tribudhis
New member
Pertempuran pun Terus Berlanjut
Ada banyak pertempuran dan banyak di antaranya pertempuran abadi.
Pertempuran abadi antara manusia dan dunia luar serta dirinya sendiri.
Yang dengan dunia luar akan dibuatkan catatannya sendiri dan itu nanti,
Yang sekarang ayo dibicarakan pertempuran abadi manusia masa kini
Dengan dirinya sendiri, yang medannya ada dua, moral dan fisik agoni,
Dan yang moral etis filosofis juga akan dibuatkan catatannya tersendiri,
Yang ini hanya dikaitkan bagaimana pertempuran meledak dalam diri.
Kesehatan idaman setiap pribadi walau tidak jarang banyak tak sadari
Betapa pentingnya hidup sehat guna selesaikan tugas ziarah duniawi.
Walau saat yang sama juga ada banyak contoh betapa kendala ragawi
Tidaklah membuat pengabdian pada kemanusiaan jadi berkurang bakti
Tetapi tetap saja raga normal dan sehat idaman setiap insan masa kini.
Petaka luar biasa 1918 dapat jadi cermin betapa ringkih dan lemahnya
Pertahanan tubuh manusia di depan musuh abadi yang ada di luar sana.
Musuh ini paling tidak ada empat tipenya, menyerbu masuk begitu saja
Tanpa manusia bisa mencegahnya, lalu pada saat tertentu jadi bencana.
Virus, parasit, jamur, dan bakteri bukan hal aneh bagi manusia masa kini,
Tetapi manakala ilmu pengetahuan sedang memanjat pelan tebing tinggi
Musuh abadi ini ibarat sudah di depan hidung tetapi karena tak mengerti,
Jangankan risau … mengambil tindakan pencegahan pun tanpa realisasi.
Semua tenang-tenang saja, bukan karena telah aman atau kurang peduli,
Tetapi karena memang kurang mengerti bahwa si ‘v’ itu amat sangat ahli
Melakukan infiltrasi, menyerbu diam-diam tanpa banyak bicara sana-sini,
Hancurkan pertahanan lawan lalu lancarkan pukulan maut nir basa-basi,
Dan … seratus juta manusia sehat meregang nyawa dalam hitungan hari
Tanpa mereka paham dan benar mengerti apa sih penyebab ini tragedi.
Yang seratus juta lainnya ikut terkapar tidak berdaya tetapi untung saja,
Entah karena dewa maut terlalu berat kerjanya, entah karena takdirnya,
Segera saja pulih seperti biasa, sehat seperti sedia kala, inilah anehnya.
Jumlah yang sama harus berangkat ke dunia sana, sisanya oke-oke saja.
Rupanya pertahanan tubuh manusia, walau jelas agak lambat kerjanya,
Tetapi boleh juga karena bisa membangun benteng pertahanan utama,
Guna menangkal banyak serangan selanjutnya, hanya saja sayangnya
Benteng ini biasanya hanya cocok guna tangkal serangan yang sama,
Begitu serangannya sedikit berbeda, yah, benteng tembus tak berdaya.
Seratus juta mungkin memang bukan angka yang membelalakkan mata,
Walau tentu saja ini jelas bukan jumlah yang normal biasa, jika acuannya
Populasi manusia masa kini yang hampir mencapai tujuh milyar angkanya,
Tetapi jika jumlah manusia cuma lima ratus juta dan seperlima diantaranya
Hanya dalam tiga hari saja harus dikuburkan tanpa tahu apa penyebabnya
Yah … pastilah amat luar biasa, hanya saja karena itu masa jaringan maya
Masih belum ada tanda-tanda menjadi bagian penting peradaban manusia,
Berita bencana hanya hiruk pikuk di kawasan sana, selebihnya tenang saja.
Tetapi yang luar biasa, si biang bencana yang diberi nama H1N1, keren ya,
Tetap saja masih misteri dan rahasia, karena tetap tidak diketahui mengapa
Ini hemagglutinin dan neuraminidase timbulkan malapetaka tahun itu saja,
Dan bukan tahun-tahun sebelumnya, padahal jelas-jelas mereka sudah ada.
Sampai di sini saja sudah jelas siapa pemenang lomba virus lawan manusia.
Bencana kemudian agak mereda dan obat anti influenza ada di mana-mana.
Muncul sedikit saja gejalanya orang bisa makan obatnya dan sehatlah dia.
Tetapi ini hanya ada di atas permukaan saja, karena nun jauh di dalam sana,
Pertempuran terus terjadi dan si H1N1 terus saja mengubah-ubah angkanya
Dan sekaligus juga kemampuannya … akibatnya ya terus saja ada beritanya.
Yang menjengkelkan ternyata tidak itu saja, karena korban perubahan angka
Dampaknya ternyata juga amat luar biasa, jutaan jiwa melayang karenanya.
Rupanya tameng kekebalan tubuh manusia akan mudah ditembus manakala
Penyerangnya mengubah gaya pola serangan mereka, inilah kelemahannya.
Sedangkan nama juga berubah seiring dengan tipe serangan, gaya dan pola.
Mulai dari spanyol, ayam, burung, babi, sudah ada dan jelas para korbannya.
Masih ada ratusan binatang lainnya yang belum masuk ke dalam bank data
Milik sang virus perkasa, yang siapa tahu akhirnya nanti akan digunakan juga.
Kambing, sapi, domba, cicak, tokek, capung, nyamuk, dan lain jenis serangga.
Belum lagi ikan dan sejenisnya, juga masih ada komodo, biawak, dan buaya,
Siapa yang berani menjamin mereka semua tidak akan ikut serta kerja sama
Untuk kemudian beramai-ramai menggempur benteng pertahanan manusia?
Yang lebih celaka dan berbahaya ketika akhirnya manusia menyadari juga,
Bahwa serangan sang virus perkasa tak hanya pada organ penting manusia,
Tapi juga langsung pada pusat pertahanannya, dan ini benar-benar bencana.
Dengan pertahanan sehat dan sempurna saja, eh, sering terlambat aksinya,
Apalagi jika benteng pertahanannya hancur lebur dan sama sekali tidak ada,
Bisa dibayangkan apa jadinya ini manusia … semua yang ada di luar dirinya
Dapat berubah menjadi bencana dan petaka, musuh tak perlu terlalu perkasa,
Cukup yang biasa saja dan sekaratlah manusia, lalu setelah lama menderita
Dewa maut pun akan terpaksa harus turun dan bekerja sama, habis mau apa,
Manusia tanpa banteng pertahanan dalam tubuhnya kan pasti tidak berdaya.
Serangan licik semacam ini seharusnya sudah terjadi agak lama, hanya saja
Seperti yang biasa terjadi, agak lambat juga ilmu pengetahuan menyadarinya.
Tahun 1981 sering dianggap sebagai tahun pertama manusia sadari bencana,
Padahal jelas sekali, bencana bukan hasil kerja sehari dua tetapi sudah lama,
Sang virus perkasa telah lama merencanakannya, hanya saja karena manusia
Agak lambat menyadarinya, maka puluhan juta jiwa harus melayang percuma.
Hebatnya lagi sampai sekarang setelah puluhan tahun berlalu, eh … obatnya,
Tetap saja tidak ada, memperlambat kerja sang bencana memang sudah bisa,
Tetapi benar-benar menyembuhkannya, semua orang masih mendoakannya.
Pita merah membentuk bulatan laksana terbaliknya tetesan air mata harapan,
Memang telah diputuskan digunakan bersama sebagai pertanda sinar tatapan
Tidak pernah pudar dalam berjuang atas nama anak manusia dan peradaban
Lentera harapan memang masih bersinar walau sering redup bak kena tiupan.
Jika nanti kemudian memang padam, tentu saja tidak yang menjadi harapan,
Apakah manusia dan peradaban akan tersapu bersih oleh gelombang lautan,
Lautan pertempuran yang tampaknya memang tak pernah akan dimenangkan?
Gagasan Bunn dan Netter yang kemudian disetujui oleh atasan mereka, Nann,
Mungkin memang tidak lebih dari sekedar mengingatkan mautnya ini serangan,
Yang semula stigma penularannya diyakini hubungan seks bebas tanpa acuan,
Tapi kemudian penelitian menunjukkan bahwa sarana utama semua penularan
Peluang paling justru pada para penerima donor darah serta melalui kelahiran.
Seks bebas tak sehat memang harus dihentikan, konsumsi narkoba pun jangan,
Tetapi jika tindakan kemanusiaan juga dapat menjadi sarana banyak penularan,
Yah, dampak seranganmu memang mematikan kawan, tetapi dilupakan jangan
Pertempuran belum dan jauh dari usai, perperangan pun masih terus berjalan,
Kami memang belum tentu menang, tetapi kami pasti mampu terus melawan.
Hari ini 1 Desember memang akan terus akan dikenang agar tidak dilupakan,
Bahwa pertempuran masih jauh dari usai … peperangan masih terus berjalan,
Dan … ingat kawan kami berani canangkan tekad kami dalam ini perjuangan,
Getting to Zero … Getting to Zero … sampai kalian lintang pukang kedodoran.
Ha … ha … ha … kami masih bisa tertawa, dalam bencana selalu ada harapan.
Dr. Tri Budhi Sastrio – tribudhis@yahoo.com – Poznan, Poland
Ada banyak pertempuran dan banyak di antaranya pertempuran abadi.
Pertempuran abadi antara manusia dan dunia luar serta dirinya sendiri.
Yang dengan dunia luar akan dibuatkan catatannya sendiri dan itu nanti,
Yang sekarang ayo dibicarakan pertempuran abadi manusia masa kini
Dengan dirinya sendiri, yang medannya ada dua, moral dan fisik agoni,
Dan yang moral etis filosofis juga akan dibuatkan catatannya tersendiri,
Yang ini hanya dikaitkan bagaimana pertempuran meledak dalam diri.
Kesehatan idaman setiap pribadi walau tidak jarang banyak tak sadari
Betapa pentingnya hidup sehat guna selesaikan tugas ziarah duniawi.
Walau saat yang sama juga ada banyak contoh betapa kendala ragawi
Tidaklah membuat pengabdian pada kemanusiaan jadi berkurang bakti
Tetapi tetap saja raga normal dan sehat idaman setiap insan masa kini.
Petaka luar biasa 1918 dapat jadi cermin betapa ringkih dan lemahnya
Pertahanan tubuh manusia di depan musuh abadi yang ada di luar sana.
Musuh ini paling tidak ada empat tipenya, menyerbu masuk begitu saja
Tanpa manusia bisa mencegahnya, lalu pada saat tertentu jadi bencana.
Virus, parasit, jamur, dan bakteri bukan hal aneh bagi manusia masa kini,
Tetapi manakala ilmu pengetahuan sedang memanjat pelan tebing tinggi
Musuh abadi ini ibarat sudah di depan hidung tetapi karena tak mengerti,
Jangankan risau … mengambil tindakan pencegahan pun tanpa realisasi.
Semua tenang-tenang saja, bukan karena telah aman atau kurang peduli,
Tetapi karena memang kurang mengerti bahwa si ‘v’ itu amat sangat ahli
Melakukan infiltrasi, menyerbu diam-diam tanpa banyak bicara sana-sini,
Hancurkan pertahanan lawan lalu lancarkan pukulan maut nir basa-basi,
Dan … seratus juta manusia sehat meregang nyawa dalam hitungan hari
Tanpa mereka paham dan benar mengerti apa sih penyebab ini tragedi.
Yang seratus juta lainnya ikut terkapar tidak berdaya tetapi untung saja,
Entah karena dewa maut terlalu berat kerjanya, entah karena takdirnya,
Segera saja pulih seperti biasa, sehat seperti sedia kala, inilah anehnya.
Jumlah yang sama harus berangkat ke dunia sana, sisanya oke-oke saja.
Rupanya pertahanan tubuh manusia, walau jelas agak lambat kerjanya,
Tetapi boleh juga karena bisa membangun benteng pertahanan utama,
Guna menangkal banyak serangan selanjutnya, hanya saja sayangnya
Benteng ini biasanya hanya cocok guna tangkal serangan yang sama,
Begitu serangannya sedikit berbeda, yah, benteng tembus tak berdaya.
Seratus juta mungkin memang bukan angka yang membelalakkan mata,
Walau tentu saja ini jelas bukan jumlah yang normal biasa, jika acuannya
Populasi manusia masa kini yang hampir mencapai tujuh milyar angkanya,
Tetapi jika jumlah manusia cuma lima ratus juta dan seperlima diantaranya
Hanya dalam tiga hari saja harus dikuburkan tanpa tahu apa penyebabnya
Yah … pastilah amat luar biasa, hanya saja karena itu masa jaringan maya
Masih belum ada tanda-tanda menjadi bagian penting peradaban manusia,
Berita bencana hanya hiruk pikuk di kawasan sana, selebihnya tenang saja.
Tetapi yang luar biasa, si biang bencana yang diberi nama H1N1, keren ya,
Tetap saja masih misteri dan rahasia, karena tetap tidak diketahui mengapa
Ini hemagglutinin dan neuraminidase timbulkan malapetaka tahun itu saja,
Dan bukan tahun-tahun sebelumnya, padahal jelas-jelas mereka sudah ada.
Sampai di sini saja sudah jelas siapa pemenang lomba virus lawan manusia.
Bencana kemudian agak mereda dan obat anti influenza ada di mana-mana.
Muncul sedikit saja gejalanya orang bisa makan obatnya dan sehatlah dia.
Tetapi ini hanya ada di atas permukaan saja, karena nun jauh di dalam sana,
Pertempuran terus terjadi dan si H1N1 terus saja mengubah-ubah angkanya
Dan sekaligus juga kemampuannya … akibatnya ya terus saja ada beritanya.
Yang menjengkelkan ternyata tidak itu saja, karena korban perubahan angka
Dampaknya ternyata juga amat luar biasa, jutaan jiwa melayang karenanya.
Rupanya tameng kekebalan tubuh manusia akan mudah ditembus manakala
Penyerangnya mengubah gaya pola serangan mereka, inilah kelemahannya.
Sedangkan nama juga berubah seiring dengan tipe serangan, gaya dan pola.
Mulai dari spanyol, ayam, burung, babi, sudah ada dan jelas para korbannya.
Masih ada ratusan binatang lainnya yang belum masuk ke dalam bank data
Milik sang virus perkasa, yang siapa tahu akhirnya nanti akan digunakan juga.
Kambing, sapi, domba, cicak, tokek, capung, nyamuk, dan lain jenis serangga.
Belum lagi ikan dan sejenisnya, juga masih ada komodo, biawak, dan buaya,
Siapa yang berani menjamin mereka semua tidak akan ikut serta kerja sama
Untuk kemudian beramai-ramai menggempur benteng pertahanan manusia?
Yang lebih celaka dan berbahaya ketika akhirnya manusia menyadari juga,
Bahwa serangan sang virus perkasa tak hanya pada organ penting manusia,
Tapi juga langsung pada pusat pertahanannya, dan ini benar-benar bencana.
Dengan pertahanan sehat dan sempurna saja, eh, sering terlambat aksinya,
Apalagi jika benteng pertahanannya hancur lebur dan sama sekali tidak ada,
Bisa dibayangkan apa jadinya ini manusia … semua yang ada di luar dirinya
Dapat berubah menjadi bencana dan petaka, musuh tak perlu terlalu perkasa,
Cukup yang biasa saja dan sekaratlah manusia, lalu setelah lama menderita
Dewa maut pun akan terpaksa harus turun dan bekerja sama, habis mau apa,
Manusia tanpa banteng pertahanan dalam tubuhnya kan pasti tidak berdaya.
Serangan licik semacam ini seharusnya sudah terjadi agak lama, hanya saja
Seperti yang biasa terjadi, agak lambat juga ilmu pengetahuan menyadarinya.
Tahun 1981 sering dianggap sebagai tahun pertama manusia sadari bencana,
Padahal jelas sekali, bencana bukan hasil kerja sehari dua tetapi sudah lama,
Sang virus perkasa telah lama merencanakannya, hanya saja karena manusia
Agak lambat menyadarinya, maka puluhan juta jiwa harus melayang percuma.
Hebatnya lagi sampai sekarang setelah puluhan tahun berlalu, eh … obatnya,
Tetap saja tidak ada, memperlambat kerja sang bencana memang sudah bisa,
Tetapi benar-benar menyembuhkannya, semua orang masih mendoakannya.
Pita merah membentuk bulatan laksana terbaliknya tetesan air mata harapan,
Memang telah diputuskan digunakan bersama sebagai pertanda sinar tatapan
Tidak pernah pudar dalam berjuang atas nama anak manusia dan peradaban
Lentera harapan memang masih bersinar walau sering redup bak kena tiupan.
Jika nanti kemudian memang padam, tentu saja tidak yang menjadi harapan,
Apakah manusia dan peradaban akan tersapu bersih oleh gelombang lautan,
Lautan pertempuran yang tampaknya memang tak pernah akan dimenangkan?
Gagasan Bunn dan Netter yang kemudian disetujui oleh atasan mereka, Nann,
Mungkin memang tidak lebih dari sekedar mengingatkan mautnya ini serangan,
Yang semula stigma penularannya diyakini hubungan seks bebas tanpa acuan,
Tapi kemudian penelitian menunjukkan bahwa sarana utama semua penularan
Peluang paling justru pada para penerima donor darah serta melalui kelahiran.
Seks bebas tak sehat memang harus dihentikan, konsumsi narkoba pun jangan,
Tetapi jika tindakan kemanusiaan juga dapat menjadi sarana banyak penularan,
Yah, dampak seranganmu memang mematikan kawan, tetapi dilupakan jangan
Pertempuran belum dan jauh dari usai, perperangan pun masih terus berjalan,
Kami memang belum tentu menang, tetapi kami pasti mampu terus melawan.
Hari ini 1 Desember memang akan terus akan dikenang agar tidak dilupakan,
Bahwa pertempuran masih jauh dari usai … peperangan masih terus berjalan,
Dan … ingat kawan kami berani canangkan tekad kami dalam ini perjuangan,
Getting to Zero … Getting to Zero … sampai kalian lintang pukang kedodoran.
Ha … ha … ha … kami masih bisa tertawa, dalam bencana selalu ada harapan.
Dr. Tri Budhi Sastrio – tribudhis@yahoo.com – Poznan, Poland
