Dipi76
New member
Pemkab Sampang tawarkan program transmigrasi ke Syiah
Jumat, 30 Desember 2011 21:47 WIB
Sampang (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, Pulau Madura, Jawa Timur, akan menawarkan program transmigrasi kepada kelompok Syiah sebagai upaya untuk meredam konflik dengan kelompok Sunni di wilayah itu.
"Kita mencoba menawarkan hal ini, siapa tahu mereka mau dengan program kami," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Sampang, Hermanto Subaidi, Jumat.
Ia menjelaskan, usulan program transmigrasi kepada kelompok Islam Syiah itu bukan berarti `diskriminasi` karena program transmigrasi sudah ada sejak dulu.
"Itupun jika mereka mau. Kalau tidak, ya tidak apa-apa. Yang jelas, mereka itu kan tetap warga Sampang," katanya.
Pemkab Sampang, kata dia, kini tengah melakukan koordinasi dengan semua tokoh masyarakat dan tokoh ulama di Kabupaten Sampang untuk meredam kasus tersebut.
"Tadi kita telah melakukan pertemuan dengan forum pimpinan daerah bersama pengurus Majelis Ulama Indonesia untuk membahas jalan keluar persoalan ini," kata Hermanto Subaidi.
Kelompok Islam Syiah di Kabupaten Sampang yang kini tinggal di tempat pengungsian menyusul adanya kerusukan pada Kamis (29/12) sebanyak 270 orang dari total 351 orang.
Menurut Hermanto, mereka itu terdiri dari 167 kepala keluarga dan sebagian diantaranya telah berusia lanjut.
Konflik kelompok Sunni dan kelompok Syiah di Kabupaten Sampang ini sudah terjadi sejak tahun 2006, namun hingga kini belum bisa diredam hingga akhirnya terjadi aksi anarkis berupa pembakaran madrasah, mushalla dan rumah pimpinan Syiah, serta pondok tempat tinggal santri.
Konflik kedua kelompok Islam berbeda aliran pemahaman ini bermula dari konflik pribadi antara pimpinan Islam Syiah Tajul Muluk dengan pimpinan kelompok Islam Sunni KH Rois yang berebut santri.
Dari konflik kedua tokoh ini, lalu tersiar kabar di kalangan pengikut Islam Sunni bahwa kelompok Islam Syiah merupakan kelompok Islam yang menyebarkan ajaran sesat, hingga akhirnya memicu emosi pengikut Sunni di wilayah itu.
Puncaknya, terjadi pada Kamis (29/12) kemarin. Ratusan pengikut Islam Sunni lalu menyerbu kediaman pimpinan Islam Syiah di Desa Karang Gayam. Mereka membakar madrasah, mushalla dan rumah kediaman pimpinan Syiah.
=================
Harta benda warga Syiah Sampang dijarah
Sabtu, 31 Desember 2011 12:07 WIB
Sampang (ANTARA News) - Harta benda seorang pengikut Syiah, korban pertikaian dengan kelompok Sunni di Sampang, Madura, Jawa Timur, Jumat malam dijarah sekelompok massa.
Penjarahan terjadi di rumah milik Ulul Albab (39), warga Dusun Gaddhing Laok, Desa Bluuran, Kecamatan Karangpenang.
Kaum Syiah menduga, aksi itu adalah bentuk ketidakpuasan kelompok Sunni yang sebelumnya telah membakar madrasah, mushalla dan rumah pimpinan kelompok Syiah.
Harga benda yang dijarah oleh kelompok massa adalah berupa sepada motor, STNK, SIM baju dan semua jenis harta benda yang masih tersimpan dalam rumah Ulul Albab itu.
"Semua isi toko yang berdampingan dengan rumah itu juga tidak ada yang tersisa," kata Ulul Albab, Sabtu.
Ulul Albab adalah satu dari 351 orang kelompok Syiah di wilayah itu yang kini sedang mengungsi ke tempat lebih aman akibat pertikaian sektarian Kamis lalu (29/12) yang berakhir dengan pembakaran kompleks pesantren Syiah.
Ulul bersedia dievakuasi petugas di tempat penampungan di GOR Sampang karena sebelumnya sudah ada jaminan keamanan Polres Sampang, termasuk semua harta benda para pengikut Syiah.
"Tapi faktanya, harga benda ikhwan kami masih bisa dijarah massa. Lalu mana janji petugas kepada kami, apa kami karena kelompok minoritas hingga kami diperlakukan seperti ini," kata Iklil Almilal dengan linangan air mata.
Sebelumnya Kapolres Sampang AKBP Solehan menjamin, semua harta benda milik kelompok Syiah dipastikan aman dan akan dijaga polisi.
"Kami belum mengetahui secara pasti, apa ternak-ternak kami ini masih ada atau belum, yang jelas jika tidak ada kepastian dari pemkab ataupun Polres Sampang, lebih baik kami kembali," kata Iklil Almilal.
Antara
-dipi-
Jumat, 30 Desember 2011 21:47 WIB
Sampang (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang, Pulau Madura, Jawa Timur, akan menawarkan program transmigrasi kepada kelompok Syiah sebagai upaya untuk meredam konflik dengan kelompok Sunni di wilayah itu.
"Kita mencoba menawarkan hal ini, siapa tahu mereka mau dengan program kami," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Sampang, Hermanto Subaidi, Jumat.
Ia menjelaskan, usulan program transmigrasi kepada kelompok Islam Syiah itu bukan berarti `diskriminasi` karena program transmigrasi sudah ada sejak dulu.
"Itupun jika mereka mau. Kalau tidak, ya tidak apa-apa. Yang jelas, mereka itu kan tetap warga Sampang," katanya.
Pemkab Sampang, kata dia, kini tengah melakukan koordinasi dengan semua tokoh masyarakat dan tokoh ulama di Kabupaten Sampang untuk meredam kasus tersebut.
"Tadi kita telah melakukan pertemuan dengan forum pimpinan daerah bersama pengurus Majelis Ulama Indonesia untuk membahas jalan keluar persoalan ini," kata Hermanto Subaidi.
Kelompok Islam Syiah di Kabupaten Sampang yang kini tinggal di tempat pengungsian menyusul adanya kerusukan pada Kamis (29/12) sebanyak 270 orang dari total 351 orang.
Menurut Hermanto, mereka itu terdiri dari 167 kepala keluarga dan sebagian diantaranya telah berusia lanjut.
Konflik kelompok Sunni dan kelompok Syiah di Kabupaten Sampang ini sudah terjadi sejak tahun 2006, namun hingga kini belum bisa diredam hingga akhirnya terjadi aksi anarkis berupa pembakaran madrasah, mushalla dan rumah pimpinan Syiah, serta pondok tempat tinggal santri.
Konflik kedua kelompok Islam berbeda aliran pemahaman ini bermula dari konflik pribadi antara pimpinan Islam Syiah Tajul Muluk dengan pimpinan kelompok Islam Sunni KH Rois yang berebut santri.
Dari konflik kedua tokoh ini, lalu tersiar kabar di kalangan pengikut Islam Sunni bahwa kelompok Islam Syiah merupakan kelompok Islam yang menyebarkan ajaran sesat, hingga akhirnya memicu emosi pengikut Sunni di wilayah itu.
Puncaknya, terjadi pada Kamis (29/12) kemarin. Ratusan pengikut Islam Sunni lalu menyerbu kediaman pimpinan Islam Syiah di Desa Karang Gayam. Mereka membakar madrasah, mushalla dan rumah kediaman pimpinan Syiah.
=================
Harta benda warga Syiah Sampang dijarah
Sabtu, 31 Desember 2011 12:07 WIB
Sampang (ANTARA News) - Harta benda seorang pengikut Syiah, korban pertikaian dengan kelompok Sunni di Sampang, Madura, Jawa Timur, Jumat malam dijarah sekelompok massa.
Penjarahan terjadi di rumah milik Ulul Albab (39), warga Dusun Gaddhing Laok, Desa Bluuran, Kecamatan Karangpenang.
Kaum Syiah menduga, aksi itu adalah bentuk ketidakpuasan kelompok Sunni yang sebelumnya telah membakar madrasah, mushalla dan rumah pimpinan kelompok Syiah.
Harga benda yang dijarah oleh kelompok massa adalah berupa sepada motor, STNK, SIM baju dan semua jenis harta benda yang masih tersimpan dalam rumah Ulul Albab itu.
"Semua isi toko yang berdampingan dengan rumah itu juga tidak ada yang tersisa," kata Ulul Albab, Sabtu.
Ulul Albab adalah satu dari 351 orang kelompok Syiah di wilayah itu yang kini sedang mengungsi ke tempat lebih aman akibat pertikaian sektarian Kamis lalu (29/12) yang berakhir dengan pembakaran kompleks pesantren Syiah.
Ulul bersedia dievakuasi petugas di tempat penampungan di GOR Sampang karena sebelumnya sudah ada jaminan keamanan Polres Sampang, termasuk semua harta benda para pengikut Syiah.
"Tapi faktanya, harga benda ikhwan kami masih bisa dijarah massa. Lalu mana janji petugas kepada kami, apa kami karena kelompok minoritas hingga kami diperlakukan seperti ini," kata Iklil Almilal dengan linangan air mata.
Sebelumnya Kapolres Sampang AKBP Solehan menjamin, semua harta benda milik kelompok Syiah dipastikan aman dan akan dijaga polisi.
"Kami belum mengetahui secara pasti, apa ternak-ternak kami ini masih ada atau belum, yang jelas jika tidak ada kepastian dari pemkab ataupun Polres Sampang, lebih baik kami kembali," kata Iklil Almilal.
Antara
-dipi-