Administrator
Administrator
Dulu waktu masih muda, Abah masuk dalam pemilik suara standar untuk jadi mu'adzin (penyeru shalat/adzan). Makanya Abah ditunjuk sebagai mu'adzin disebuah masjid Agung di Bogor. Kami bertugas secara bergiliran dalam seminggu 1 hari (5 waktu shalat).
Pada suatu kejadian, giliran adzan dzuhur tiba. Sound system untuk adzan dan tempat shalat kaum ibu bersebelahan, meski ada hijab tapi bila ada kaum wanita yang ngobrol akan terdengar dari tempat adzan. Saat itu terdengar suara yang sangat Abah kenal, yaitu (dulu pacar) wanita sedang bercanda dengan temannya. Abah dengan agak kurang konsen terus saja menyerukan adzan.
Malangnya, pas sampai kalimat haya 'alaa ..... Abah lupa... Sudah sampai haya'alassholah apa haya'alal falah ya? Sejenak berfikir, akhirnya Abah mengulang dari takbir pertama lagi.
Next time kalo teringat lagi pengalaman katrok Abah akan dituangkan disini lagi sebagai diary yang paling memalyukan.
Pada suatu kejadian, giliran adzan dzuhur tiba. Sound system untuk adzan dan tempat shalat kaum ibu bersebelahan, meski ada hijab tapi bila ada kaum wanita yang ngobrol akan terdengar dari tempat adzan. Saat itu terdengar suara yang sangat Abah kenal, yaitu (dulu pacar) wanita sedang bercanda dengan temannya. Abah dengan agak kurang konsen terus saja menyerukan adzan.
Malangnya, pas sampai kalimat haya 'alaa ..... Abah lupa... Sudah sampai haya'alassholah apa haya'alal falah ya? Sejenak berfikir, akhirnya Abah mengulang dari takbir pertama lagi.
Next time kalo teringat lagi pengalaman katrok Abah akan dituangkan disini lagi sebagai diary yang paling memalyukan.