Kalina
Moderator
KOMPAS.com - Entah apa yang terjadi pada Anna GIles (17). Hingga kini belum ada dokter yang mengetahui penyakitnya.
Sejak usia 14 tahun, Anna mengalami muntah-muntah yang cukup parah. Saat itu, keluarga mengira Anna telah keracunan makanan.
Namun, muntah-muntahnya tak pernah berhenti. Anna bisa muntah 30 kali dalam sehari selama empat minggu, bahkan pernah muntah hingga 50 kali dalam sehari.
Remaja yang tinggal di Wapping, London ini telah menjalani scan, tes darah, dan mengunjungi sejumlah rumah sakit. Tetapi belum ada dokter yang mengetahui penyakitnya.
Hasil pemeriksaan, dokter telah mengesampingkan Anna terkena sindrom muntah siklik, meningitis, tumor otak, dan alergi.
Anna juga sering dikira memiliki gangguan makan. Para dokter kerap menanyakan apakah Anna memiliki masalah terhadap makanan tertentu. Namun, Anna memastikan, ia sangat suka makan dan tak pernah punya masalah gangguan makan. Ia pun bingung mengapa selalu ingin muntah.
"Saya bisa benar-benar mual tanpa alasan, lalu mulai muntah," kata Anna.
Penyakit ini membuat Anna sangat lemah dan berat badannya turun drastis. Ia tidak bisa mempertahankan air dan makanan di dalam tubuhnya. Anna menjalani pengobatan rehidrasi di London Royal Hospital, Whitechapel, London.
Akibat muntah-muntah yang sering terjadi, Anna pun terpaksa meninggalkan sekolahnya. Ia merasa masa remajanya telah direngut oleh penyakit misterius ini.
Anna berharap, ceritanya ini dapat meningkatkan kesadaran mengenai penyakitnya dan para ilmuwan dapat menemukan obatnya.
Sejak usia 14 tahun, Anna mengalami muntah-muntah yang cukup parah. Saat itu, keluarga mengira Anna telah keracunan makanan.
Namun, muntah-muntahnya tak pernah berhenti. Anna bisa muntah 30 kali dalam sehari selama empat minggu, bahkan pernah muntah hingga 50 kali dalam sehari.
Remaja yang tinggal di Wapping, London ini telah menjalani scan, tes darah, dan mengunjungi sejumlah rumah sakit. Tetapi belum ada dokter yang mengetahui penyakitnya.
Hasil pemeriksaan, dokter telah mengesampingkan Anna terkena sindrom muntah siklik, meningitis, tumor otak, dan alergi.
Anna juga sering dikira memiliki gangguan makan. Para dokter kerap menanyakan apakah Anna memiliki masalah terhadap makanan tertentu. Namun, Anna memastikan, ia sangat suka makan dan tak pernah punya masalah gangguan makan. Ia pun bingung mengapa selalu ingin muntah.
"Saya bisa benar-benar mual tanpa alasan, lalu mulai muntah," kata Anna.
Penyakit ini membuat Anna sangat lemah dan berat badannya turun drastis. Ia tidak bisa mempertahankan air dan makanan di dalam tubuhnya. Anna menjalani pengobatan rehidrasi di London Royal Hospital, Whitechapel, London.
Akibat muntah-muntah yang sering terjadi, Anna pun terpaksa meninggalkan sekolahnya. Ia merasa masa remajanya telah direngut oleh penyakit misterius ini.
Anna berharap, ceritanya ini dapat meningkatkan kesadaran mengenai penyakitnya dan para ilmuwan dapat menemukan obatnya.