonathan Birt), anak Lord Birt, mantan Bos BBC,
mengungkapkan hasil penelitiannya, saat ini ada 14200 mualaf kulit putih
di Inggris. Birt sendiri seorang doktor Lulusan Universitas Oxford yang
kemudian menjadi muslim dan aktif berdakwah di Inggris. Awalnya, Birt
tidak mampu menjelaskan ketertarikannya pada Islam. "Saya terus menerus
berfikir (sampai akhirnya) kesempurnaan, kesimbangan, ikatan, dan
spiritualitas jalan hidup seorang muslimlah yang meyakinkan saya untuk
memeluk Islam."

Charles Le Gai Eaton, seorang Diplomat dan penulis buku "Islam and The
Destiny of Man" berkata, "Saya menerima surat dari beberapa orang yang
merasa agama Kristen terlalu plin-plan dalam menghadapi dunia modern.
Mereka tengah mencari agama yang mempunyai aturan yang jelas dan tidak
terlalu mengikuti arus dunia modern."

Di Amerika Serikat, tempat terjadinya penyerangan menara kembar WTC pada
September kelabu, jumlah orang yang masuk Islam meningkat 200-400 persen
sejak peristiwa itu. Semua fitnah atas Islam yang mengikuti peristiwa itu
tidak bisa menghalangi manusia untuk mencari kebenaran dalam Islam. Empat
dari lima orang mualaf adalah wanita. Sebuah artikel menarik berjudul "Why
are Women Converting to Islam" (http://www.jannah.org/sisters/) beredar di
berbagai Internet dan memberikan sejumlah penjelasan, penghargaan yang
diberikan Islam kepada kaum perempuan. Misalnya, Islam tidak pernah
menuduh wanita sebagai pembawa dosa abadi, bahkan al-Qur?an menunjukkan
bahwa Adamlah yang mendekati pohon terlarang itu, bukan Hawa (QS.
7:19-25). Di Amerikapun, perempuan baru mendapatkan hak ikut pemilu kurang
dari 100 tahun yang lalu, sedangkan 14 abad yang lalu Islam sudah
memberikan hak ikut musyawarah kepada kaum wanita (QS. Asy-Syuura:38).

Ustadz Syamsi Ali mengatakan, bahwa sebagian besar yang masuk Islam memang
dari kaum wanita dan dari kalangan etnis Latin. Salah satu perempuan itu
Samantha Sanchez, ahli Antropologi kebudayaan yang kemudian menjadi
aktifis LADO (Lation American Dawah Organization) yang berbasis di New
York. Didirikan pada September 1997. Tujuan organisasi ini adalah
memperkenalkan Islam lewat bahasa Spanyol dan Porto. Organisasi ini
terbuka bagi semua ras, tetapi LADO menilai sangat penting untuk
meningkatkan kesempatan dakwah di antara sesama muslim Amerika Latin.

Contoh lain adalah Monica, berasal dari Ekuador. Ketika berkesempatan
untuk belajar di perguruan tinggi di Amerika, Monica berkenalan dengan
sejumlah Muslimah. "Islam sempurna, sulit bagiku untuk membantah segala
macam hal yang kupelajari dalam Islam. Dengan Islam aku merasa lebih
terbimbing."

Cerita-cerita mereka yang menemukan Islam di Amerika Serikat banyak
sekali, meningkat bersamaan dengan gelombang tekanan atas masyarakat
muslim di berbagai belahan dunia. Benarlah perkataan seorang ulama:
"Mereka dapat menindas muslim, namun mereka tidak akan pernah bisa
menindas Islam."

Beberapa muslimah mengaku sangat nyaman mengenakan kerudung. Tak ada sorot
mata jalang, tak ada mulut dan tangan yang usil yang mengganggu. Bahkan
muslimah berjilbab selalu merasa sangat dihormati orang lain.

Hillary Saunders, seorang wartawati mualaf asal Inggris yang kini berkerja
di al-Jazeera.net di Qatar mengenakan Jilbab dengan penuh rasa bangga.
"Sejak memeluk Islam, aku memutuskan untuk berpakaian Islami dan
mengenakan jilbab.. (demi) perlindungan diri dengan berpakaian sopan,
tidak untuk memamerkan diri atau menarik perhatian lawan jenis, serta
mencegah iri hati."
 
Back
Top