Pengungkap Contek Massal Raih Kejujuran Award

Miki_Miki

New member
Pengungkap Contek Massal Raih Kejujuran Award
Kamis, 30/06/2011 22:45 WIB



Jakarta - Alif Ahmad Maulana (12) dan ibunya, Siami meraih 'Kejujuran Award' dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Keberanian keduanya membuka skandal praktik contek massal di SDN 2 Gadel, Surabaya menjadi alasannya.

"Gerakan ini saya harap bukan seremonial simbolik saja, tapi betul-betul mengajak anak-anak Indonesia untuk menanam kejujuran mulai dari diri masing-masing yang kemudian diekspresikan di berbagai aktivitas kehidupan dan mengajak lingkungan masyarakat dari mulai lingkup terdekat sampai yang luas," kata Ketua KPAI Maria Ulfah dalam penyerahan 'Anugerah Kejujuran dan Soft Launching Gerakan Anak Indonesia', di kantor KPAI, Jl Teuku Umar, Jakarta, Kamis (30/6/2011).

Menurut Maria Ulfah, skandal contek massal mengindikasikan kebohongan telah menjadi budaya sistemik disemua lini kehidupan. Sehingga saat ada Alif dan Siami mencoba melawan kebohongan, justru dilawan oleh lingkungannya.

"Pengalaman yang dialami Alif dan Ibu Siami sebagai momentum saja. Kita sudah melihat ketidakjujuran terjadi secara sistemik di berbagai sektor kehidupan, dari mulai tingkat tinggi pengambil keputusan sampai aparat penegakan hukum di tingkat bawah, yang dapat merupakan indikasi korupsi. Tapi yang terjadi apa, lagi-lagi semua diam," ungkapnya.

Mendapat penghargaan tersebut, Siami tidak menyangka. Sebab, saat dirinya mengungkap pertama kali skandal tersebut ke ke sekolah dan pengawas, justru didemo dan diusir dari desanya. Siami dianggap melawan kebohongan yang telah dibenarkan secara sosial.

"Dari awal saya tidak pernah mengharapkan apa pun kecuali hanya kejujuran. Saya tidak menyangka ini semua akan terjadi pada kami. Sekarang ternyata banyak dukungan dari semua orang. Dan sekali lagi saya hanya mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang memberikan dukungan. Maaf bila kami tidak dapat membalas apapun, ujar Siami.

Skandal ini bermula saat Alif diminta menyebarkan contekan Ujian Nasional (UN) ke teman-temannya di SDN 2 Gadel, Surabaya. Namun dia menolak dengan alasan takut berdosa. Sikap ini membuat wali kelas Alif berang karena takut murid-muridnya tidak lulus UN.

Saat mengadu ke ibunya, gelombang protes datang tidak hanya dari sekolahnya saja, melainkan dari orangtua dan wali murid yang takut anak-anaknya tidak lulus. Massa sempat mendemo rumah Siami dan mengusir buruh pabril tersebut keluar dari desanya.

Beruntung kasus ini tercium media dan langsung memunculkan simpati publik ke Siami dan Alif. Saat ini, wali kelas Alif sudah di-nonaktifkan. Begitu juga dengan kepala sekolah SDN 2 Gadel. Sekarang, Alif sedang menunggu hasil ujian di SMPN I Surabaya.



sumber
 
bisa saja, paling banter dimutasi, klo masyarakat dah lupa balik lagi deh :D
trus mendiknasnya yang dulu ikut membantah bagaimana nih??
 
Back
Top