lala_lulu
New member
Ribuan warga Kota Bekasi antusias berdiri di tepi jalan yang dilalui arak-arakan Piala Adipura. Sekitar 10 ribu orang, terdiri atas berbagai elemen masyarakat, mengarak penghargaan bergengsi itu keliling kota.
Namun, sejumlah masyarakat mempertanyakan mengapa Bekasi bisa memenangkan penghargaan itu.
Bekasi meraih Piala Adipura sebagai penghuni peringkat sembilan kategori kota metropolitan. Peringkat pertama diraih Palembang. Sebelumnya, tahun 2006, 2007, dan 2008, Bekasi menduduki peringkat ke-14 dan gagal meraih penghargaan bergengsi itu. Bahkan, Bekasi pernah menjadi kota terkotor di Indonesia.
Astarilo, salah seorang warga Bekasi, masih belum percaya kotanya meraih Adipura. Sebab, katanya, Bekasi masih memiliki banyak titik rawan banjir, seperti Rawa Lumbu dan Narogong.
“Bekasi mendapat Adipura seperti mimpi,” kata pembina pramuka itu. “Drainase kurang bagus dan tak terurus, dan kerap menjadi penyebab banjir.”
Selain itu, katanya, tempat sampah sementara (TPST) masih kurang, dan hanya ada di tingkat kelurahan. Pengadaan gerobak motor (baktor) pengangkut sampah hanya sampai tingkat kelurahan. Di tingkat RW hanya sedikit.
Abi Hurairah, kepala Bidang Persampahan, mengakui baktor masih terbatas dan hanya beberapa di tingkat RW. Itu pun, katanya, berkat inisiatif warga. Kota Bekasi memiliki 12 kecamatan dan 56 kelurahan.
Masih banyak warga yang lebih suka membakar sampahnya daripada dibuang ke TPST. Di Perumnas II Kayu Ringin, Jatibening, misalnya, pembakaran terjadi di tepi Kali Bekasi.
Menurut Abi Hurairah, Bekasi memang hanya fokus menangani kebersihan di beberapa titik yang akan dinilai juri Piala Adipura. Di titik-titik itulah sampah diupayakan tidak ada dan diperindah.
Astarilo dan mungkin ribuan warga lainnya, boleh saja bingung Bekasi mendapat Piala Adipura, tapi bagi Wali Kota Mochtar Muhamad semua ini adalah prestasi. Menurutnya, yang dinilai tim juri adalab kebersihan, pemilahan, dan pengelolaan sampah.
“Bekasi mendapat nilai tertinggi pada pengolahan sampah,” kata Mochtar kepada wartawan seusai menyerahkan Piala Adipura kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Mochtar menyatakan, sukses ini berkat kerja keras warga dan pemerintah kota menangani kebersihan, mengatasi sampah, dan menciptakan keindahan.
Sumber : Republika
Namun, sejumlah masyarakat mempertanyakan mengapa Bekasi bisa memenangkan penghargaan itu.
Bekasi meraih Piala Adipura sebagai penghuni peringkat sembilan kategori kota metropolitan. Peringkat pertama diraih Palembang. Sebelumnya, tahun 2006, 2007, dan 2008, Bekasi menduduki peringkat ke-14 dan gagal meraih penghargaan bergengsi itu. Bahkan, Bekasi pernah menjadi kota terkotor di Indonesia.
Astarilo, salah seorang warga Bekasi, masih belum percaya kotanya meraih Adipura. Sebab, katanya, Bekasi masih memiliki banyak titik rawan banjir, seperti Rawa Lumbu dan Narogong.
“Bekasi mendapat Adipura seperti mimpi,” kata pembina pramuka itu. “Drainase kurang bagus dan tak terurus, dan kerap menjadi penyebab banjir.”
Selain itu, katanya, tempat sampah sementara (TPST) masih kurang, dan hanya ada di tingkat kelurahan. Pengadaan gerobak motor (baktor) pengangkut sampah hanya sampai tingkat kelurahan. Di tingkat RW hanya sedikit.
Abi Hurairah, kepala Bidang Persampahan, mengakui baktor masih terbatas dan hanya beberapa di tingkat RW. Itu pun, katanya, berkat inisiatif warga. Kota Bekasi memiliki 12 kecamatan dan 56 kelurahan.
Masih banyak warga yang lebih suka membakar sampahnya daripada dibuang ke TPST. Di Perumnas II Kayu Ringin, Jatibening, misalnya, pembakaran terjadi di tepi Kali Bekasi.
Menurut Abi Hurairah, Bekasi memang hanya fokus menangani kebersihan di beberapa titik yang akan dinilai juri Piala Adipura. Di titik-titik itulah sampah diupayakan tidak ada dan diperindah.
Astarilo dan mungkin ribuan warga lainnya, boleh saja bingung Bekasi mendapat Piala Adipura, tapi bagi Wali Kota Mochtar Muhamad semua ini adalah prestasi. Menurutnya, yang dinilai tim juri adalab kebersihan, pemilahan, dan pengelolaan sampah.
“Bekasi mendapat nilai tertinggi pada pengolahan sampah,” kata Mochtar kepada wartawan seusai menyerahkan Piala Adipura kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Mochtar menyatakan, sukses ini berkat kerja keras warga dan pemerintah kota menangani kebersihan, mengatasi sampah, dan menciptakan keindahan.
Sumber : Republika