Ristaanisa6
New member
Tukak lambung adalah suatu penyakit pada saluran pencernaan yang ditandai dengan adanya kerusakan pada mukosa lambung dengan gejala rasa panas seperti terbakar pada perut, mual, dan kembung. Tujuan dari pengobatan tukak lambung adalah untuk mengurangi dan menetralkan asam lambung, menghilangkan faktor penyebab, meringankan atau menghilangkan nyeri epigastrik, mencegah kekambuhan, memperkuat system perlindungan mukosa dan mencegah terjadinya komplikasi yang serius (hemoragi, perforasi, obstruksi).
Strategi terapi pada tukak lambung dilakukan dengan 2 cara, yaitu terapi non farmakologi (tanpa menggunakan obat) dan terapi farmakologi (dengan menggunakan obat).
a. Terapi non farmakologi (tanpa menggunakan obat)
Terapi non farmakologis (tanpa menggunakan obat) bagi penderita tukak lambung dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Istirahat yang cukup. Diusahakan pada malam hari dapat tidur ± 8 jam, dan pada siang hari dapat beristirahat dengan berbaring atau duduk rileks selama ± 1 jam.
Makan secara teratur pada jam tertentu. Makan diatur tiga kali makan lengkap dan tiga kali makanan ringan. Tiap tiga jam sekali lambung harus diisi dengan makanan.
Menghindari makanan yang dapat menstimulasi produksi asam, seperti makanan pedas, asam, alkohol dan kafein (kopi, teh, cola) dan berhenti merokok.
Dianjurkan untuk minum susu, karena susu dapat berfungsi untuk menetralkan asam lambung yang berlebihan. Susu juga mengandung banyak protein dan kalsium yang berguna untuk proses penggantian sel-sel jaringan tubuh.
Makan dengan tenang, tidak terburu-buru dan dikunyah sampai lembut sehingga dapat membantu meringankan kerja lambung.
Menghindari pemakaian obat yang dapat menimbulkan iritasi lambung misalnya vitamin C, dan obat-obat golongan NSAID (ibuprofen, aspirin, meloxicam, piroxicam dan sebagainya).
Mengurangi atau menghilangkan stres. Pola hidup harus tenang dengan menjauhkan dari kesibukan, kegelisahan dan faktor-faktor stres lainnya.
b. Terapi farmakologi (dengan menggunakan obat)
Terapi farmakologi (dengan obat) bagi penderita tukak lambung dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obat sebagai berikut :
1. Antasida
Antasida paling banyak digunakan sebagai obat sakit maag yang tepat. Obat ini berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri di lambung dengan cepat. Antasida adalah basa-basa lemah yang berfungsi untuk mengikat secara kimiawi dan menetralkan asam di dalam lambung. Efeknya adalah mempertahankan pH cairan lambung antara 3 – 5, yang mengakibatkan berkurangnya kerja proteolitis dari pepsin yang kerja optimalnya pada pH 2. Antasida biasanya terdiri dari zat aktif yang mengandung alumunium hidroksida, magnesium hidroksida, dan kalsium. Terkadang antasida dikombinasikan juga dengan antiflatulen seperti simetikon dan dimetikon untuk mencegah terjadinya gejala kembung.
Antasida dapat diminum pada saat perut kosong atau 1 jam setelah makan. Efeknya bisa bertahan 20 – 60 menit bila diminum pada perut kosong dan dapat bertahan sampai 3 jam bila diminum 1 jam setelah makan. Obat dalam bentuk tablet harus dikunyah sebelum ditelan agar lebih cepat bereaksi dengan asam lambung.
Efek samping yang sering muncul dari antasida dengan zat aktif alumunium hidroksida adalah konstipasi (sembelit). Sedangkan antasida dengan zat aktif magnesium hidroksida dapat menyebabkan diare, sehingga kedua zat aktif ini sering dikombinasikan agar efek samping dapat diminimalisir.
2. Antagonis Reseptor H2
Di dalam tubuh terdapat reseptor H2 yang berperan dalam pengeluaran getah-getah selaput lendir seperti selaput lendir mulut, hidung dan saluran pencernaan termasuk lambung. Obat-obat golongan antagonis reseptor H2 ini juga bisa digunakan sebagai obat asam lambung dan menempati reseptor histamin-H2 secara efektif disekitar permukaan sel-sel parietal, sehingga akan memblokir sementara fungsi reseptor H2. Akibat dari penghambatan ini sekresi asam lambung dan pepsin menjadi berkurang. Yang termasuk dalam golongan obat ini ialah simetidin, ranitidin, famotidin, dan roxatidin.
3. Penghambat Pompa Proton
Golongan obat ini berfungsi untuk mengontrol sekresi asam lambung dengan cara menghambat pompa proton yang mentransport ion H+ secara selektif keluar dari sel-sel parietal lambung. Dalam dosis tertentu kadar penghambatan terhadap asam lambung pada umumnya lebih kuat dari pada obat golongan antagonis reseptor H2. Yang termasuk golongan obat ini adalah omeprazol, lansoprazol, rabeprazol, pantoprazol, dan esomeprazol.
4. Obat Pelindung Mukosa
Cara kerja dari obat ini yaitu membentuk lapisan pelindung pada permukaan mukosa yang mengalami erosi atau tukak. Obat ini mempunyai efek perlindungan terhadap mukosa dari serangan asam, pepsin dan garam empedu. Yang termasuk dalam obat ini adalah sukralfat, bismuth subsalisilat, aluminium hidroksida.
5. Analog Prostaglandin-E
Mukosa lambung menghasilkan prostaglandin, yang berperan untuk menghambat sekresi asam dan merangsang sekresi mukus dan bikarbonat (efek sitoprotektif). Kekurangan prostaglandin ini diduga terlibat dalam patogenesis tukak lambung. Misoprostol merupakan analog dari prostaglandin E yang digunakan untuk pengobatan tukak lambung. Obat ini mempunyai efek menghambat secara langsung sekresi asam di sel-sel parietal dan melindungi mukosa dengan jalan merangsang sekresi mukus dan bikarbonat. Obat ini digunakan untuk tukak lambung yang disebabkan oleh penggunaan NSAID.
6. Antibiotika
Bila tukak lambung disebabkan oleh adanya infeksi H. Pylori, maka pengobatannya diperlukan dengan antibiotik. Untuk membasmi H. Pylori dan mencapai penyembuhan menyeluruh obat ini digunakan dalam bentuk kombinasi 2 antibiotik dengan obat tukak lambung yang lain. Antibiotik yang digunakan dalam pengobatan tukak lambung antara lain, amoksisilin, tetrasiklin, klaritomisin dan metronidazol.
Strategi terapi pada tukak lambung dilakukan dengan 2 cara, yaitu terapi non farmakologi (tanpa menggunakan obat) dan terapi farmakologi (dengan menggunakan obat).
a. Terapi non farmakologi (tanpa menggunakan obat)
Terapi non farmakologis (tanpa menggunakan obat) bagi penderita tukak lambung dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Istirahat yang cukup. Diusahakan pada malam hari dapat tidur ± 8 jam, dan pada siang hari dapat beristirahat dengan berbaring atau duduk rileks selama ± 1 jam.
Makan secara teratur pada jam tertentu. Makan diatur tiga kali makan lengkap dan tiga kali makanan ringan. Tiap tiga jam sekali lambung harus diisi dengan makanan.
Menghindari makanan yang dapat menstimulasi produksi asam, seperti makanan pedas, asam, alkohol dan kafein (kopi, teh, cola) dan berhenti merokok.
Dianjurkan untuk minum susu, karena susu dapat berfungsi untuk menetralkan asam lambung yang berlebihan. Susu juga mengandung banyak protein dan kalsium yang berguna untuk proses penggantian sel-sel jaringan tubuh.
Makan dengan tenang, tidak terburu-buru dan dikunyah sampai lembut sehingga dapat membantu meringankan kerja lambung.
Menghindari pemakaian obat yang dapat menimbulkan iritasi lambung misalnya vitamin C, dan obat-obat golongan NSAID (ibuprofen, aspirin, meloxicam, piroxicam dan sebagainya).
Mengurangi atau menghilangkan stres. Pola hidup harus tenang dengan menjauhkan dari kesibukan, kegelisahan dan faktor-faktor stres lainnya.
b. Terapi farmakologi (dengan menggunakan obat)
Terapi farmakologi (dengan obat) bagi penderita tukak lambung dapat dilakukan dengan menggunakan obat-obat sebagai berikut :
1. Antasida
Antasida paling banyak digunakan sebagai obat sakit maag yang tepat. Obat ini berfungsi untuk mengurangi rasa nyeri di lambung dengan cepat. Antasida adalah basa-basa lemah yang berfungsi untuk mengikat secara kimiawi dan menetralkan asam di dalam lambung. Efeknya adalah mempertahankan pH cairan lambung antara 3 – 5, yang mengakibatkan berkurangnya kerja proteolitis dari pepsin yang kerja optimalnya pada pH 2. Antasida biasanya terdiri dari zat aktif yang mengandung alumunium hidroksida, magnesium hidroksida, dan kalsium. Terkadang antasida dikombinasikan juga dengan antiflatulen seperti simetikon dan dimetikon untuk mencegah terjadinya gejala kembung.
Antasida dapat diminum pada saat perut kosong atau 1 jam setelah makan. Efeknya bisa bertahan 20 – 60 menit bila diminum pada perut kosong dan dapat bertahan sampai 3 jam bila diminum 1 jam setelah makan. Obat dalam bentuk tablet harus dikunyah sebelum ditelan agar lebih cepat bereaksi dengan asam lambung.
Efek samping yang sering muncul dari antasida dengan zat aktif alumunium hidroksida adalah konstipasi (sembelit). Sedangkan antasida dengan zat aktif magnesium hidroksida dapat menyebabkan diare, sehingga kedua zat aktif ini sering dikombinasikan agar efek samping dapat diminimalisir.
2. Antagonis Reseptor H2
Di dalam tubuh terdapat reseptor H2 yang berperan dalam pengeluaran getah-getah selaput lendir seperti selaput lendir mulut, hidung dan saluran pencernaan termasuk lambung. Obat-obat golongan antagonis reseptor H2 ini juga bisa digunakan sebagai obat asam lambung dan menempati reseptor histamin-H2 secara efektif disekitar permukaan sel-sel parietal, sehingga akan memblokir sementara fungsi reseptor H2. Akibat dari penghambatan ini sekresi asam lambung dan pepsin menjadi berkurang. Yang termasuk dalam golongan obat ini ialah simetidin, ranitidin, famotidin, dan roxatidin.
3. Penghambat Pompa Proton
Golongan obat ini berfungsi untuk mengontrol sekresi asam lambung dengan cara menghambat pompa proton yang mentransport ion H+ secara selektif keluar dari sel-sel parietal lambung. Dalam dosis tertentu kadar penghambatan terhadap asam lambung pada umumnya lebih kuat dari pada obat golongan antagonis reseptor H2. Yang termasuk golongan obat ini adalah omeprazol, lansoprazol, rabeprazol, pantoprazol, dan esomeprazol.
4. Obat Pelindung Mukosa
Cara kerja dari obat ini yaitu membentuk lapisan pelindung pada permukaan mukosa yang mengalami erosi atau tukak. Obat ini mempunyai efek perlindungan terhadap mukosa dari serangan asam, pepsin dan garam empedu. Yang termasuk dalam obat ini adalah sukralfat, bismuth subsalisilat, aluminium hidroksida.
5. Analog Prostaglandin-E
Mukosa lambung menghasilkan prostaglandin, yang berperan untuk menghambat sekresi asam dan merangsang sekresi mukus dan bikarbonat (efek sitoprotektif). Kekurangan prostaglandin ini diduga terlibat dalam patogenesis tukak lambung. Misoprostol merupakan analog dari prostaglandin E yang digunakan untuk pengobatan tukak lambung. Obat ini mempunyai efek menghambat secara langsung sekresi asam di sel-sel parietal dan melindungi mukosa dengan jalan merangsang sekresi mukus dan bikarbonat. Obat ini digunakan untuk tukak lambung yang disebabkan oleh penggunaan NSAID.
6. Antibiotika
Bila tukak lambung disebabkan oleh adanya infeksi H. Pylori, maka pengobatannya diperlukan dengan antibiotik. Untuk membasmi H. Pylori dan mencapai penyembuhan menyeluruh obat ini digunakan dalam bentuk kombinasi 2 antibiotik dengan obat tukak lambung yang lain. Antibiotik yang digunakan dalam pengobatan tukak lambung antara lain, amoksisilin, tetrasiklin, klaritomisin dan metronidazol.