coura
New member
Selasa, 02/03/2010 11:52 WIB
Peternak Kelinci Lembang
Berniat Hadirkan Building Center Kelinci
Permintaan daging kelinci dari luar negeri makin meningkat. Sayangnya tidak dimbangi dengan kemampuan peternak dalam memproduksi daging kelinci. Bahkan untuk kebutuhan kelinci pedaging lokal saja belum mencukupi.
Hal itulah yag mendorong Asep Sutisna atau Asep Rabbit untuk merencanakan Building Center Kelinci di wilayah Cisarua Lembang. Gagasannya tersebut akan diwujudkan melalui Asosiasi Peternak Kelinci Indonesia (APKIN) yang baru akan dideklarasikan dalam waktu dekat ini.
Selama ini para pengusaha resto kelinci di Lembang, menurut Asep, masih belum memiliki standarisasi daging kelinci yang pas. Saat ini, ras-ras kelinci yang beredar di pasaran sudah acak dan tidak jelas.
"Dengan adanya bulding center akan dilakukan pemuliaan bibit dan membuat ras baru untuk kelinci pedaging sehingga ada penyeragaman rasa daging kelinci," ujarnya.
Selama ini, dari semua ras kelinci yang digunakan masing-masing memiliki banyak kekurangan. Meski ras lokal tetap yang diunggulkan namun ukuran badannya jadi penghambat karena kecil.
"Kelinci yang dipotong sekarang usianya berbeda-beda, otomatis rasanya pun akan beda antara yang tua dan yang muda, apalagi kalau yang dipotong kelinci sakit, padahal kelinci kan daging yang sehat," ujar Asep.
Nantinya, di building center, akan dilibatkan pihak-pihak yang kompeten. Sehingga nanti bisa dihasilkan bibit kelinci unggul yang menggabungkan keunggulan masing-masing ras. Dari building center ini bibit disebarkan pada peternak.
"Dari peternak disupply ke resto-resto sehingga rasa daging kelinci semuanya sama," ujar Asep yang sudah bertahan selama 18 tahun jadi pengusaha kelinci ini. Ras untuk kelinci daging pun tidak aneh-aneh lagi dan rasanya bisa bersaing dengan daging hewan lainnya.
Kebanyakan, sambung Asep, para peternak ikut-ikutan saja tanpa disertai ilmu perkembangbiakan kelinci yang baik. Jadinya muncul pasar baru yang disebut Asep pasar lelucon, dimana peternak seenaknya saja mengkawinkan-kawinkan ras kelinci bahkan yang sedarah.
Bukan malah menghasilkan ras unggul tapi membuat kelinci jadi sakit-sakitan. Melalui building center ini juga akan ditertibkan kembali ras-ras kelinci yang asli. "Kita pelan pelan saja. Nanti kalau bibit yang bagus sudah ada dan tersebar lama-lama peternak dan pedagang juga akan mengikuti," ujar Asep.
(ema/bbn)
sumber
http://bandung.d***k.com/read/2010/03/02/115204/1309233/668/berniat-hadirkan-building-center-kelinci
maju terus peternak kelinci [<
Peternak Kelinci Lembang
Berniat Hadirkan Building Center Kelinci
Permintaan daging kelinci dari luar negeri makin meningkat. Sayangnya tidak dimbangi dengan kemampuan peternak dalam memproduksi daging kelinci. Bahkan untuk kebutuhan kelinci pedaging lokal saja belum mencukupi.
Hal itulah yag mendorong Asep Sutisna atau Asep Rabbit untuk merencanakan Building Center Kelinci di wilayah Cisarua Lembang. Gagasannya tersebut akan diwujudkan melalui Asosiasi Peternak Kelinci Indonesia (APKIN) yang baru akan dideklarasikan dalam waktu dekat ini.
Selama ini para pengusaha resto kelinci di Lembang, menurut Asep, masih belum memiliki standarisasi daging kelinci yang pas. Saat ini, ras-ras kelinci yang beredar di pasaran sudah acak dan tidak jelas.
"Dengan adanya bulding center akan dilakukan pemuliaan bibit dan membuat ras baru untuk kelinci pedaging sehingga ada penyeragaman rasa daging kelinci," ujarnya.
Selama ini, dari semua ras kelinci yang digunakan masing-masing memiliki banyak kekurangan. Meski ras lokal tetap yang diunggulkan namun ukuran badannya jadi penghambat karena kecil.
"Kelinci yang dipotong sekarang usianya berbeda-beda, otomatis rasanya pun akan beda antara yang tua dan yang muda, apalagi kalau yang dipotong kelinci sakit, padahal kelinci kan daging yang sehat," ujar Asep.
Nantinya, di building center, akan dilibatkan pihak-pihak yang kompeten. Sehingga nanti bisa dihasilkan bibit kelinci unggul yang menggabungkan keunggulan masing-masing ras. Dari building center ini bibit disebarkan pada peternak.
"Dari peternak disupply ke resto-resto sehingga rasa daging kelinci semuanya sama," ujar Asep yang sudah bertahan selama 18 tahun jadi pengusaha kelinci ini. Ras untuk kelinci daging pun tidak aneh-aneh lagi dan rasanya bisa bersaing dengan daging hewan lainnya.
Kebanyakan, sambung Asep, para peternak ikut-ikutan saja tanpa disertai ilmu perkembangbiakan kelinci yang baik. Jadinya muncul pasar baru yang disebut Asep pasar lelucon, dimana peternak seenaknya saja mengkawinkan-kawinkan ras kelinci bahkan yang sedarah.
Bukan malah menghasilkan ras unggul tapi membuat kelinci jadi sakit-sakitan. Melalui building center ini juga akan ditertibkan kembali ras-ras kelinci yang asli. "Kita pelan pelan saja. Nanti kalau bibit yang bagus sudah ada dan tersebar lama-lama peternak dan pedagang juga akan mengikuti," ujar Asep.
(ema/bbn)
sumber
http://bandung.d***k.com/read/2010/03/02/115204/1309233/668/berniat-hadirkan-building-center-kelinci
maju terus peternak kelinci [<
