Memalukan
Tim nasional senior Indonesia A menjuarai Piala Kemerdekaan 2008 karena Libya menolak melanjutkan pertandingan usai jeda.
Meski Indonesia A sempat tertinggal 1-0 hingga akhir babak pertama. Tapi karena Libya walk over (WO) sebelum babak kedua dimulai, Indonesia dinyatakan sebagai pemenang dengan skor 3-1.
Penolakan terjadi akibat tindakan tidak sportif dari kubu tuan rumah. Pelatih Libya Gamal Adeen Nowara dipukul oleh pelatih kiper timnas Indonesia saat menuju ruang ganti usai babak pertama. Alhasil, Libya meminta jaminan keamanan dari panitia pertandingan.
Padahal, tim tamu yang terdiri dari pemain-pemain di bawah usia 23 tahun sudah unggul 1-0 saat babak pertama berakhir. Usai turun minum, timnas Indonesia sudah siap melanjutkan pertandingan dan menempati lapangan. Namun, setelah menunggu 15 menit, tak ada satupun ofisial maupun pemain Libya yang keluar dari ruang ganti.
Hal ini sangat disayangkan, mengingat Piala Kemerdekaan kembali hadir setelah delapan tahun absen. Sayangnya lagi, di partai puncak ini justru Libya menolak melanjutkan pertandingan di saat unggul satu gol, sehingga prestasi juara buat timnas Indonesia tidak terlalu membanggakan.
Gol Libya sendiri dicetak oleh Abdallah Mohamed pada menit ke-14, dengan memanfaatkan kesalahan kiper Markus Horison yang gagal menepis bola dari umpan silang yang lewat di hadapan gawangnya.
Setelah gol itu, Indonesia berusaha meningkatkan serangan. Penampilan apik Elie Aiboy berkali-kali membahayakan gawang Libya. Sejumlah bola crossing dari Aiboy menghasilkan beberapa tembakan ke arah gawang. Sayangnya, tendangan Firman Utina dan Budi Sudarsono gagal merobek gawang lawan.
Muhammad Ilham sempat meraih peluang emas. Umpan silang mendatar dari Aiboy tinggal disontek oleh Ilham yang berdiri persis di depan gawang. Entah kenapa, pemain sayap kiri Persija ini gagal melakukan tembakan yang tepat.
Pertandingan sempat menjurus kasar. Wasit Shahabuddin Moh Hamiddin asal Brunei Darussalam kerap membuat timnas Libya kesal. Budi Sudarsono tertangkap basah oleh kamera ketika menyikut Abdallah, dan Isnan Ali melanggar keras bek Libya hingga terkapar, namun keduanya tak mendapat ganjaran apapun.
WO pun terjadi. Setelah melakukan pembicaraan dengan panitia pertandingan dari FIFA, wasit memutuskan kemenangan menjadi milik Indonesia.