PENDERITA DIABETES BOLEH PUASA?
Apa saja yang perlu di perhatikan jika penderita diabetes ingin menjalankan ibadah puasa?
Diabetes adalah penyakit menahun yang tidak dapat disembuhkan, tetapi bisa dan seharusnya dapat dikendalikan supaya terhindar dari komplikasi, baik yang mendadak maupun yang menahun. Oleh karena itu, tak heran jika penyandang diabetes ( diabetisi ) selalu didorong untuk tidak bersikap ''berbeda'' dengan mereka yang tanpa diabetes. Tentunya dengan beberapa perkecualian dan penyesuaian, misalnya makanan, olahraga, dan pekerjaan.
Artinya, diabetisi boleh saja berpuasa asal mewaspadai beberapa hal. ''Di antaranya risiko gula darah terlalu rendah ( hipoglikemia ), gula darah terlalu tinggi ( hiperglikemia ), darah menjadi asam, dan kekurangan cairan sehingga timbul bekuan di pembuluh darah,'' jelas Dr. A.B. Wardoyo,Sp.PD dari RS Premier Bintaro saat acara ''Diabetes Gathering'' di Jakarta beberapa waktu lalu.
Supaya puasa tidak menimbulkan kesulitan bagi penyandang diabetes, khususnya yang sedang minum obat dan insulin, diabetisi perlu melengkapi diri dengan pengetahuan yang benar tentang diabetes saat berpuasa. Untuk itu, Wardoyo menyarankan, sebelum puasa sebaiknya periksa dan berkonsultasi ke dokter dan ahli gizi. Misalnya, jika sebelumnya minum obat setiap pagi, siang, sore diubah menjadi saat sahur dan saat berbuka.
Cadangan Energi
Makanan merupakan sumber tenaga atau energi yang dipakai untuk bekerja alat-alat tubuh. Bila masih ada sisa energi, maka sisa ini akan disimpan sebagai energi ( gula ) di hati, untuk sewaktu-waktu dilepaskan sebagai gula ke dalam darah apabila kekurangan makanan. Proses penyimpanan, pemecahan, dan pelepasan gula dari hati ke darah, dan sebaliknya menjadi energi ini dilakukan oleh hormon insulin.
Dalam keadaan tidak ada asupan makanan/energi atau puasa, untuk mempertahankan kadar gula darah, akan terjadi pemecahan cadangan energi ( gula ) di hati menjadi gula di darah sebagai sumber energi. Cadangan energi ( gula ) di hati dapat menjadi sumber gula di darah untuk kebutuhan tubuh selama 12 - 16 jam. ''Jadi, puasa Ramadhan yang sekitar 14 jam tidak mengganggu kesehatan orang nondiabetes,'' lanjut Wardoyo.
Namun, pada diabetisi, terdapat gangguan produksi dan atau kerja insulin, sehingga kemampuan untuk menyimpan sisa/cadangan energi jadi berkurang.
Bila Berpuasa
Bila dokter mengijinkan, ini beberapa hal yang perlu Anda perhatikan untuk berpuasa:
1. Jika Anda tergantung pada insulin, Anda akan membutuhkan lebih sedikit insulin sebelum dimulainya puasa.
2. Jenis insulin juga perlu diubah dari jenis yang biasa Anda pakai.
3. Campuran insulin tidak dianjurkan selama puasa
4. Sebelum memulai puasa atau saat sahur, sebaiknya Anda makan makanan dengan indeks glikemik rendah seperti biji-bijian, buah dan sayuran, serta kacang-kacangan.
5. Periksa kadar glukosa darah Anda lebih sering daripada yang biasa Anda lakukan
6. Ketika Anda berbuka puasa, makanlah sejumlah kecil makanan - jangan makan berlebih, dan hindari hanya makan makanan manis atau berlemak.
7. Pada akhir puasa Anda harus minum banyak cairan bebas gula dan kafein untuk menghindari dehidrasi.
Jika Anda memiliki komplikasi yang terkait dengan diabetes, seperti penglihatan yang buruk atau penyakit jantung atau ginjal, resiko kekambuhannya akan sangat tinggi dan Anda harus mempertimbangkan dengan serius untuk tidak puasa jika dokter mengatakan demikian.
Bagi orang-orang dengan diabetes yang memakai insulin tertentu, puasa membawa risiko hipoglikemia. Jika Anda merasa bahwa Anda mengalami hipoglikemia, segera batalkan puasa Anda, lalu istirahat konsumsi cairan manis diikuti oleh makanan bertepung. Karena jika tidak, Anda mungkin akan membahayakan tubuh dan membutuhkan perhatian medis
Anda dapat mengalami kadar glukosa darah tinggi selama puasa jika tidak minum obat yang dianjurkan atau jika Anda kurang aktif secara fisik. Anda harus tetap aktif secara fisik tapi hindari aktivitas fisik yang berat.
Pola Makan
Sebuah studi 2010 yang diterbitkan dalam British Medical Journal menemukan bahwa perubahan pola makan selama bulan Ramadan meningkatkan risiko hiperglikemia parah secara signifikan.
Adapun pengaturan pola makan untuk diabetesi :
1. sebelum sholat maghrib, makanan ringan (10% dari total kalori harian)
2. sesudah sholat maghrib, makanan utama (40%)
3. setelah tarawih, makanan ringan (10%)
4. saat sahur, makanan utama (40%)
Berpuasa merupakan ibadah penting yang merupakan rukun Islam. Namun menghindari mudharat lebih utama ketimbang mengambil manfaat. Untuk mereka yang belum dianjurkan berpuasa, maka bisa mengganti puasanya di lain waktu dan mengoptimalkan ibadah lain selama bulan Ramadhan. Selamat berpuasa.
SUMBER
http://suhuair.blogspot.co.id/2016/10/penderita-diabetes-boleh-puasa.html
Apa saja yang perlu di perhatikan jika penderita diabetes ingin menjalankan ibadah puasa?
Diabetes adalah penyakit menahun yang tidak dapat disembuhkan, tetapi bisa dan seharusnya dapat dikendalikan supaya terhindar dari komplikasi, baik yang mendadak maupun yang menahun. Oleh karena itu, tak heran jika penyandang diabetes ( diabetisi ) selalu didorong untuk tidak bersikap ''berbeda'' dengan mereka yang tanpa diabetes. Tentunya dengan beberapa perkecualian dan penyesuaian, misalnya makanan, olahraga, dan pekerjaan.
Artinya, diabetisi boleh saja berpuasa asal mewaspadai beberapa hal. ''Di antaranya risiko gula darah terlalu rendah ( hipoglikemia ), gula darah terlalu tinggi ( hiperglikemia ), darah menjadi asam, dan kekurangan cairan sehingga timbul bekuan di pembuluh darah,'' jelas Dr. A.B. Wardoyo,Sp.PD dari RS Premier Bintaro saat acara ''Diabetes Gathering'' di Jakarta beberapa waktu lalu.
Supaya puasa tidak menimbulkan kesulitan bagi penyandang diabetes, khususnya yang sedang minum obat dan insulin, diabetisi perlu melengkapi diri dengan pengetahuan yang benar tentang diabetes saat berpuasa. Untuk itu, Wardoyo menyarankan, sebelum puasa sebaiknya periksa dan berkonsultasi ke dokter dan ahli gizi. Misalnya, jika sebelumnya minum obat setiap pagi, siang, sore diubah menjadi saat sahur dan saat berbuka.
Cadangan Energi
Makanan merupakan sumber tenaga atau energi yang dipakai untuk bekerja alat-alat tubuh. Bila masih ada sisa energi, maka sisa ini akan disimpan sebagai energi ( gula ) di hati, untuk sewaktu-waktu dilepaskan sebagai gula ke dalam darah apabila kekurangan makanan. Proses penyimpanan, pemecahan, dan pelepasan gula dari hati ke darah, dan sebaliknya menjadi energi ini dilakukan oleh hormon insulin.
Dalam keadaan tidak ada asupan makanan/energi atau puasa, untuk mempertahankan kadar gula darah, akan terjadi pemecahan cadangan energi ( gula ) di hati menjadi gula di darah sebagai sumber energi. Cadangan energi ( gula ) di hati dapat menjadi sumber gula di darah untuk kebutuhan tubuh selama 12 - 16 jam. ''Jadi, puasa Ramadhan yang sekitar 14 jam tidak mengganggu kesehatan orang nondiabetes,'' lanjut Wardoyo.
Namun, pada diabetisi, terdapat gangguan produksi dan atau kerja insulin, sehingga kemampuan untuk menyimpan sisa/cadangan energi jadi berkurang.
Bila Berpuasa
Bila dokter mengijinkan, ini beberapa hal yang perlu Anda perhatikan untuk berpuasa:
1. Jika Anda tergantung pada insulin, Anda akan membutuhkan lebih sedikit insulin sebelum dimulainya puasa.
2. Jenis insulin juga perlu diubah dari jenis yang biasa Anda pakai.
3. Campuran insulin tidak dianjurkan selama puasa
4. Sebelum memulai puasa atau saat sahur, sebaiknya Anda makan makanan dengan indeks glikemik rendah seperti biji-bijian, buah dan sayuran, serta kacang-kacangan.
5. Periksa kadar glukosa darah Anda lebih sering daripada yang biasa Anda lakukan
6. Ketika Anda berbuka puasa, makanlah sejumlah kecil makanan - jangan makan berlebih, dan hindari hanya makan makanan manis atau berlemak.
7. Pada akhir puasa Anda harus minum banyak cairan bebas gula dan kafein untuk menghindari dehidrasi.
Jika Anda memiliki komplikasi yang terkait dengan diabetes, seperti penglihatan yang buruk atau penyakit jantung atau ginjal, resiko kekambuhannya akan sangat tinggi dan Anda harus mempertimbangkan dengan serius untuk tidak puasa jika dokter mengatakan demikian.
Bagi orang-orang dengan diabetes yang memakai insulin tertentu, puasa membawa risiko hipoglikemia. Jika Anda merasa bahwa Anda mengalami hipoglikemia, segera batalkan puasa Anda, lalu istirahat konsumsi cairan manis diikuti oleh makanan bertepung. Karena jika tidak, Anda mungkin akan membahayakan tubuh dan membutuhkan perhatian medis
Anda dapat mengalami kadar glukosa darah tinggi selama puasa jika tidak minum obat yang dianjurkan atau jika Anda kurang aktif secara fisik. Anda harus tetap aktif secara fisik tapi hindari aktivitas fisik yang berat.
Pola Makan
Sebuah studi 2010 yang diterbitkan dalam British Medical Journal menemukan bahwa perubahan pola makan selama bulan Ramadan meningkatkan risiko hiperglikemia parah secara signifikan.
Adapun pengaturan pola makan untuk diabetesi :
1. sebelum sholat maghrib, makanan ringan (10% dari total kalori harian)
2. sesudah sholat maghrib, makanan utama (40%)
3. setelah tarawih, makanan ringan (10%)
4. saat sahur, makanan utama (40%)
Berpuasa merupakan ibadah penting yang merupakan rukun Islam. Namun menghindari mudharat lebih utama ketimbang mengambil manfaat. Untuk mereka yang belum dianjurkan berpuasa, maka bisa mengganti puasanya di lain waktu dan mengoptimalkan ibadah lain selama bulan Ramadhan. Selamat berpuasa.
SUMBER
http://suhuair.blogspot.co.id/2016/10/penderita-diabetes-boleh-puasa.html