Dipi76
New member
Sepakbola telah menjadi olahraga yang sangat populer di Uni Soviet tahun 1930-an, terutama di Ukraina. Tim terkuat di Ukraina saat itu adalah Dynamo Kyiv, yang merupakan cabang sepakbola dari "Perkumpulan Olahraga Dynamo" yang didanai oleh serikat dagang, kepolisian dan Tentara Merah. Di komunis Rusia sendiri, sepakbola adalah aktivitas yang mendapat dukungan penuh oleh negara. Tahun 1938, Dynamo Kyiv menjadi tim peringkat keempat dalam liga nasional, dengan memasukkan 76 gol. Dua tahun selanjutnya (1939 dan 1940) tim tersebut bermain buruk sehingga tidak mendapat prestasi yang signifikan.
Musim kompetisi tahun 1941 tidak berjalan sampai tuntas, karena Jerman keburu menginvasi Uni Soviet tanggal 22 Juni 1941. Beberapa pemain Dynamo Kyiv bergabung dengan wajib militer dan pergi bertempur ke front. Ketika pasukan Wehrmacht makin mendekati Kiev, beberapa pemain sisanya membantu pertahanan sipil di dalam kota. Pertahanan tersebut tidak berarti apa-apa, karena pasukan Jerman terlalu tangguh untuk dihadang, dan Kiev pun jatuh. Akibatnya, sebagian pemain Dynamo Kyiv ikut masuk tahanan di kamp-kamp konsentrasi.
Beberapa lagi sisanya mencoba untuk mencari peruntungan di ibukota Ukraina yang sudah diduduki, dan mereka biasa berkumpul di Kiev's Bakery Number 3 untuk mencari informasi lowongan kerja. Semuanya bermula ketika Mykola Trusevych, kiper handal Dynamo, pulang kembali ke kotanya. Disini dia mendapat pekerjaan sebagai penyapu di toko roti yang dipimpin oleh Iosif Kordik (yang merupakan fans berat klub Dynamo Kyiv). Kordik menjadi manajer semata karena dia masih mempunyai darah Jerman. Dia kemudian mempunyai ide untuk membentuk tim sepakbola toko roti dan, di musim panas tahun 1942, mulai mencari para pemain berbakat di seantero Kiev. Dia mengutamakan mantan pemain Dynamo karena mereka sudah tentu mempunyai pengalaman dan skill yang paling bagus. Pemain pertama yang ditemukannya adalah winger berbakat Makar Goncharenko. Goncharenko sendiri masih mengingat dengan jelas undangan yang ditujukan kepadanya:
"Kolya mendatangiku di jalan Kreschatik tempat aku tinggal secara ilegal di rumah mantan mertuaku. Dia mengajakku berbicara masalah ide-idenya dan juga bagaimana caranya mencari pemain-pemain yang lain. Kita lalu kontak-kontakan dengan Kuzmenko dan Svyridovskiy, dan dari sanalah kita berhubungan dengan yang lainnya."
Beberapa minggu berikutnya, dibentuklah FC Start (Football Club Start) yang diperkuat oleh delapan mantan pemain Dynamo (Mykola Trusevych, Mikhail Svyridovskiy, Mykola Korotkykh, Oleksiy Klimenko, Fedir Tyutchev, Mikhail Putistin, Ivan Kuzmenko, Makar Goncharenko) dan tiga pemain dari Lokomotiv Kiev (Vladimir Balakin, Vasil Sukharev dan Mikhail Melnyk). Tanggal 7 Juni 1942, FC Start memainkan pertandingan pertamanya di liga lokal. Liga tersebut dijalankan oleh seorang Quisling (kolaborator) bernama Georgi Shvetsov yang merupakan mantan pemain sepakbola dan juga instruktur olahraga. Lawan pertama Start adalah Rukh, yang merupakan tim binaan Shvetsov. Dalam pertandingan tersebut Start menjadi pemenangnya dengan skor 7-2, suatu hal yang mengejutkan bila kita mengetahui bahwa para pemainnya hidup kekurangan, hampir tidak pernah mendapat makanan yang bergizi, juga hanya diperlengkapi dengan peralatan yang seadanya!
Selama tahun 1942, FC Start memainkan beberapa pertandingan dengan tim-tim dari garnisun pasukan pendudukan Axis di Ukraina yang beranggotakan para prajurit perang, dan kesemuanya berhasil dimenangkan oleh FC Start! Inilah daftar pertandingannya:
21 Juni 1942 melawan garnisun Hungaria. Skor akhir: 6-2
5 Juli 1942 melawan garnisun Rumania. Skor akhir: 11-0
12 Juli 1942 melawan tim pekerja rel kereta api militer. Skor akhir: 9-1
17 Juli 1942 melawan PGS (Jerman). Skor akhir: 6-0
19 Juli 1942 melawan MSG.Wal (Hungaria). Skor akhir: 5-1
21 Juli 1942 melawan MSG.Wal (Hungaria). Skor akhir: 3-2
6 Agustus 1942 melawan Flakelf (Jerman). Skor akhir: 5-1
Penguasa Jerman mulai was-was kalau-kalau kemenangan demi kemenangan yang diraih oleh FC Start bisa memicu patriotisme rakyat Ukraina dan juga menurunkan moral pasukan Axis.
Tim Luftwaffe Jerman, Flakelf, meminta pertandingan ulang, yang rencananya akan dilangsungkan pada tanggal 9 Agustus di stadion Zenit. Seorang perwira SS ditunjuk menjadi wasitnya, dan FC Start langsung insyaf bahwa dia tidak bisa diharapkan akan bisa berlaku adil nantinya. Beberapa simpatisan memperingatkan FC Start bahwa mereka lebih baik mengalah saja, karena kemungkinan buruk yang dapat terjadi adalah tim ini bisa-bisa dibubarkan dan pemainnya dikirim ke kamp tawanan bila tim Jerman yang kalah. Meskipun mendapat tekanan besar, manajer memutuskan bahwa apapun yang akan tejadi, mereka akan tetap bermain seperti biasanya, dengan penuh semangat dan determinasi. Mereka juga menolak untuk memberikan salam Nazi kepada lawan mereka sebelum pertandingan dimulai!
Seperti sudah bisa diduga sebelumnya, wasit Nazi tersebut membiarkan saja pelanggaran-pelanggaran brutal yang dilakukan oleh pemain-pemain Flakelf. Pemain FC Start yang paling banyak mendapat provokasi adalah kiper Trusevych yang, setelah berkali-kali dilanggar secara fisik, mendapat tendangan keras di kepalanya oleh pemain depan Flakelf sehingga pingsan tak sadarkan diri. Selagi Trusevych mendapat perawatan, Flakelf berhasil memasukkan bola ke gawang FC Start. Gol!
Wasit tetap tidak mengindahkan protes dan permintaan tolong para pemain FC Start terhadap permainan kasar yang ditunjukkan oleh lawannya. Tim Flakelf berkali-kali melakukan tindakan-tindakan yang ditujukan untuk mengintimidasi pemain-pemain FC Start, jelas-jelas lebih mengarah ke orangnya dan bukan bolanya. Tak hanya itu, tindakan lain pun seakan dibenarkan seperti menarik baju dan tackling dari belakang. Dahsyatnya, FC Start malahan mampu membalas ketertinggalannya melalui gol jarak jauh yang dihasilkan oleh Kuzmenko melalui tendangan bebas. Aksi selanjutnya lebih gila lagi: Goncharenko dari FC Start mendribel bola melewati setengah lapangan permainan dan mengecoh seluruh pemain bertahan Flakelf untuk kemudian menceploskannya ke gawang lawan! Skor 2-1 menutup babak pertama.
Babak kedua hampir-hampir seperti anti-klimaks saja. Masing-masing pihak mencetak gol dua kali. Menjelang akhir pertandingan, posisi skor adalah 5-3 untuk kemenangan FC Start, dan ini tampaknya tidak menghentikan kegilaan yang kemudian terjadi. Klimenko, pemain belakang FC Start, membawa bola dari garis pertahanannya dan mengalahkan semua pemain Jerman yang berusaha menghadangnya. Kini dia tinggal berhadapan dengan kiper saja. Alih-alih menembak bola dengan keras dan terarah, apa yang kemudian dilakukan pemain ini? Dia tiba-tiba balik badan dan menendang bola ke tengah lapangan! Sedetik kemudian wasit SS meniup peluit panjang tanda akhir pertandingan, padahal pertandingan belum lagi 90 menit berjalan.
Seminggu kemudian tanggal 16 Agustus, Start kembali mengalahkan Rukh, kali ini dengan skor 8-0. Tak lama setelahnya, beberapa pemain FC Start ditahan dan disiksa dalam penjara oleh Gestapo. Mereka dituduh telah menjadi agen NKVD (karena Dynamo didanai oleh satuan polisi Rusia pada masa pra-perang). Salah satu dari pemain yang ditahan adalah Mykola Korotkykh, yang kemudian tewas akibat penyiksaan berat. Sebagian dikirim ke kamp kerja-paksa Syrets dimana Ivan Kuzmenko, Oleksey Klimenko dan kiper Mykola Trusevich menyusul pergi ke alam baka di bulan Februari 1943. Sisa-sisanya yang masih selamat di antaranya adalah Fedir Tyutchev, Mikhail Svyridovskiy dan Makar Goncharenko (yang kemudian menyebarluaskan kisah ini ke masyarakat dunia).
Izvestiya adalah surat kabar pertama yang memberitakan tentang eksekusi para olahragawan ini dalam beritanya tertanggal 16 November 1943, walaupun kisah tentang pertandingannya sendiri tidak diungkapkan.
"Pertandingan Maut" menyeruak ke permukaan tahun 1958 ketika Petro Severov mempublikasikan artikel berjudul "Duel Terakhir" dalam koran Evening Kiev. Tahun berikutnya Severov, bersama dengan Naum Khalemsky, menerbitkan buku dengan judul sama, yang menceritakan tentang FC Start dan perjuangannya dalam melawan tentara pendudukan Nazi melalui sepakbola. Memoir dari Makar Goncharenko kemudian menyusul muncul.
Kisah ini langsung saja menjadi populer di Uni Soviet, terutama di Ukraina. Seperti biasa, bumbu romantis kemudian diselipkan untuk menambah seru si cerita. Dua buah film - Third Time (Mosfilm, 1964) dan The Match of Death, dibuat berdasarkan cerita ini. Sebuah patung didirikan pula di Zenit Stadium, Kiev (kemudian stadion ini sendiri dinamai ulang menjadi Start Stadium tahun 1981).
Kisah ini juga menginspirasi dua buah film non-Soviet: film drama Hungaria Két félidő a pokolban buatan tahun 1961 dan film Amerika Escape to Victory buatan tahun 1981 yang dibintangi oleh Sylvester Stallone dan Pele.
Novel berjudul Match of Death karya James Riordan merekonstruksi ulang cerita ini.
Sumber:
http://alifrafikkhan.blogspot.com
www.br.oleole.com
www.en.wikipedia.org
-dipi-