palupi
New member
Rabu, 12/12/2012 10:41 WIB
Habibie Dihina, Komisi I Minta Menlu Sampaikan Nota Protes ke Malaysia
M Iqbal - detikNews
Jakarta - Kecaman atas tulisan mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainudin Maidin di koran Utusan Malaysia yang menyebut Habibie 'The Dog of Imperialism' terus bergulir. Setelah paripurna DPR sepakat sampaikan nota protes, Kemenlu juga akan menyampaikan hal serupa.
"Komisi I telah meminta kepada pemerintah melalui Menteri Luar Negeri untuk menyampaikan nota protes kepada Malaysia," kata ketua Komisi I Mahfud Siddiq kepada detikcom, Rabu (12/12/2012).
Menurutnya, artikel itu memang ditulis oleh perorangan mantan menteri penerangan Malaysia, tetapi Habibie adalah seorang mantan presiden Indonesia yang sama sebagai simbol negara.
"Walau itu disampaikan oleh perorangan, tapi itu ditujukan kepada Habibie sebagai mantan Presiden. Itu pertimbangan kita (menyampaikan nota protes kepada Malaysia)," ucapnya.
"Ya memang itu terkait dinamika politik mereka antar Anwar Ibrahim dan pemerintah, tapi tidak pantas Anwar Ibrahim dikaitkan dengan menghina Habibie," lanjut politisi PKS itu.
Kemudian apakah Komisi I akan memanggil Dubes Malaysia, menurutnya hal itu belum jadi pembahasan di Komisi I jadi belum diwacanakan.
"Pemanggilan Dubes belum ada pembahasan di Komisi I, hanya nota protes itu saja," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, sebuah tulisan panjang di media Malaysia karya mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainudin Maidin untuk rubrik Tajuk Rencana (Editorial) terbitan Senin, 10 Desember 2012 yang mengupas soal persamaan antara tokoh oposisi Anwar Ibrahim dengan mantan presiden Indonesia, BJ Habibie.
Bagian yang bernada provokatif adalah ketika penulis menyebutkan Habibie sebagai pengkhianat bangsa Indonesia. Zainuddin menulis dengan judul "Persamaan BJ Habibie dengan Anwar Ibrahim". Di media yang menjadi saluran resmi pemerintah itu, Zainuddin menggambarkan Habibie sebagai sosok egois, memualkan, serta pengkhianat bangsa.
Dalam tulisan itu, Zainudin menuduh Habibie telah 'menggunting dalam lipatan' pemerintah Soeharto. Begitupun dengan yang dilakukan Anwar terhadap pemerintah Mahathir Mohammad. Menurut Zainuddin, Habibie menjadi pengkhianat bangsa dengan menuruti kehendak Barat untuk melepas Timor Timur. Sementara Anwar dituduh pengkhianat karena keinginannya menyerahkan persoalan ekonomi kepada IMF.
"Bagaimana pun Habibie sempat menjadi Presiden dan mengkhianati bangsa dan negaranya setelah menjadi Presiden, tetapi Anwar mahu menyerahkan negara ini kepada IMF dan New Imperialis sebelum sempat menjadi Perdana Menteri. Allah telah menyelamatkan rakyat Malaysia," tulis zainuddin.
Sebutan yang paling menyakitkan lagi dalam tulisan tersebut adalah baik Habibie maupun Anwar disebut sebagai 'The Dog of Imperialism'.
"Pada hakikatnya mereka berdua (Habibie dan Anwar) tidak lebih daripada “The Dog Of Imperialism," tulis Zainuddin dalam akhir tulisannya.
Sekadar diketahui, hubungan Habibie dan Anwar cukup akrab. Anwar -- yang hendak mengikuti Pemilu Malaysia 2013 -- mengundang Habibie memberi ceramah di Universitas Selangor pada Kamis 6 Desember 2012 lalu. Undangan itu sebagai balasan atas kunjungan Anwar pada 28 November yang datang ke Jakarta untuk menghadiri 'Celebrating The Habibie Center's 13th Anniversary and Democracy Take-Off? The BJ Habibie Period. Anwar Ibrahim, mantan Wakil PM Malaysia, memuji Habibie dengan menyebut era Habibie yang singkat membawa perubahan besar di Indonesia.
(bal/rmd)
Habibie Dihina, Komisi I Minta Menlu Sampaikan Nota Protes ke Malaysia
M Iqbal - detikNews
Jakarta - Kecaman atas tulisan mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainudin Maidin di koran Utusan Malaysia yang menyebut Habibie 'The Dog of Imperialism' terus bergulir. Setelah paripurna DPR sepakat sampaikan nota protes, Kemenlu juga akan menyampaikan hal serupa.
"Komisi I telah meminta kepada pemerintah melalui Menteri Luar Negeri untuk menyampaikan nota protes kepada Malaysia," kata ketua Komisi I Mahfud Siddiq kepada detikcom, Rabu (12/12/2012).
Menurutnya, artikel itu memang ditulis oleh perorangan mantan menteri penerangan Malaysia, tetapi Habibie adalah seorang mantan presiden Indonesia yang sama sebagai simbol negara.
"Walau itu disampaikan oleh perorangan, tapi itu ditujukan kepada Habibie sebagai mantan Presiden. Itu pertimbangan kita (menyampaikan nota protes kepada Malaysia)," ucapnya.
"Ya memang itu terkait dinamika politik mereka antar Anwar Ibrahim dan pemerintah, tapi tidak pantas Anwar Ibrahim dikaitkan dengan menghina Habibie," lanjut politisi PKS itu.
Kemudian apakah Komisi I akan memanggil Dubes Malaysia, menurutnya hal itu belum jadi pembahasan di Komisi I jadi belum diwacanakan.
"Pemanggilan Dubes belum ada pembahasan di Komisi I, hanya nota protes itu saja," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, sebuah tulisan panjang di media Malaysia karya mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainudin Maidin untuk rubrik Tajuk Rencana (Editorial) terbitan Senin, 10 Desember 2012 yang mengupas soal persamaan antara tokoh oposisi Anwar Ibrahim dengan mantan presiden Indonesia, BJ Habibie.
Bagian yang bernada provokatif adalah ketika penulis menyebutkan Habibie sebagai pengkhianat bangsa Indonesia. Zainuddin menulis dengan judul "Persamaan BJ Habibie dengan Anwar Ibrahim". Di media yang menjadi saluran resmi pemerintah itu, Zainuddin menggambarkan Habibie sebagai sosok egois, memualkan, serta pengkhianat bangsa.
Dalam tulisan itu, Zainudin menuduh Habibie telah 'menggunting dalam lipatan' pemerintah Soeharto. Begitupun dengan yang dilakukan Anwar terhadap pemerintah Mahathir Mohammad. Menurut Zainuddin, Habibie menjadi pengkhianat bangsa dengan menuruti kehendak Barat untuk melepas Timor Timur. Sementara Anwar dituduh pengkhianat karena keinginannya menyerahkan persoalan ekonomi kepada IMF.
"Bagaimana pun Habibie sempat menjadi Presiden dan mengkhianati bangsa dan negaranya setelah menjadi Presiden, tetapi Anwar mahu menyerahkan negara ini kepada IMF dan New Imperialis sebelum sempat menjadi Perdana Menteri. Allah telah menyelamatkan rakyat Malaysia," tulis zainuddin.
Sebutan yang paling menyakitkan lagi dalam tulisan tersebut adalah baik Habibie maupun Anwar disebut sebagai 'The Dog of Imperialism'.
"Pada hakikatnya mereka berdua (Habibie dan Anwar) tidak lebih daripada “The Dog Of Imperialism," tulis Zainuddin dalam akhir tulisannya.
Sekadar diketahui, hubungan Habibie dan Anwar cukup akrab. Anwar -- yang hendak mengikuti Pemilu Malaysia 2013 -- mengundang Habibie memberi ceramah di Universitas Selangor pada Kamis 6 Desember 2012 lalu. Undangan itu sebagai balasan atas kunjungan Anwar pada 28 November yang datang ke Jakarta untuk menghadiri 'Celebrating The Habibie Center's 13th Anniversary and Democracy Take-Off? The BJ Habibie Period. Anwar Ibrahim, mantan Wakil PM Malaysia, memuji Habibie dengan menyebut era Habibie yang singkat membawa perubahan besar di Indonesia.
(bal/rmd)