Perbatasan Mesir di Gaza sudah dibuka

enaku

New member
Setelah tiga tahun memblokade perbatasan Rafah bagi warga Gaza, Mesir akhirnya membuka jalur perbatasannya dengah Palestina tanpa batas waktu yang ditentukan, Pengumuman pembukaan jalur ini dilakukan oleh seorang pejabat keamanan Mesir yang enggan diungkap identitasnya.

Sumber yang berbicara pada Associated Press ini menyatakan, kebijakan pencabutan blokade tidak lepas dari peristiwa penyerangan militer Israel terhadap kapal bantuan kemanusiaan Freedom Flotilla yang menuju Gaza.
Tékanan internasional bertubi-tubi menyoroti Mesir yang dianggap secara tak langsung berperan pada serangan itu. “(Membuka blokade ini) diperhitungkan untuk meredakan kemarahan dunia Arab dan Islam,” kata si sumber, Selasa (8/6).

Sumber ini juga mengatakan, blokade ternyata tidak efektif meredam Hamas. Terbukti, selama blokade, aksi militan Hamas berkembang subur. Bahan makanan, obat-obatan, maupun persenjataan malah lebih rajin diselundupkan lewat terowongan-terowongan bawah tanah dari Mesir ke Gaza.

Si pejabat juga berharap, keputusan Mesir membuka blokade akan menekan Israel untuk turut membuka keseluruhan blokade atas warga Gaza.

Namun, si pejabat mengatakan, pembukaan blokade tidak menyeluruh. Pemerintah Mesir akan membebaskan bantuan kemanusiaan lewat, asal tidak dalam skala besar. “Kargo yang besar maupun bahan-bahan konstruksi tetap tidak diizinkan,” katanya. Ia beralasan, terminal di perbatasan Rafah hanya didesain untuk orang, bukan barang dalam jumlah besar.


Juru bicara Departemen Luar Negeri Mesir, Hossam Zaki, menekankan pentingnya peranan Mesir dalam membuka blokade atas Palestina ini. “Mesir adalah negara yang mematahkan blokade,” katanya. Ia berbalik mengkritik

Israel dengan mengatakán, “Kami tidak akan membiarkan kekuatan pendudukan melarikan diri dari tanggung jawabnya.”

Perdana Menteri Hamas, Ismail Haniya, menyambut baik pembukaan blokade secara permanen ini. Ia menilai, langkah Mesir sangat penting untuk mengakhini kesengsaraan warga Gaza. “Kami telah memerdekakan Gaza dari dalam. Setelah jalur Rafah dibuka, sebaiknya jalur laut Gaza juga dibebaskan,” kata Haniya.

Juru bicara Hamas, Fawzi Barhoum, mengingatkan, warga Gaza belum terbebas seluruhnya lewat pembukaan blokade ini. Ia ingin blokade dicabut sepenuhnya sehingga warga Gaza bisa leluasa bepergian.

Sejak 2007, Mesir dan Israel bahu-membahu menutup perbatasan Gaza. Ini terkait kemenangan kelompok Hamas atas kelompok Fatah di Pemilu Palestina tahun 2006. Mesir khawatir militansi Hamas yang didukung oleh
Iran akan menular ke negaranya.

Akibatnya, hanya segelintir kelompok yang boleh melewati perbatasan itu, seperti pasien rumah sakit, mahasiswa, dan individu yang memiliki surat keterangan bertempat tinggal di luar Gaza.

Sementara itu, Israel tidak secara terbuka memprotes langkah Mesir. Namun, Menhan Israel, Ehud Barak, Senin lalu mengatakan, negaranya tetap menutup jalur laut dan darat ke Gaza. Sedangkan para pemimpin Muslim Asia bersuara bulat mendesak Israel untuk mengakhiri blokade atas Gaza.



Sumber : Republika
 
Back
Top