Kalina
Moderator
BATAM - Aksi penyelundupan calon tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal ke Malaysia berbuah celaka. Perahu pancung yang memuat 14 TKI dan dua tekong terbalik di perairan Nongsa, Batam, sekitar pukul 01.00 kemarin (8/2). Perahu tanpa nama tersebut terbalik setelah menabrak kapal patroli CB Petir milik salah satu perusahaan gas.
Kasatreskrim Poltabes Barelang Kompol Agus Yulianto menyatakan, polisi berhasil menahan 11 calon TKI ilegal itu. Dua orang di antaranya adalah wanita. Sedangkan tiga TKI bersama dua tekong yang menyelundupkan mereka berhasil kabur.
Seorang di antara 11 TKI yang tertangkap itu bernama Nur, 30. Dia terluka pada tangan kanannya. "Mereka diserahkan Satpolair Poltabes Barelang setelah diselamatkan ABK kapal yang mereka tabrak," ujar Agus.
Kasatpolair Poltabes Barelang Kompol Mada Roostanto menjelaskan, kecelakaan itu diduga disebabkan gelombang besar. Apalagi, perahu itu tidak dilengkapi lampu penerangan.
Seorang TKI, Lia, menuturkan bahwa perahu itu bertolak dari Pantai Batumerah sekitar pukul 00.00. Sejam berlayar dengan tujuan Johor, Malaysia, perahu kecil yang biasanya disebut pompong itu oleng diterpa gelombang. Pengemudinya tidak bisa mengendalikan perahu, sehingga menabrak kapal.
"Malam itu sangat gelap. Lampu di kapal yang kami tabrak juga tak menyala. Tiba-tiba kami sudah tenggelam dan beruntung saya bisa berenang sebelum diselamatkan ABK kapal," ujar Lia di Mapoltabes Barelang kemarin (8/2).
Dia menyatakan sudah beberapa kali masuk Malaysia secara ilegal. "Lebih gampang masuk ilegal daripada gunakan paspor. Mengurus paspor sangat sulit sekarang," katanya.
Menurut Lia, tarif yang ditetapkan para tekong untuk menyelundupkan para TKI ilegal itu bervariasi. Dia sendiri harus mengeluarkan Rp 2,2 juta untuk tekong.
Hepi, korban lain, menuturkan telah membayar tekong misterius itu sebesar Rp 600 ribu. Dia menambahkan, dirinya tak saling kenal dengan TKI lainnya. "Kami baru ketemu di perahu itu," katanya.
Kasatreskrim Poltabes Barelang Kompol Agus Yulianto menyatakan, polisi berhasil menahan 11 calon TKI ilegal itu. Dua orang di antaranya adalah wanita. Sedangkan tiga TKI bersama dua tekong yang menyelundupkan mereka berhasil kabur.
Seorang di antara 11 TKI yang tertangkap itu bernama Nur, 30. Dia terluka pada tangan kanannya. "Mereka diserahkan Satpolair Poltabes Barelang setelah diselamatkan ABK kapal yang mereka tabrak," ujar Agus.
Kasatpolair Poltabes Barelang Kompol Mada Roostanto menjelaskan, kecelakaan itu diduga disebabkan gelombang besar. Apalagi, perahu itu tidak dilengkapi lampu penerangan.
Seorang TKI, Lia, menuturkan bahwa perahu itu bertolak dari Pantai Batumerah sekitar pukul 00.00. Sejam berlayar dengan tujuan Johor, Malaysia, perahu kecil yang biasanya disebut pompong itu oleng diterpa gelombang. Pengemudinya tidak bisa mengendalikan perahu, sehingga menabrak kapal.
"Malam itu sangat gelap. Lampu di kapal yang kami tabrak juga tak menyala. Tiba-tiba kami sudah tenggelam dan beruntung saya bisa berenang sebelum diselamatkan ABK kapal," ujar Lia di Mapoltabes Barelang kemarin (8/2).
Dia menyatakan sudah beberapa kali masuk Malaysia secara ilegal. "Lebih gampang masuk ilegal daripada gunakan paspor. Mengurus paspor sangat sulit sekarang," katanya.
Menurut Lia, tarif yang ditetapkan para tekong untuk menyelundupkan para TKI ilegal itu bervariasi. Dia sendiri harus mengeluarkan Rp 2,2 juta untuk tekong.
Hepi, korban lain, menuturkan telah membayar tekong misterius itu sebesar Rp 600 ribu. Dia menambahkan, dirinya tak saling kenal dengan TKI lainnya. "Kami baru ketemu di perahu itu," katanya.
