Pepi Fernando, Pelaku Utama Bom Buku

spirit

Mod
Pepi Mahir Merakit Bom Belajar dari Buku
Senin, 25 April 2011 15:40 wib, Rizka Diputra - Okezone

1qtwxs10.jpg

JAKARTA - Mabes Polri menyebut Pepi Fernando, tersangka yang diduga otak perakit bom yang ditemukan di Serpong, Tangerang Selatan mahir dalam merakit bom.

"Sudah mahir, belajar dari buku," ujar Kabag Penum Mabes Polri Kombes Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan, Senin (25/4/2011).

Saat disinggung apakah Pepi pernah belajar ke luar negeri seperti Filipina Selatan, Boy mengatakan belum ada catatan Pepi ke luar negeri.

"Belum terdata. Dia belum keluar negeri," tandas Boy.

Sebelumnya, Polisi berhasil menangkap 20 orang pelaku bom buku dan Serpong. Sebagian diantaranya merupakan lulusan perguruan tinggi bergelar Sarjana.

Pepi Fernando saat ini tercatat sebagai alumnus UIN Syarif Hidayatullah


sumber: Okezone
 
Last edited:
Polri: Granat Milik Pepi Tak Terkait TNI
Senin, 25 April 2011 14:18 wib, Rizka Diputra - Okezone

JAKARTA - Mabes Polri masih menyelidiki asal granat nanas yang ditemukan dalam penggerebekan di rumah mertua Pepi Fernando alias Pepi, otak pelaku utama aksi teror bom buku dan rencana teror di Christ Catedral, Serpong, Tangerang Selatan.

"Granat sedang digali datanya, dapat dari mana," ujar Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar, Senin (25/4/2011).

Granat nanas tersebut ditemukan bersama campuran adonan bahan peledak diameter 3 sentimeter di rumah Pepi di Perumahan Harapan Indah Bekasi. Selain itu polisi juga menemukan cashing bom model roket yang belum terisi dan siap menjadi cashing bom, bom model kaleng lima buah, bahan bom yang sudah jadi dua buah, cashing bom model kotak sebuah, solder sebuah, potongan pipa besi, dan timer jam dinding.

Namun, Boy menegaskan sejauh ini tidak ada kaitannya dengan TNI perihal keberadaan granat aktif tersebut. "Tidak ada, " jawab Boy singkat saat ditanya wartawan kemungkinan ada tidaknya hubungan dengan TNI.

Pepi yang sering bolak balik ke Aceh menimbulkan spekulasi bahwa sejumlah bahan peledak termasuk granat dibawa dari Aceh pasca konflik. Menanggapi hal ini Boy belum dapat memastikan apakah granat tersebut berasal dari bumi Serambi Mekkah.

"Belum bisa dijawab," pungkas mantan Kabid Humas Polda Metro Jaya itu.


sumber: okezone
 
Siapa Pepi, Tersangka Otak Bom Serpong?
SENIN, 25 APRIL 2011, 02:21 WIB Hadi Suprapto

10960510.jpg

Pepi Pernah bekerja di sebuah rumah produksi infotainment.

VIVAnews - Dililit garis polisi. Rumah itu masih dijaga ketat. Hingga Minggu 24 April 2011 belasan polisi bersiaga di sana. Jalan Seruni Kelurahan Pejuang, Bekasi Barat. Itu rumah kontrakan Alwi Hasmi, mertua Pepi Fernando. Pepi ditetapkan polisi sebagai tersangka teroris.

Sang menantu yang jarang dirumah itu ditangkap polisi di Nangroe Aceh Darusallam. Dia disangka polisi pemimpin teror bom buku yang merebak pertengahan Maret lalu. Dia juga diduga terkait dengan sejumlah bom yang ditemukan di Gading Serpong, Desa Cihuni, di Tanggerang. Bom itu ditemukan polisi Kamis pagi, 21 April 2011.

Sepuluh jam lebih polisi menyisir daerah itu. Sembilan paket bom ditemukan. Berat setiap paket bervariasi antara 10 hingga 15 kilogram. Barang jahaman berdaya ledak tinggi itu ditemukan di sekitar Gereja Christ Catedral. Bom juga diletakkan di gorong-gorong jalur pipa gas.
Menurut polisi bom akan diledakan Jumat, 22 April, bertepatan dengan kebaktian Paskah.

Jika informasi polisi itu benar, bom itu tampaknya hendak diledakkan dengan target korban yang banyak. Itu sebabnya semenjak temuan sejumlah bom ini, pemerintah menetapkan siaga satu untuk seluruh wilayah Indonesia.

Polisi mengendus bom di Serpong itu setelah menangkap sejumlah tersangka teroris, yang terkait dengan bom bunuh diri di Masjid Polresta Cirebon, Jumat 15 April 2011 dan teror bom buku. Jumlah yang ditangkap 20 orang. Polisi menduga Pepi adalah otak kelompok ini.

Polisi menggerebek kediaman mertua Pepi itu, Kamis 21 April 2011. Empat mobil bersiaga di depan. Belasan polisi masuk rumah. Mereka menyita sejumlah granat, bom buatan yang sudah jadi dan bahan baku pembuat bom.

Jumlahnya cukup banyak. Di antaranya adalah satu granat nanas, bom model kaleng lima buah, casing bom model roruniket yang belum terisi. Satu buah adonan bahan peledak dengan diameter 3 cm, casing bom model kotak satu buah, solder satu buah, timer jam dinding dan sejumlah ramuam bom lain.

Polisi bergerak cepat. Semua bom yang sudah jadi alias siap ledak, diserahkan kepada Gegana untuk dijinakkan, “Sedangkan bahan yang lain dianalisa tim laboratorium Mabes Polri,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri, Komisari Besar Polisi, Boy Rafli Amar di Jakarta, Minggu 24 April 2011.

Jarang di Rumah
Siapa Pepi Fernando? Belum banyak data yang bisa diungkap. Para tetangganya di kelurahan pejuang juga tidak terlalu mengenalnya. Sebab dia jarang pulang ke rumah. Paling rajin sepekan sekali pulang. Itu pun dia jarang keluar rumah. “Pepi memang jarang pulang,” kata Namsur, Ketua RT 08/RW 19, tempat kontrakan sang mertua. Warga di sana cuma mengenal Pepi itu sebagai menantu Alwi Hasmi.

Sang mertua ini sejatinya sudah menetap selama 9 tahun di RW 19 itu. Tapi lantaran rumahnya direnovasi dia sempat berpindah-pindah. Alwi, misalnya, tercatat pernah mengontrak rumah di tiga RT yang berbeda di RW 19 itu. Berturut-turut dia menyewa rumah di RT 03, RT 10 dan yang terakhir di RT 08 itu.

Di kontrakan RT 08 itu keluarga ini baru sebulan. Menurut Namsur, saat pindah Alwi Hasmi tidak menyerahkan kartu keluarga. “Hanya Kartu Tanda Penduduk saja,” katanya. Walhasil sang ketua RT ini tidak terlalu tahu soal menantu Alwi ini. Apalagi aktivitasnya.
Identitas Pepi Fernando ini cuma terkuak sedikit dari kepolisian. Dia lahir tahun 1979. Pepi adalah lulusan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. “Dia lulus tahun 2001,” kata Boy Rafli Amar. Pihak UIN sendiri masih menyelidiki kebenaran informasi dari kepolisian ini.

Menurut polisi, Pepi pernah bekerja sebagai reporter infotainment di sebuah rumah produksi. Berita-berita tentang para pesohor rumah produksi itu ditayangkan di sebuah televisi swasta di Jakarta. Lantaran pernah bekerja di infotainment itu, Pepi dikenal sejumlah pekerja media.

Aksi Pepi inilah, kata polisi, yang diduga menyeret nama kameraman Global TV yang berinisial IF. Dan IF ini adalah orang ke 20 yang ditangkap polisi di rumahnya di kawasan Halim Jakarta Timur pekan lalu.

Menurut keterangan kepolisian, Pepi pernah mengajak IF bertemu sebelum kasus bom buku marak Maret 2011. "IF dan Pepi ini sifatnya menyampaikan," kata Boy. "Informasi yang disampaikan akan ada aksi teror terutama pada hari Jumat, ditawarkan pada IF, informasi ini sifatnya peliputan," kata Boy.

IF sendiri, lanjutnya, tidak berhubungan dengan jaringan ini. Artinya dia bukan anggota jaringan. Dia hanya berhubungan dengan Pepi Fernando. Keterlibatan IF hanya semenjak kasus bom buku itu marak. “Sebelumnya tidak pernah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) Densus 88,” kata Boy.

Itu sebabnya, lanjut Boy, IF masih mungkin bebas jika dalam pemeriksaan polisi dia memang tidak terlibat. “Apakah IF melanggar undang-undang terorisme, tunggu 7x24 jam,” kata Boy.

Hingga kini masih menyelidiki hubungan antara jaringan yang diduga dipimpin Pepi ini, dengan kelompok teroris yang sudah lama beroperasi di Indonesia.
 
Pepi, Kameramen Global TV dan Calon Pengantin Bom Resmi Ditahan
Tribunnews.com - Rabu, 27 April 2011 17:29 WIB

20110410.jpg


Kepala Pusat Puslabfor Mabes Polri, Brigjen Andayono (tengah) didampingi Kabag Penerangan Umum Kombes Boy Rafli Amar (kiri) menjelaskan barang bukti hasil penyitaan bom buku, serpong, dan Cirebon, di halaman Puslabfor Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (26/4/2011). Penyitaan ini didapat dari 20 tersangka perakit dan perencana bom buku dan bom Serponhg, serta dari seorang pelaku di Cirebon.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah masa pemeriksaan selama tujuh hari sejak penangkapan, kepolisian resmi melakukan penahanan 17 dari 22 tersangka kasus bom buku dan upaya pengeboman gereja Christ Chatedral Serpong, terhitung hari ini.

Demikian disampaikan Kabag Penum Polri, Kombes Pol Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (27/4/2011).

Menurut Boy, lima orang lainnya dilepaskan dan dicabut status tersangkanya, karena tak cukup bukti untuk ditahan.

Tiga orang tersangka yang menjadi sorotan publik masuk dalam daftar 17 tersangka yang masuk ke tahanan, yakni aktor intelektual, pembuat sekaligus sekaligus donatur bom Pepi Fernando, juru kamera Global TV Muhamad Imam Firdaus, dan calon pengantin bom bunuh diri Zokaw.

Pepi Fernando S. Ag alias Pepi alias M Roni alias Ahyar, kelahiran Sukabumi 10 Desember 1979, diduga menjadi aktor intelektual sekaligus pembuat bom di 8 lokasi, yakni bom buku Utan Kayu, kantor BNN, rumah Japto Suryosumarno, rumah Ahmad Dani, paket bom di Kota Wisata Cibubur, di Puspitek, Jembatan Banjir Kanal Timur (BKT) dan gereja Christ Chatedral.

Calon pengantin bom bunuh diri, Hendi Suhartono S. Ag alias Hendi alias Zokaw alias Tono, kelahiran Bogor 22 Mei 1979, berprofesi sebagai wiraswasta pencetakan sablon dan staf Bagian Pembangunan Keluharan Cikodom Bogor, diduga turut serta membuat bom bersama Pepi Cs dan sebagai eksekutor yang meletakkan bom di Puspitek dan Gereja Christ Chatedral.

Pepi dan Zokaw yang sama-sama alumnus UIN Syarif Hidayatullah Ciputat, ditangkap di rumah tersangka lainnya, M Fadli, di Aceh, pada 21 April 2011. Fadli diketahui juga alumnus UIN Syarif Hidayatullah Ciputat.

Sementara itu, juru kamera Global TV, Mochammad Firdaus SE alias Imam, kelahiran 6 Januari 1979, diduga menyembunyikan pelaku dan informasi rencana pengeboman dan berencana merekam kejadian peledakan bom untuk disiarkan melalui media asing. Alumnus STIE Depok Jabar ini ditangkap di rumahnya, Kec Makassar, Jakarta Timur pada 21 April 2011.

Ketiga tersangka ini dikenakan Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
 
Imam Kaget Mengetahui Pepi Perencana Bom
JUM'AT, 29 APRIL 2011, 11:02 WIB Bayu Galih, Eko Priliawito

10989410.jpg

Keluarga tersangka teroris Imam Firdaus (IF)

VIVAnews - Nur Shabah, istri Imam Firdaus, kamerawan Global TV, mengungkapkan bahwa Imam tidak mengetahui bahwa Pepi Fernando merupakan perencana bom buku dan sejumlah teror lain yang terjadi akhir-akhir ini. Hal ini diungkapkan Imam saat bertemu kuasa hukumnya di tahanan.

"Mas Imam mengaku sangat amat terkejut saat mengetahui Pepi Fernando menjadi perencana sejumlah bom," kata Nur Shabah, di rumah pengacara Ferry Juan, Kota Wisata, Pesona Monaco, Cibubur, Bogor Jawa Barat, Jumat, 29 April 2011.

Setiap bertemu Imam, Nur mengisahkan, Pepi tidak pernah bercerita tentang aksi teror. "Pepi kerap bercerita tentang kesulitan ekonomi yang dialaminya. Mulai dari tidak punya uang untuk susu anaknya, membayar kontrakan rumah, hingga saat istrinya Pepi sakit," jelas Nur.

Karena itu Imam tidak menaruh curiga ke Pepi. Termasuk saat Pepi menawarinya untuk wawancara eksklusif dengan pelaku bom buku. Karena itu Imam kaget saat ditangkap dengan tuduhan mengetahui aksi teror dan akan merekam detik-detik meledaknya bom di Serpong.

"Saya tahu benar, suami saya tidak setega itu dengan membiarkan bom meledak," ucap Nur. "Suami saya tidak akan membiarkan bom meledak apalagi sampai mengabadikannya demi kepentingan eksklusifitas berita," lanjutnya.

Imam Firdaus ditangkap di rumahnya di Jalan Manunggal Nomor 44 Kecamatan Makasar Jakarta Timur pada tanggal 21 April jam 22.00 WIB. Polri menjerat Imam dengan Pasal 13 huruf a, huruf b, huruf c, atau Pasal 15 Undang-Undang Tindak Pidana Terorisme.

"Keterlibatan menyembunyikan pelaku dan informasi tentang akan terjadinya ledakan bom dan berencana merekam ledakan untuk disiarkan melalui media asing," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri, Komisaris Besar Boy Rafli Amar di Mabes Polri, Jakarta, Rabu 27 April 2011.
 
Back
Top