jakartawebhosting.com
New member
Peneliti dari North Carolina State University (NC State) mengembangkan perangkat wearable yang dapat mengumpulkan panas tubuh kemudian mengubahnya menjadi sumber listrik. Perangkat prototype dengan desain baru dibuat dengan bobot yang ringan, nyaman digunakan pada tubuh, dan mampu menghasilkan listrik yang lebih banyak dibandingkan dengan teknologi sebelumnya. Tim peneliti juga berhasil mengidentifikasi bagian tubuh yang paling optimal untuk mengumpulkan panas.
Perangkat wearable thermoelectric generator (TEG) terbaru yang dikembangkan ini dapat menghasilkan listrik dengan memanfaatkan perbedaan temperatur antara tubuh dan udara disekelilingnya. Perangkat sebelumnya menggunakan pendekatan dengan memanfaatkan heat sink, sehingga memiliki bobot yang berat dan memiliki dimensi yang besar dan hanya mampu menghasilkan 1 microwatt per centimeter kuadrat (µW/cm2). Sementara perangkat TEG yang lebih baru tidak menggunakan heat sink sehingga lebih ringan dan nyaman untuk dipakai, serta mampu menghasilkan 20 µW/cm2.
Menurut Daryoosh Vashee, salah satu peneliti dari National Science Foundation’s Nanosystems Engineering Research Center for Advanced Self-Powered Systems of Integrated Sensors and Technologies (ASSIST) di NC State, mengungkapkan prototype TEG yang baru dikembangkan ini memiliki dimensi sebesar 1 centimeter kuadrat, tetapi dapat dengan mudah diperbesar sesuai dengan kebutuhan power dari perangkat.
Tim peneliti dari NC State ini berhasil menemukan bahwa bagian atas lengan merupakan lokasi optimal untuk mengumpulkan panas. Sedangkan temperatur kulit di sekitar pergelangan tangan lebih tinggi, namun kontur dari pergelangan tangan tidak memungkinkan kontak yang lama antara permukaan TEG dengan kulit. Sementara jika ditempatkan pada bagian dada memiliki aliran udara yang terbatas sehingga membatasi dispasi udara, karena biasanya dada tertutupi oleh pakaian.
Sebagai tambahan peneliti memasangkan TEG pada kaos, dan hasilnya menemukan bahwa kaos dengan TEG mampu menghasilkan listrik sebesar 6 µW/cm2 atau jika pengguna berlari maka listrik yang dihasilkan naik menjadi 16 µW/cm2.
Tujuan peneliti dari ASSIST ini adalah untuk membuat teknologi perangkat wearable yang dapat digunakan untuk memonitoring kesehatan jangka panjang. Seperti perangkat yang dapat mengetahui kondisi kesehatan jantung, perangkat untuk memonitor kondisi fisik dan lingkungan untuk memprediksi dan mencegah serangan asma. Untuk melakukannya adalah dengan membuat perangkat yang tidak tergantung pada baterai. Dan dengan prototype baru ini semakin membuka jalan untuk membuat hal tersebut menjadi nyata.
Sumber