"?Ia bangun kalau masih malam, lalu menyediakan makanan untuk seisi rumahnya?Ia mengawasi segala perbuatan rumah tangganya?" [ Amsal 31:10-31 ].
Dalam bagian terakhir ini, kita akan melihat bagaimana perilaku atau sikap penolong ideal dalam kaitannya dengan rumah ( rumah tangga ), pekerjaan ( uang ) dan orang lain (yang tertindas dan yang miskin ).
Ayat diatas menegaskan bahwa penolong ideal terfokus pada seisi rumahnya ( rumah tangganya ). Ungkapan, "?menyediakan makanan untuk seisi rumahnya?mengawasi segala perbuatan rumah tangganya", membuktikan bahwa penolong ideal adalah seorang ibu rumah tangga yang baik. Ini tidak berarti penolong ideal tidak bekerja dengan tangannya dan menghasilkan uang, tetapi sekalipun ia mempunyai penghasilan sendiri dari pekerjaan tangannya, namun ia bukanlah tipe "wanita karier", yang kadangkala harus memilih antara rumah tangga atau kariernya.
Penolong ideal sangat memperdulikan rumahnya, sementara suaminya, "dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri" ( ay. 23 ). Fokus penolong ideal adalah rumahnya, sementara suaminya adalah "pintu gerbang". Pada zaman itu, para laki-laki ( tua-tua ) sering berkumpul di pintu gerbang kota dan membicarakan banyak hal terutama nasib dan masa depan kota dimana mereka tinggal. Istilah "pintu gerbang" dan juga istilah "tua-tua", menunjukkan bahwa suami dari penolong ideal memiliki kepemimpinan yang jelas, bukan saja di dalam rumah tangganya tetapi juga ditengah-tengah masyarakat.
Hal ini berarti bahwa penolong ideal mengizinkan dan mendukung kepemimpinan suaminya, baik di rumah maupun ditengah masyarakat kota. Mendukung kepemimpinan suami, bagi seorang isteri, berarti penundukkan diri. Karakter penolong ideal adalah tunduk dan mendukung kepemimpinan suami.
Suami dari penolong ideal bukan saja memiliki kepemimpinan yang jelas, tetapi juga keterkenalan / popularitas. Popularitas seorang suami biasanya didukung oleh keberhasilannya dalam bidang usaha / pekerjaan, jabatannya dan kemampuan-kemampuan lainnya. Semua ini dimungkinkan karena dukungan seorang penolong ideal. Sangat sulit bagi seorang suami dapat berhasil dalam karier, usaha, dan pelayanan, tanpa dukungan yang sungguh-sungguh dari seorang isteri. Disini kita lihat kualitas penolong ideal, yaitu dengan memperhatikan keberhasilan suaminya.
Penolong ideal, bukan saja menundukkan diri dan mendukung suami dalam karier, usaha dan pelayanan, tetapi ia sendiri memiliki pekerjaan yang dapat menghasilkan uang ( ay. 16, 18, 24 ). Mungkin bagi seorang wanita, bekerja dan menghasilkan uang tidak terlalu sulit. Tetapi bagi seorang wanita yang berfokus pada rumahnya ( tidak mengabaikan pekerjaan rumah tangganya ), dan mendukung kepemimpinan suami, serta memiliki pekerjaan yang menghasilkan uang, tentu tidaklah mudah. Tetapi inilah yang dilakukan oleh penolong ideal. Itu sebabnya tertulis, "?biarlah perbuatannya memuji dia dipintu-pintu gerbang" ( ay. 31 ).
Selain semua yang telah disebutkan, penolong ideal juga memiliki hati yang berbelas kasihan kepada yang tertindas dan yang miskin ( ay. 20 ). Nampaknya penolong ideal mempunyai kekuatan dan reputasi dalam segala bidang. Dihadapan Tuhan, ia mempunyai hubungan pribadi yang jelas. Dihadapan suami dan anak-anak, ia dipuji. Dalam pekerjaannya, ia menghasilkan uang. Dihadapan orang lain, khususnya yang tertindas dan miskin, ia mengulurkan tangannya dan berbelas kasihan. Sungguh luar biasa isteri yang cakap ( noble character ) ini. Siapakah akan mendapatkannya ?
Dalam bagian terakhir ini, kita akan melihat bagaimana perilaku atau sikap penolong ideal dalam kaitannya dengan rumah ( rumah tangga ), pekerjaan ( uang ) dan orang lain (yang tertindas dan yang miskin ).
Ayat diatas menegaskan bahwa penolong ideal terfokus pada seisi rumahnya ( rumah tangganya ). Ungkapan, "?menyediakan makanan untuk seisi rumahnya?mengawasi segala perbuatan rumah tangganya", membuktikan bahwa penolong ideal adalah seorang ibu rumah tangga yang baik. Ini tidak berarti penolong ideal tidak bekerja dengan tangannya dan menghasilkan uang, tetapi sekalipun ia mempunyai penghasilan sendiri dari pekerjaan tangannya, namun ia bukanlah tipe "wanita karier", yang kadangkala harus memilih antara rumah tangga atau kariernya.
Penolong ideal sangat memperdulikan rumahnya, sementara suaminya, "dikenal di pintu gerbang, kalau ia duduk bersama-sama para tua-tua negeri" ( ay. 23 ). Fokus penolong ideal adalah rumahnya, sementara suaminya adalah "pintu gerbang". Pada zaman itu, para laki-laki ( tua-tua ) sering berkumpul di pintu gerbang kota dan membicarakan banyak hal terutama nasib dan masa depan kota dimana mereka tinggal. Istilah "pintu gerbang" dan juga istilah "tua-tua", menunjukkan bahwa suami dari penolong ideal memiliki kepemimpinan yang jelas, bukan saja di dalam rumah tangganya tetapi juga ditengah-tengah masyarakat.
Hal ini berarti bahwa penolong ideal mengizinkan dan mendukung kepemimpinan suaminya, baik di rumah maupun ditengah masyarakat kota. Mendukung kepemimpinan suami, bagi seorang isteri, berarti penundukkan diri. Karakter penolong ideal adalah tunduk dan mendukung kepemimpinan suami.
Suami dari penolong ideal bukan saja memiliki kepemimpinan yang jelas, tetapi juga keterkenalan / popularitas. Popularitas seorang suami biasanya didukung oleh keberhasilannya dalam bidang usaha / pekerjaan, jabatannya dan kemampuan-kemampuan lainnya. Semua ini dimungkinkan karena dukungan seorang penolong ideal. Sangat sulit bagi seorang suami dapat berhasil dalam karier, usaha, dan pelayanan, tanpa dukungan yang sungguh-sungguh dari seorang isteri. Disini kita lihat kualitas penolong ideal, yaitu dengan memperhatikan keberhasilan suaminya.
Penolong ideal, bukan saja menundukkan diri dan mendukung suami dalam karier, usaha dan pelayanan, tetapi ia sendiri memiliki pekerjaan yang dapat menghasilkan uang ( ay. 16, 18, 24 ). Mungkin bagi seorang wanita, bekerja dan menghasilkan uang tidak terlalu sulit. Tetapi bagi seorang wanita yang berfokus pada rumahnya ( tidak mengabaikan pekerjaan rumah tangganya ), dan mendukung kepemimpinan suami, serta memiliki pekerjaan yang menghasilkan uang, tentu tidaklah mudah. Tetapi inilah yang dilakukan oleh penolong ideal. Itu sebabnya tertulis, "?biarlah perbuatannya memuji dia dipintu-pintu gerbang" ( ay. 31 ).
Selain semua yang telah disebutkan, penolong ideal juga memiliki hati yang berbelas kasihan kepada yang tertindas dan yang miskin ( ay. 20 ). Nampaknya penolong ideal mempunyai kekuatan dan reputasi dalam segala bidang. Dihadapan Tuhan, ia mempunyai hubungan pribadi yang jelas. Dihadapan suami dan anak-anak, ia dipuji. Dalam pekerjaannya, ia menghasilkan uang. Dihadapan orang lain, khususnya yang tertindas dan miskin, ia mengulurkan tangannya dan berbelas kasihan. Sungguh luar biasa isteri yang cakap ( noble character ) ini. Siapakah akan mendapatkannya ?