Kalina
Moderator
Keringat Berfungsi untuk Melawan Penyakit
Metrotvnews.com, Jakarta: Apakah Anda pernah mendengar ungkapan 'berkeringat itu sehat'? Hal tersebut bukanlah sebuah ungkapan main-main.
Ternyata, cairan yang keluar dari kulit tersebut adalah pelindung tubuh dari jamur, bakteri, dan virus jahat.
Tim peneliti gabungan dari empat universitas terkemuka di Eropa menyimpulkan keringat memiliki fungsi antibiotik alami yang ampuh membunuh biang penyakit itu pada titik terlemahnya.
Dari pengamatannya, para peneliti menemukan zat alami yang disebut antimicrobal peptides (AMP) itu mampu menghambat perlawanan bakteri sehingga lebih ampuh menyerang biang penyakit yang menempel di kulit. Di antara bakteri yang bisa diserang adalah penyebab tuberkulosis (TB), Mycobacterium tuberculosis.
"Sekarang kita tahu lebih rinci bagaimana (keringat) ini bekerja sebagai antibiotik alami, kita dapat menggunakan ini untuk membantu pengembangan yang lebih efektif daripada antibiotik konvensional," ujar salah satu peneliti dari Universitas Edinburgh, Inggris, Dr Ulrich Zachariae.
Zachariae melakukan penelitian itu bersama kolega-koleganya yang berasal dari Universitas Strasbourg (Prancis), Universitas Gottingen, dan Universitas (Jerman).
Metrotvnews.com, Jakarta: Apakah Anda pernah mendengar ungkapan 'berkeringat itu sehat'? Hal tersebut bukanlah sebuah ungkapan main-main.
Ternyata, cairan yang keluar dari kulit tersebut adalah pelindung tubuh dari jamur, bakteri, dan virus jahat.
Tim peneliti gabungan dari empat universitas terkemuka di Eropa menyimpulkan keringat memiliki fungsi antibiotik alami yang ampuh membunuh biang penyakit itu pada titik terlemahnya.
Dari pengamatannya, para peneliti menemukan zat alami yang disebut antimicrobal peptides (AMP) itu mampu menghambat perlawanan bakteri sehingga lebih ampuh menyerang biang penyakit yang menempel di kulit. Di antara bakteri yang bisa diserang adalah penyebab tuberkulosis (TB), Mycobacterium tuberculosis.
"Sekarang kita tahu lebih rinci bagaimana (keringat) ini bekerja sebagai antibiotik alami, kita dapat menggunakan ini untuk membantu pengembangan yang lebih efektif daripada antibiotik konvensional," ujar salah satu peneliti dari Universitas Edinburgh, Inggris, Dr Ulrich Zachariae.
Zachariae melakukan penelitian itu bersama kolega-koleganya yang berasal dari Universitas Strasbourg (Prancis), Universitas Gottingen, dan Universitas (Jerman).