Dipi76
New member
PEREBUTAN KEKUASAAN
Orang Asing Lari dari Pantai Gading
Penulis: Egidius Patnistik | Editor: Egidius Patnistik
Senin, 4 April 2011 | 09:07 WIB
ABIDJAN, KOMPAS.com - Kelompok pertama orang asing yang melarikan diri dari kekacauan di Pantai Gading telah dievakuasi, Minggu (3/4/2011), saat tentara Perancis mengambil alih bandara di Abidjan. Negara di Afrika barat itu didera pertempuran dan penjarahan terkait perebutan kursi presiden antara Alassane Ouattara dan Laurent Gbagbo.
Pihak militer Perancis kepada AFP, Minggu, mengatakan, penerbangan khusus ke Dakar dari Abidjan telah mengangkut 167 orang asing, termasuk warga Perancis dan Libanon. "Sebanyak 77 orang, kebanyakan warga Perancis, telah berangkat semalam dan 90 orang pada siang hari (Minggu). Itu bukan evakuasi tapi pilihan yang diberikan untuk pergi," kata juru bicara militer Perancis, Frederic Daguillon. "Penerbangan komersial belum dimulai lagi, itu penerbangan khusus. Siang ini ada banyak orang, khususnya Libanon. Tujuannya adalah Dakar dengan melewati Lome."
Kedutaan Perancis di Lome menuturkan, 77 orang yang meninggalkan Pantai Gading Sabtu malam sebagian besar orang Prancis. "Operasi itu dilakukan dengan dua pesawat angkut milik militer Perancis. Kedutaan Perancis telah menerima para pengungsi itu pada saat kedatangan mereka di Togo," kata kedutaan itu dalam satu pernyataan.
Lebih dari 1.500 orang asing telah berusaha berlindung di kamp militer Perancis di Abidjan setelah empat hari pertempuran sengit ketika presiden yang diakui secara internasional Alassane Ouattara melancarkan serangan terhadap benteng pertahanan saingannya, Laurent Gbagbo.
Perseteruan keduanya memuncak sejak pemilihan umum yang berujung sengketa pada November tahun lalu. Mereka saling menyalahkan atas pembantain yang terjadi negara itu. Sekjen PBB, Ban Ki-moon, Minggu, menuntut Ouattara untuk mengambil tindakan terhadap pengikut yang mungkin telah ambil bagian sejumlah pembantaian. Dalam sebuah percakapan telepon dengan Ouattara, Ban menyatakan "keprihatinan dan peringatan" atas laporan pembunuhan di kota Duekoue, kata jurubicara PBB Martin Nesirky.
Ouattara membantah pengikutnya telah terlibat dalam pembunuhan itu tetapi ia mengatakan telah memerintahkan penyelidikan terhadap kasus tersebut, kata Nesirky. Juru bicara Gbagbo di Paris, Alain Toussaint, juga membantah pasukan Gbagbo telah berperan dalam pembantaian. "Seluruh wilayah ini (Pantai Gading) 90 persen dikendalikan oleh pemberontak yang harus bertanggung jawab atas pembantaian itu," katanya.
sumber: Kompas
-dipi-
Orang Asing Lari dari Pantai Gading
Penulis: Egidius Patnistik | Editor: Egidius Patnistik
Senin, 4 April 2011 | 09:07 WIB
ABIDJAN, KOMPAS.com - Kelompok pertama orang asing yang melarikan diri dari kekacauan di Pantai Gading telah dievakuasi, Minggu (3/4/2011), saat tentara Perancis mengambil alih bandara di Abidjan. Negara di Afrika barat itu didera pertempuran dan penjarahan terkait perebutan kursi presiden antara Alassane Ouattara dan Laurent Gbagbo.
Pihak militer Perancis kepada AFP, Minggu, mengatakan, penerbangan khusus ke Dakar dari Abidjan telah mengangkut 167 orang asing, termasuk warga Perancis dan Libanon. "Sebanyak 77 orang, kebanyakan warga Perancis, telah berangkat semalam dan 90 orang pada siang hari (Minggu). Itu bukan evakuasi tapi pilihan yang diberikan untuk pergi," kata juru bicara militer Perancis, Frederic Daguillon. "Penerbangan komersial belum dimulai lagi, itu penerbangan khusus. Siang ini ada banyak orang, khususnya Libanon. Tujuannya adalah Dakar dengan melewati Lome."
Kedutaan Perancis di Lome menuturkan, 77 orang yang meninggalkan Pantai Gading Sabtu malam sebagian besar orang Prancis. "Operasi itu dilakukan dengan dua pesawat angkut milik militer Perancis. Kedutaan Perancis telah menerima para pengungsi itu pada saat kedatangan mereka di Togo," kata kedutaan itu dalam satu pernyataan.
Lebih dari 1.500 orang asing telah berusaha berlindung di kamp militer Perancis di Abidjan setelah empat hari pertempuran sengit ketika presiden yang diakui secara internasional Alassane Ouattara melancarkan serangan terhadap benteng pertahanan saingannya, Laurent Gbagbo.
Perseteruan keduanya memuncak sejak pemilihan umum yang berujung sengketa pada November tahun lalu. Mereka saling menyalahkan atas pembantain yang terjadi negara itu. Sekjen PBB, Ban Ki-moon, Minggu, menuntut Ouattara untuk mengambil tindakan terhadap pengikut yang mungkin telah ambil bagian sejumlah pembantaian. Dalam sebuah percakapan telepon dengan Ouattara, Ban menyatakan "keprihatinan dan peringatan" atas laporan pembunuhan di kota Duekoue, kata jurubicara PBB Martin Nesirky.
Ouattara membantah pengikutnya telah terlibat dalam pembunuhan itu tetapi ia mengatakan telah memerintahkan penyelidikan terhadap kasus tersebut, kata Nesirky. Juru bicara Gbagbo di Paris, Alain Toussaint, juga membantah pasukan Gbagbo telah berperan dalam pembantaian. "Seluruh wilayah ini (Pantai Gading) 90 persen dikendalikan oleh pemberontak yang harus bertanggung jawab atas pembantaian itu," katanya.
sumber: Kompas
-dipi-