Kalina
Moderator
BAMAKO/PARIS - Militer Perancis mengatakan akan berhadapan langsung untuk pertama kalinya dengan militan Islam di Mali dalam waktu beberapa jam. Panglima Angkatan Bersenjata Perancis Laksamana Edouad Guillaud mengatakan operasi darat dimulai tadi malam ketika konvoi kendaraan lapis baja meninggalkan ibukota Mali, Bamako ke wilayah utara yang dikuasai pemberontak. Konvoi terdiri dari sekitar 30 kendaraan lapis baja menuju Diabaly, sekitar 350 kilometer dari Bamako.
"Sekarang operasi kita di darat," kata Guillaud. "Kita akan bertempur langsung dalam hitungan jam," tambahnya seperti dilaporkan kantor berita AP. Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian membenarkan bahwa pasukan Prancis bergerak ke utara.
Menurutnya, pertempuran darat kemungkinan akan berlangsung lama. "Kita berada dalam posisi yang lebih baik pekan ini tetapi pertempuran berlanjut dan jujur saja ini akan berlangsung lama. Tujuannya adalah memastikan Mali menguasai kembali semua wilayah kedaulatannya," kata Jean-Yves Le Drian. Sebelumnya pesawat-pesawat tempur Perancis melancarkan serangan udara terhadap posisi-posisi militan. Le Drian mengakui bahwa pasukan Mali di sekitar Diabaly mengalami kesulitan menghadapi pasukan pemberontak bersenjata lengkap. Perancis menempatkan sekitar 800 tentara di darat dan sumber-sumber pertahanan mengatakan jumlah pasukan mungkin akan ditambah menjadi 2.500 personel. Namun Perancis meminta pasukan regional Afrika Barat diterjunkan. Pada April dan Maret tahun 2012, pemberontak berhaluan Islam dan sekuler dari kelompok Tuareg menguasai daerah-daerah berpenduduk di Mali utara. Tidak lama kemudian, kelompok militan Islam, sebagian mempunyai hubungan dengan al-Qaida, menguasai daerah-daerah itu dan menerapkan syariah Islam.
iyaa.com
"Sekarang operasi kita di darat," kata Guillaud. "Kita akan bertempur langsung dalam hitungan jam," tambahnya seperti dilaporkan kantor berita AP. Menteri Pertahanan Prancis Jean-Yves Le Drian membenarkan bahwa pasukan Prancis bergerak ke utara.
Menurutnya, pertempuran darat kemungkinan akan berlangsung lama. "Kita berada dalam posisi yang lebih baik pekan ini tetapi pertempuran berlanjut dan jujur saja ini akan berlangsung lama. Tujuannya adalah memastikan Mali menguasai kembali semua wilayah kedaulatannya," kata Jean-Yves Le Drian. Sebelumnya pesawat-pesawat tempur Perancis melancarkan serangan udara terhadap posisi-posisi militan. Le Drian mengakui bahwa pasukan Mali di sekitar Diabaly mengalami kesulitan menghadapi pasukan pemberontak bersenjata lengkap. Perancis menempatkan sekitar 800 tentara di darat dan sumber-sumber pertahanan mengatakan jumlah pasukan mungkin akan ditambah menjadi 2.500 personel. Namun Perancis meminta pasukan regional Afrika Barat diterjunkan. Pada April dan Maret tahun 2012, pemberontak berhaluan Islam dan sekuler dari kelompok Tuareg menguasai daerah-daerah berpenduduk di Mali utara. Tidak lama kemudian, kelompok militan Islam, sebagian mempunyai hubungan dengan al-Qaida, menguasai daerah-daerah itu dan menerapkan syariah Islam.
iyaa.com
Last edited by a moderator: