Penumpang Nam air Sorong-Manado, teriak histeris di penerbangan

Administrator

Administrator
27540079_1626092494104374_4513594521850641105_n.jpg



Sebuah postingan netizen atas nama akun Randa Noah Bramiko tiba-tiba viral di media sosial Facebook.

Ia memposting 5 buah foto di laman Facebooknya, Senin (5/2/2018), dari Manado Tua, Sulawesi Utara.

Dalam hitungan sehari, postingannya sudah dilike 70 ribu netizen dan dibagikan 17 ribu kali.

Foto itu memperlihatkan suasana di bandara, di dalam pesawat, dan bersujud syukur.

Caption fotonya pun menggugah hati ribuan netizen.

27459745_1626092360771054_5749972379066902347_n.jpg


Randa Noah Bramiko menceritakan kisah yang mencekam selama penerbangan di dalam pesawat Nam Air 603 dari Sorong menuju Manado, Senin ( 5/2/2018).

Saat mendekati Kota Manado cuaca dalam kondisi ekstrem.

Saat pesawat memasuki awan gelap yang tebal, terjadi hujan dan kilat gemuruh.

Hanya dalam hitungan detik pesawat mengalami gangguan keseimbangan sehingga terjadi manuver-manuver (naik-turun-kanan-kiri) yang membuat suasana saat itu mencekam.


Suara teriakan, tangisan, doa hingga kepanikan yang luar biasa berlangsung hampir 38 menit.




Pilot bisa membawa penumpang landing dengan selamat di Bandara Samratulangi.

"Saat itu euforia teriakan penumpang bergemuruh dengan ucapan syukur sambil berpelukan satu sama lain. Euforia yang selamat dari liang kubur kematian," tulisnya lagi.

Ia menjelaskan, setelah itu semua penumpang mulai turun dan pesawat sudah mulai dalam keadaan kosong.

Yang tersisa hanya mereka sekeluarga, pramugari Rara dan Ratih yang saat itu mengajak kami berfoto dan mengucap syukur.

Dan juga ada 5 penumpang yang harus melanjutkan penerbangan ke Ternate.

"Saat kami mulai jalan keluar dari pesawat, lalu kami melihat Ibu Wanda yang masih shock menangis dengan anak bayi yang di gendongnya. Saat itu kami tidak tega melihat kondisinya sehingga kami menawarkannya untuk pulang bersama kami dan akan membelikan tiket untuk pulang ke Ternate di saat keadaan cuaca sudah baik," terangnya.

Berikut postingannya yang dikutip Tribun-Medan.com Selasa (6/2/2018):

"........Saya menulis kesaksian ini dengan ucapan syukur dan masih dalam keadaan yg menangis haru oleh karna kemurahan Tuhan sehingga kami masih bisa HIDUP.



Tangan ini gemetar menulis setiap kejadian yang kami alami dalam penerbangan pesawat kami 'NAM AIR 603' dari sorong menuju manado.

Kejadian itu berawal ketika kami sudah mendekati kota manado yg hari ini tgl 05 februari 2018 sedang dalam kondisi cuaca hujan yg extrem dari pagi hingga malam.

Pesawat kami memasuki awan gelap yang tebal lalu hujan dengan kilat gemuruhnya. Hanya Dalam hitungan detik pesawat kami mengalami gangguan keseimbangan sehingga terjadi manuver-manuver (naik-turun-kanan-kiri) yg membuat suasana saat itu mencekam.

Dengan suara teriakan, tangisan, doa hingga kepanikan yg luar biasa berlangsung hampir 38 menit. Saat itu sy memeluk erat istri yg duduk disamping saya dan kami menangis berdoa meminta pertolongan memanggil nama Tuhan YESUS dan berdoa 'Penyerahan' karna saat itu dipikiran kami bahwa cerita hidup kami akan berakhir hari ini pada tanggal 5 februari 2018.

Tetapi Tuhan YESUS tidak diam mendengar semua doa dan teriakan minta tolong kami sehingga 'Mujizat dan Kemenangan' kami alami dan terjadi. Yang akhirnya Pilot kami bisa membawa kami landing dengan selamat di bandara Samratulangi.

Saat itu Euforia teriakan penumpang bergemuruh dengan ucapan syukur 'Haleluyah' 'Haleluyah' seru kami sambil berpelukan satu sama lain.

Euforia yg selamat dari liang kubur kematian. Setelah itu semua penumpang mulai turun dan pesawat sudah mulai dalam keadaan kosong, hanya tersisa kami dan pramugari 'Rara' dan Ratih yg saat itu mengajak kami berfoto dan mengucap syukur.

Dan juga ada 5 penumpang yang harus melanjutkan penerbangan ke Ternate.

Saat kami mulai jalan keluar dari pesawat lalu kami melihat Ibu 'Wanda' yg masih shock menangis dengan anak bayi yg di gendongya. Saat itu kami tidak tega melihat kondisinya sehingga kami menawarkannya untuk pulang bersama kami dan akan membelikan tiket untuk pulang ke ternate kalau keadaan cuaca sudah baik.

Terima kasih tuhan YESUS dan tentunya kami juga sangat berterimakasih kepada Crew, Pilot and Pramugari NAM AIR 603 oleh karna dedikasi, pelayanan dan pengalaman mereka pesawat bisa landing dengan baik dan selamat......


sumber http://travel.tribunnews.com/2018/0...ute-sorong-manado-berteriak-histeris-di-udara
 
bepergian menggunakan pesawat terbang terbilang simple dan cepat namun jika terjadi masalah atau kecelakaan maka peluang hidup hanya 1 % berbeda dgn menggunakan transportasi lainnya seperti kapal laut jika terjadi kecelakaan maka peluang hidup bisa 90 %
 
bepergian menggunakan pesawat terbang terbilang simple dan cepat namun jika terjadi masalah atau kecelakaan maka peluang hidup hanya 1 % berbeda dgn menggunakan transportasi lainnya seperti kapal laut jika terjadi kecelakaan maka peluang hidup bisa 90 %
pakai parasut aja harusnya, orangnya dikeluarin satu persatu sebelum pesawat jatuh, minimal sebagian yang selamat
 
pakai parasut aja harusnya, orangnya dikeluarin satu persatu sebelum pesawat jatuh, minimal sebagian yang selamat

betul itu, namun biasanya terjadinya kecelakaan di udara itu seketika jd kesempatan utk menolong penumpang itu sangat tipis, sedangkan para pilot dan co pilot menggunakan kursi pelontar utk membuang mereka dari pesawat tersebut. berbeda dengan yg terjadi jika di kapal laut bisa ada jeda ga langsung tenggelam. Dengan perkembangan teknologi suatu ketika mungkin bisa diciptakan kursi penumpang bisa berfungsi sebagai pelontar juga jika terjadi kecelakaan udara
 
Back
Top