SimplyLand
New member
Zat Gizi ASI Saat Proses Ibu Menyusui Bayi
Air susu ibu atau ASI adalah makanan terbaik bagi bayi yang baru saja lahir sampai ia mencapai usia 6 bulan. Ketika proses ibu menyusui bayi berlangsung, sebenarnya sang ibu sudah memberikan zat gizi penting yang terkandung dalam ASI kepada sang buah hati. Hal ini di karenakan dalam ASI banyak mengandung zat gizi seperti enzim yang dapat membantu pencernaan si kecil, hormon, dan juga anti bakteri seperti lisozim, katalase ,peroksidase, ataupun zat penting lainnya.
Tak hanya itu, ASI juga mengandung imunoglobulin yang merupakan sumber utama pertahanan tubuh si kecil dalam melawan serangan infeksi. Di dalam ASI terdapat beberapa komponen pertahanan tubuh lainnya seperti lipase, musin, komplemen, oligosakarida, probiotik, interferon,dan juga laktoferin.
Maka dari itu, ASI memilki peranan yang sangat penting dalam melindungi anak dari serangan infeksi, terutama diare dan ISPA. Badan Kesehatan Dunia seperti UNICEF dan WHO sendiri selama ini telah merekomendasikan agar seorang ibu memberikan ASI eksklusif kepada sang buah hatinya sampai dengan 6 bulan pertama. Selanjutnya makanan tambahan bagi si kecil sangat dianjurkan bila umur si kecil telah mencapai 6 bulan ke atas, dengan syarat pemberian ASI tersebut tetap harus dilakukan sampai sang bayi mencapai umur 2 tahun.
ASI Ekslusif Saat Proses Ibu Menyusui Bayi
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan makanan atau minuman lain. Pemberian vitamin, mineral, dan juga obat-obatan diperbolehkan namun perlu menunggu si kecil telah mencapai umur 6 bulan terlebih dahulu dan juga dilakukan secara bertahap.
Dengan pemberian ASI eksklusif pada sang bayi selama 6 bulan pertama tanpa tambahan makanan atau minuman lain, sangat bermanfaat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan sang buah hati itu sendiri.
Lalu bagaimana jika pemberian ASI non-ekslusif diberikan pada bayi yang berumur di bawah 6 bulan? Adapun dampak negatif bila sang bayi diberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) saat ia berumur di bawah 6 bulan, diantaranya adalah sebagai berikut :
Meningkatkan resiko si kecil memiliki IQ di bawah rata-rata
Dapat meningkatkan resiko si kecil mudah terserang diare
Meningkatkan resiko si kecil terkena alergi
Menyebabkan hasrat dan keinginan menyusu sang buah hati menjadi berkurang.
Meningkatkan resiko gangguan gizi pada sang kecil, hal ini disebabkan pada MPA-ASI tersebut belum tentu nutrisi yang terkandung lebih baik dan belum tentu juga cocok serta dapat diterima oleh tubuh sang bayi itu sendiri.
Saat bayi sedang proses menyusu, maka akan terjadi rangsangan saraf ke otak sehingga dapat mengeluarkan hormon oksitosin yang sangat berguna dalam proses menyusui bayi itu sendiri. Hormon ini dapat merangsang keluarnya kolostrom berwarna kuning dan kental dalam ASI. Seperti kita ketahui bahwa dalam kolostrum terkandung mineral, nutrisi, protein, vitamin dan banyak mengandung antibodi guna melindungi sang buah hati dari serangan infeksi.
Menurut Women’s Health, biasanya sang bayi cukup meminum 1 sendok teh kolostrum setiap kali menyusu dengan jangka waktu 12 – 24 jam. Oleh sebab itu, untuk pemberian MP-ASI, WHO juga telah merekomendasikan untuk dilakukan sebanyak 2-3 kali dalam sehari pada usia si kecil mencapai 6 bulan dan 3 sampai 4 kali saat si kecil telah berumur 9 bulan ke atas.
Semoga artikel dari sofeya id ini dapat bermanfaat yang khususnya bagi para ibu hamil atau ibu mengandung yang saat ini sedang menantikan kelahiran sang bayi tercintanya. Dengan sedikit pengetahuan mengenai ASI ini diharapkan dapat menjadi perhatian agar sedini mungkin mempersiapkan proses sebuah kelahirannya sampai dengan proses ibu menyusui dengan sebaik-baiknya.
Sofeya Id / Pakaian Ibu Menyusui / Khimar Syar’i / Gamis Ibu Menyusui / Pentingnya Asi Untuk Pertumbuhan Sang Bayi
Air susu ibu atau ASI adalah makanan terbaik bagi bayi yang baru saja lahir sampai ia mencapai usia 6 bulan. Ketika proses ibu menyusui bayi berlangsung, sebenarnya sang ibu sudah memberikan zat gizi penting yang terkandung dalam ASI kepada sang buah hati. Hal ini di karenakan dalam ASI banyak mengandung zat gizi seperti enzim yang dapat membantu pencernaan si kecil, hormon, dan juga anti bakteri seperti lisozim, katalase ,peroksidase, ataupun zat penting lainnya.
Tak hanya itu, ASI juga mengandung imunoglobulin yang merupakan sumber utama pertahanan tubuh si kecil dalam melawan serangan infeksi. Di dalam ASI terdapat beberapa komponen pertahanan tubuh lainnya seperti lipase, musin, komplemen, oligosakarida, probiotik, interferon,dan juga laktoferin.
Maka dari itu, ASI memilki peranan yang sangat penting dalam melindungi anak dari serangan infeksi, terutama diare dan ISPA. Badan Kesehatan Dunia seperti UNICEF dan WHO sendiri selama ini telah merekomendasikan agar seorang ibu memberikan ASI eksklusif kepada sang buah hatinya sampai dengan 6 bulan pertama. Selanjutnya makanan tambahan bagi si kecil sangat dianjurkan bila umur si kecil telah mencapai 6 bulan ke atas, dengan syarat pemberian ASI tersebut tetap harus dilakukan sampai sang bayi mencapai umur 2 tahun.
ASI Ekslusif Saat Proses Ibu Menyusui Bayi
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan makanan atau minuman lain. Pemberian vitamin, mineral, dan juga obat-obatan diperbolehkan namun perlu menunggu si kecil telah mencapai umur 6 bulan terlebih dahulu dan juga dilakukan secara bertahap.
Dengan pemberian ASI eksklusif pada sang bayi selama 6 bulan pertama tanpa tambahan makanan atau minuman lain, sangat bermanfaat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan sang buah hati itu sendiri.
Lalu bagaimana jika pemberian ASI non-ekslusif diberikan pada bayi yang berumur di bawah 6 bulan? Adapun dampak negatif bila sang bayi diberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) saat ia berumur di bawah 6 bulan, diantaranya adalah sebagai berikut :
Meningkatkan resiko si kecil memiliki IQ di bawah rata-rata
Dapat meningkatkan resiko si kecil mudah terserang diare
Meningkatkan resiko si kecil terkena alergi
Menyebabkan hasrat dan keinginan menyusu sang buah hati menjadi berkurang.
Meningkatkan resiko gangguan gizi pada sang kecil, hal ini disebabkan pada MPA-ASI tersebut belum tentu nutrisi yang terkandung lebih baik dan belum tentu juga cocok serta dapat diterima oleh tubuh sang bayi itu sendiri.
Saat bayi sedang proses menyusu, maka akan terjadi rangsangan saraf ke otak sehingga dapat mengeluarkan hormon oksitosin yang sangat berguna dalam proses menyusui bayi itu sendiri. Hormon ini dapat merangsang keluarnya kolostrom berwarna kuning dan kental dalam ASI. Seperti kita ketahui bahwa dalam kolostrum terkandung mineral, nutrisi, protein, vitamin dan banyak mengandung antibodi guna melindungi sang buah hati dari serangan infeksi.
Menurut Women’s Health, biasanya sang bayi cukup meminum 1 sendok teh kolostrum setiap kali menyusu dengan jangka waktu 12 – 24 jam. Oleh sebab itu, untuk pemberian MP-ASI, WHO juga telah merekomendasikan untuk dilakukan sebanyak 2-3 kali dalam sehari pada usia si kecil mencapai 6 bulan dan 3 sampai 4 kali saat si kecil telah berumur 9 bulan ke atas.
Semoga artikel dari sofeya id ini dapat bermanfaat yang khususnya bagi para ibu hamil atau ibu mengandung yang saat ini sedang menantikan kelahiran sang bayi tercintanya. Dengan sedikit pengetahuan mengenai ASI ini diharapkan dapat menjadi perhatian agar sedini mungkin mempersiapkan proses sebuah kelahirannya sampai dengan proses ibu menyusui dengan sebaik-baiknya.
Sofeya Id / Pakaian Ibu Menyusui / Khimar Syar’i / Gamis Ibu Menyusui / Pentingnya Asi Untuk Pertumbuhan Sang Bayi