Megha
New member
TELAH disebutkan sebelumnya bahwa penurunan kadar testosteron akan bermuara pada penyakit yang cukup serius. Di antaranya adahah disfungsi ereksi (DE). Persoalan DE sangat ditakuti oleh pria di belahan dunia mana pun. Sebab, dampaknya bukan hanya pada penurunan percaya diri, tapi juga depresi akibat tidak bisa membahagiakan dan memuaskan pasangan.
DE sendiri merupakan keadaan di mana pria tidak mampu mencapai atau mempertahankan ereksi secara memadai untuk melakukan hubungan seksuah yang memuaskan pasangannya. DE juga merupakan suatu kecenderungan di mana ereksi hanya terjadi dalam jangka waktu pendek atau sama sekali tidak mampu mencapai ereksi.
Diperkirakan, dan 152 juta pria di seluruh dunia, atau 16 persen dan seluruh pria benusia 25-75 tahun mengalami kesulitan ereksi. Dan diperkirakan pada 2025 seluruh dunia penderita DE akan meningkat menjadi 322 juta. Hingga saat ini hanya 15-20 persen saja penderita DE yang melakukan pengobatan.
DE sebenarnya terjadi akibat dari penyakit berat lainnya semisal obesitas, diabetes, hipertensi dan kolesterol tinggi. Dan perkiraan diketahui bahwa dari 70 persen kasus yang didiagnosa, DE diakibatkan oleh kondisi kesehatan semisal penyakit jantung dan syaraf.
DE juga dapat dikaitkan dengan diabetes, dan tekanan darah tinggi. ?DE juga disebabkan oleh cedera tulang belakang, dan gangguan psikologis semisal kecemasan, rasa bersalah, dan depresi,? tutur Nugroho.
Dari sejumlah penelitian memang diketahui bahwa DE memihiki hubungan yang erat dengan depresi. Yakni kehilangan percaya diri, pandangan yang buruk terhadap jati diri, dan gangguan dalam huhungan interpersonal. (indopos)
DE sendiri merupakan keadaan di mana pria tidak mampu mencapai atau mempertahankan ereksi secara memadai untuk melakukan hubungan seksuah yang memuaskan pasangannya. DE juga merupakan suatu kecenderungan di mana ereksi hanya terjadi dalam jangka waktu pendek atau sama sekali tidak mampu mencapai ereksi.
Diperkirakan, dan 152 juta pria di seluruh dunia, atau 16 persen dan seluruh pria benusia 25-75 tahun mengalami kesulitan ereksi. Dan diperkirakan pada 2025 seluruh dunia penderita DE akan meningkat menjadi 322 juta. Hingga saat ini hanya 15-20 persen saja penderita DE yang melakukan pengobatan.
DE sebenarnya terjadi akibat dari penyakit berat lainnya semisal obesitas, diabetes, hipertensi dan kolesterol tinggi. Dan perkiraan diketahui bahwa dari 70 persen kasus yang didiagnosa, DE diakibatkan oleh kondisi kesehatan semisal penyakit jantung dan syaraf.
DE juga dapat dikaitkan dengan diabetes, dan tekanan darah tinggi. ?DE juga disebabkan oleh cedera tulang belakang, dan gangguan psikologis semisal kecemasan, rasa bersalah, dan depresi,? tutur Nugroho.
Dari sejumlah penelitian memang diketahui bahwa DE memihiki hubungan yang erat dengan depresi. Yakni kehilangan percaya diri, pandangan yang buruk terhadap jati diri, dan gangguan dalam huhungan interpersonal. (indopos)
