Pendaftar Nama Domain Menurun, Cybersquatting Suram

irigster

New member
Tanggal: 08 Jan 2002
Sumber: Kompas.com


NamaDomain.com, Cybersquatting, atau pembelian nama-nama domain Internet untuk kemudian dijual lagi dengan harga lebih mahal, sepertinya akan mengalami masa suram seiring dengan menurunnya permintaan nama domain baru. Bisnis itu sempat menghasilkan uang dalam jumlah besar ketika terjadi booming dotcom dimana banyak orang atau instansi beramai-ramai membuat situs di Internet.

Seperti diberitakan sebelumnya, perusahaan riset Internet asal Inggris, Netcraft, menemukan bahwa jumlah situs Web turun sebanyak 182.142 situs dari bulan November hingga Desember 2001. Pada bulan November, terdapat 36.458.394 situs, namun jumlahnya menjadi 36.276.252 pada bulan Desember lalu.


Penurunan tersebut, menurut para analis mempengaruhi peruntungan para cybersquatter. Mereka tidak lagi berani membeli nama-nama situs yang diperkirakan akan laku dijual kembali dalam jumlah banyak. Spekulasi mereka pun tidak lagi senekat dahulu, hal yang seringkali menimbulkan kejengkelan karena mereka tidak ubahnya seperti calo tiket.

"Melihat efek sampingan tersebut, penurunan jumlah pendaftar domain Internet tidak selamanya berakibat buruk," ujar Mike Prettejohn, direktur Netcraft mengomentari suramnya bisnis cybersquatting. "Namun bila Anda adalah seorang pemilik perusahaan pendaftar domain, maka masalah ini adalah sesuatu yang buruk karena berarti juga turunnya pendapatan."

Cybersquatting adalah kegiatan yang umurnya hampir sama dengan Web itu sendiri. Pada pertengahan tahun 1990 para spekulator mulai membeli nama-nama domain yang terdengar menarik atau nama-nama yang terkait dengan suatu perusahaan besar, dengan harapan bisa menjualnya kepada pihak-pihak yang membutuhkan itu dengan harga tinggi.

Praktek "percaloan Internet" itu mencapai puncaknya tahun 1999 dan 2000 saat dotcom mengalami booming. Pada waktu itu banyak sekali situs-situs Internet bermunculan, dan mereka mencari nama-nama bagus yang mudah diingat. Namun kenyataannya nama-nama itu telah dibeli oleh para cybersquatter. Tidak hanya nama "indah" yang mereka kuasai, nama-nama orang terkenal pun mereka daftarkan dengan harapan orang-orang itu bersedia membayar mahal untuk situs mereka.

Namun dengan berjalannya waktu, bulan madu para cybersquatter-pun mulai berakhir. Pertama mereka banyak dihadapkan pada perkara pengadilan yang memberikan hak-hak lebih banyak pada pemilik nama asli atau perusahaan yang namanya atau trade mark-nya dipakai orang lain. Selanjutnya mereka juga harus menghadapi kenyataan bahwa permintaan akan nama-nama indah itu tidak lagi segencar dulu.

World Intellectual Property Organization (WIPO), badan yang mengurusi masalah sengketa nama domain melaporkan jumlah persengketaan turun menjadi hanya 1.502 kasus pada tahun 2001 dari 1.841 kasus di tahun 2000.

Namun demikian kegiatan "calo web" itu tidak berhenti begitu saja. Beberapa saat lalu nama-nama situs seperti Findbinladen.com hingga America.com ditawarkan lewat lelang dengan harga mulai dari 15 juta dollar AS, meski hanya sedikit pihak yang tertarik.
 
Back
Top