Penjelasan FAO Kenapa Harga Komoditas Global Anjlok Terus

adidananto

New member
grains4-700x357.jpg



Organisasi Pangan Internasional (FAO) akhirnya angkat bicara mengenai kian tergerusnya harga komoditas global. Menurut FAO, harga komoditas pangan global terus menurun ke tingkat terendahnya dalam hampir enam tahun terakhir disebabkan oleh penurunan yang signifikan terhadap harga sereal yang sedang memasuki masa panen saat ini.

Berdasarkan indeks harga pangan yang dimiliki FAO skor indeks tersebut sudah bergeser ke skor 166,8 poin pada Mei lalu atau turun dari skor 169,2 yang tercatat di bulan April. Jika dipersentasekan maka indeks tersebut mencatat penurunan sebesar 1,4 persen dari bulan sebelumnya dan mencatat penurunan sebesar 20,7 persen dari tahun lalu.

Sebagai informasi saja, menurut PBB nilai skor indeks tersebut adalah yang terendah sejak September 2009 silam. Indeks ini mengukur perubahan bulanan harga internasional terhadap sekeranjang komoditas pangan seperti sereal, daging, minyak sayur, produk susu dan gula. Secara bulanan, maka indeks harga sereal mencatat penurunan 3,8 persen, indeks harga susu mencatat penurunan 2,9 persen dan indeks harga daging mencatat penurunan satu perse. Indeks harga sereal kali ini menyentuh harga terendahnya sejak Juli 2010.

Sementara itu, indeks harga gula naik 2,0 persen, dimana skor ini menunjukkan rebound signifikan untuk pertama kalinya sejak Oktober 2014 lalu. Indeks harga minyak sayur juga naik pada Mei lalu menjadi 2,6 persen, yang sebagian besar didorong oleh kekhawatiran terhadap kondisi El Nino yang kemungkinan akan “menyakiti” produksi minyak sayur di Asia Tenggara.

Selain itu, FAO juga meningkatkan proyeksi perkiraan produksi global untuk gandum, biji-bijian kasar dan beras, ekspektasi panen jagung yang lebih besar di Tiongkok dan Meksiko serta panen gandum lebih banyak di Afrika dan Amerika Utara. FAO juga meramalkan bahwa produksi beras global akan tumbuh sebesar 1,3 persen dari tahun lalu terutama berkat kenaikan produksi beras di seluruh Asia.

Produksi sereal global pada tahun 2015 ini diperkirakan akan menjadi 2.524.000.000 ton, hanya satu persen di bawah rekor tertingginya di tahun lalu. Sementara itu, produksi gandum tahun ini diperkirakan akan tercatat sebesar 723.000.000 ton, atau naik 4 juta ton dari Mei lalu namun turun 0,8 persen dari rekor tahun sebelumnya. Proyeksi kenaikan ini disebabkan oleh sebagian besar panen yang akan diperoleh di Afrika dan Amerika Utara, sedangkan kontraksi akan disumbangkan dari hasil dari penurunan di Uni Eropa, India dan Rusia, yang jika dikombinasikan akan menyumbang sekitar 40 persen terhadap output gandum global.

Harus dipahami bahwa kian tergerusnya harga komoditi hingga hari ini cukup menyulitkan negara-negara yang basis ekspornya mengandalkan komoditas seperti Australia. Saat ini kondisi ekonomi Australia terlihat cukup mandeg, terutama pasca investasi di sektor tambang yang selama ini menjadi penyumbang terbesar terhadap perekonomian Australia tidak lagi menjadi pilihan yang rasional bagi para investor. Hal lain yang juga membebani kinerja ekonomi Australia adalah turunnya harga komoditas yang selama ini menjadi sumber ekspor utama Negeri Kanguru ini.



sumber http://commodity-academy.co.id/2015/06/05/penjelasan-fao-kenapa-harga-komoditas-global-anjlok-terus/
 
iya, komoditas globalnya makin anjlok nih, kira kira apa ya faktor penyebab komoditas global anjlok ya gan ?
 
Back
Top