hktoyshop
New member
(Photo) Adegan Pemerkosa Seret Calon Mangsanya di Jalan
Momen menegangkan saat pemerkosa berusaha menyeret calon korbannya menjauh dari keramaian di jalan dan menuju ke lorong gelap
Dengan mengapit korbannya sekuat tenaga, pria pemerkosa ini memaksa korbannya untuk beranjak meninggalkan jalanan sehingga terhindar dari perhatian publik. Perempuan berusia 18 tahun yang baru saja menemui beberapa sahabatnya itu nyaris menjadi korban pemerkosaan.
Perempuan yang tidak disebutkan identitas lengkapnya ini diseret “layaknya seekor hewan.” Perempuan itu ditarik ke sisi sebuah jalan dan dipaksa merebahkan diri tetapi akhirnya dapat diselamatkan setelah seorang yang melintas di lokasi sekitar mendengar jeritannya.
Pelaku upaya pemerkosaan, Samson Bello (23) ternyata adalah penderita schizophrenia. Pria kelahiran Nigeria yang menjejakkan kaki di Inggris 10 tahun lalu ini telah melakukan aksi pelecehan seksual terhadap beberapa perempuan beberapa jam sebelum menggencarkan aksi yang mengarah ke peringkusannya.
Tertangkap kamera pengintai: Belo turun dari bus malam dekat kediamannya di Hackney
Tayangan CCTV berisi peristiwa kekerasan menegangkan yang berlangsung dekat King’s Cross, Central London ini dirilis ke publik 2 hari lalu. Polisi melacak Bello hingga ke kediamannya berdasarkan bantuan tayangan CCTV itu.
Samson Bello telah menerima vonis hukuman dari Southwark Crown Court di London pekan ini. Samson Bello dijatuhi hukuman kurungan untuk waktu yang tidak menentu berdasarkan undang-undang bagi pelaku tindak kriminal yang mengalami gangguan kejiwaan di Inggris, Mental Health Act.
Ia mengaku bersalah atas 4 gugatan – 3 upaya pemerkosaan dan 1 perkara penculikan yang disertai dengan upaya aksi kekerasan seksual.
Dalam keterangannya di pengadilan, Bello mengaku menyarangkan upaya kekerasan seksual ke korban pertamanya pada 29 Maret. Bello kemudian melakukannya ke 3 perempuan lain, termasuk ke korban terakhir, selang 2 hari kemudian.
Tertangkap kamera pengintai: Belo turun dari bus malam dekat kediamannya di Hackney
Bello mengendap-endap dan mengintai calon mangsanya dari lorong jalan yang gelap. Pria berkulit hitam itu pertama kali melancarkan aksinya pada seorang gadis berusia 16 tahun di Marylebone High Street pada 29 Maret, pukul 03.30 pagi.
Korban ini mengaku Bello menyeret dan mengancamnya dengan berkata: “Ikut aku. Jangan coba berteriak jika tidak ingin saya lukai.”
Perempuan itu kemudian dipaksa mengikuti Bello ke sebuah lorong sebelum menerima kekerasan seksual darinya. Namun, aksi Bello ini terhenti setelah seseorang yang melintas menolong perempuan itu. Dua hari berselang, Bello kembali melakukan aksinya terhadap 3 perempuan lain dalam waktu 3 jam.
Dalam hampir setiap aksinya, Bello berusaha menjatuhkan korbannya hingga tersungkur di lorong gelap sebelum berupaya sekuat tenaga mengoyak pakaian mereka. Teriakan para korban serta bantuan dari pejalan kaki yang melintas di lokasi kejadian telah membebaskan mereka dari cengkeraman Bello yang berusaha memuaskan nafsunya.
Dari 3 kasus, Bello melarikan diri setelah aksinya itu didapati oleh pejalan kaki di tempat kejadian perkara. Sementara korban terakhir Bello sempat melakukan perlawanan sehingga Bello tidak dapat mengimbanginya dan membatalkan rencananya.
Selain trauma psikologis, seluruh korban yang lolos dari upaya pemerkosaan mengalami cedera seperti lecet atau luka lebam. Polisi memburu Bello dengan memeriksa tayangan CCTV yang terpasang di jalan dan bus. Dalam tempo beberapa jam, polisi akhirnya mengetahui pria yang mengalami gangguan kejiwaan ini menetap di Hackney, East London.
Beberapa pejabat kepolisian Inggris melaporkan kasus ini membuktikan manfaat dari kamera pengintai. Namun, laporan yang beredar bulan lalu menyebutkan bahwa hanya ada 1 kasus kriminal yang terpecahkan dalam setahunnya untuk setiap 1.000 kamera CCTV yang dipasang di Inggris.
Momen menegangkan saat pemerkosa berusaha menyeret calon korbannya menjauh dari keramaian di jalan dan menuju ke lorong gelap
Dengan mengapit korbannya sekuat tenaga, pria pemerkosa ini memaksa korbannya untuk beranjak meninggalkan jalanan sehingga terhindar dari perhatian publik. Perempuan berusia 18 tahun yang baru saja menemui beberapa sahabatnya itu nyaris menjadi korban pemerkosaan.
Perempuan yang tidak disebutkan identitas lengkapnya ini diseret “layaknya seekor hewan.” Perempuan itu ditarik ke sisi sebuah jalan dan dipaksa merebahkan diri tetapi akhirnya dapat diselamatkan setelah seorang yang melintas di lokasi sekitar mendengar jeritannya.
Pelaku upaya pemerkosaan, Samson Bello (23) ternyata adalah penderita schizophrenia. Pria kelahiran Nigeria yang menjejakkan kaki di Inggris 10 tahun lalu ini telah melakukan aksi pelecehan seksual terhadap beberapa perempuan beberapa jam sebelum menggencarkan aksi yang mengarah ke peringkusannya.
Tertangkap kamera pengintai: Belo turun dari bus malam dekat kediamannya di Hackney
Tayangan CCTV berisi peristiwa kekerasan menegangkan yang berlangsung dekat King’s Cross, Central London ini dirilis ke publik 2 hari lalu. Polisi melacak Bello hingga ke kediamannya berdasarkan bantuan tayangan CCTV itu.
Samson Bello telah menerima vonis hukuman dari Southwark Crown Court di London pekan ini. Samson Bello dijatuhi hukuman kurungan untuk waktu yang tidak menentu berdasarkan undang-undang bagi pelaku tindak kriminal yang mengalami gangguan kejiwaan di Inggris, Mental Health Act.
Ia mengaku bersalah atas 4 gugatan – 3 upaya pemerkosaan dan 1 perkara penculikan yang disertai dengan upaya aksi kekerasan seksual.
Dalam keterangannya di pengadilan, Bello mengaku menyarangkan upaya kekerasan seksual ke korban pertamanya pada 29 Maret. Bello kemudian melakukannya ke 3 perempuan lain, termasuk ke korban terakhir, selang 2 hari kemudian.
Tertangkap kamera pengintai: Belo turun dari bus malam dekat kediamannya di Hackney
Bello mengendap-endap dan mengintai calon mangsanya dari lorong jalan yang gelap. Pria berkulit hitam itu pertama kali melancarkan aksinya pada seorang gadis berusia 16 tahun di Marylebone High Street pada 29 Maret, pukul 03.30 pagi.
Korban ini mengaku Bello menyeret dan mengancamnya dengan berkata: “Ikut aku. Jangan coba berteriak jika tidak ingin saya lukai.”
Perempuan itu kemudian dipaksa mengikuti Bello ke sebuah lorong sebelum menerima kekerasan seksual darinya. Namun, aksi Bello ini terhenti setelah seseorang yang melintas menolong perempuan itu. Dua hari berselang, Bello kembali melakukan aksinya terhadap 3 perempuan lain dalam waktu 3 jam.
Dalam hampir setiap aksinya, Bello berusaha menjatuhkan korbannya hingga tersungkur di lorong gelap sebelum berupaya sekuat tenaga mengoyak pakaian mereka. Teriakan para korban serta bantuan dari pejalan kaki yang melintas di lokasi kejadian telah membebaskan mereka dari cengkeraman Bello yang berusaha memuaskan nafsunya.
Dari 3 kasus, Bello melarikan diri setelah aksinya itu didapati oleh pejalan kaki di tempat kejadian perkara. Sementara korban terakhir Bello sempat melakukan perlawanan sehingga Bello tidak dapat mengimbanginya dan membatalkan rencananya.
Selain trauma psikologis, seluruh korban yang lolos dari upaya pemerkosaan mengalami cedera seperti lecet atau luka lebam. Polisi memburu Bello dengan memeriksa tayangan CCTV yang terpasang di jalan dan bus. Dalam tempo beberapa jam, polisi akhirnya mengetahui pria yang mengalami gangguan kejiwaan ini menetap di Hackney, East London.
Beberapa pejabat kepolisian Inggris melaporkan kasus ini membuktikan manfaat dari kamera pengintai. Namun, laporan yang beredar bulan lalu menyebutkan bahwa hanya ada 1 kasus kriminal yang terpecahkan dalam setahunnya untuk setiap 1.000 kamera CCTV yang dipasang di Inggris.