PM Prodi Mengundurkan Diri

andree_erlangga

New member
Presiden Italia Giorgio Napolitano mulai berbicara dengan sejumlah pemimpin politik untuk mendiskusikan formasi pemerintahan baru, Kamis, menyusul pengunduran diri Perdana Menteri (PM) Romano Prodi.

Prodi mundur dari kursi PM, Rabu malam, setelah usul pemerintahannya mengenai program kebijakan luar negeri dikalahkan secara memalukan di parlemen. Usul kebijakan itu meliputi rencana mempertahankan tentara Italia di Afghanistan. Prodi kini hanya menjalankan tugas caretaker.

Diskusi antara Presiden Napolitano dan sejumlah pemimpin politik dilakukan di Istana Presiden. Diskusi ini dilakukan untuk memilih PM baru, yang diharapkan mampu mengumpulkan dukungan mayoritas dari parlemen dan mencegah terjadinya pemilu dini.

Presiden Napolitano kemungkinan akan meminta Prodi atau pemimpin lainnya dari koalisi untuk membentuk pemerintahan baru tengah-kiri. Namun bukan tak mungkin Napolitano juga akan menyerukan pemilu dini.

Presiden mulai bertemu dengan Ketua Senat Franco Marini, yang dipertimbangkan sebagai pemimpin dari institusi pemerintah. Ketua majelis rendah parlemen, pemimpin partai, dan mantan presiden juga akan mengikuti pertemuan tersebut.

Banyak pengamat yang meyakini bahwa Napolitano tidak ingin menyerukan pemilu dini, sebab pemilu sudah dijadwalkan berlangsung pada 2011. Sejumlah pemimpin politik juga menginginkan perubahan sistem perwakilan proporsional yang mendorong partai-partai kecil melakukan instabilitas.

Seorang staf PM menyebutkan tidak tertutup kemungkinan Napolitano akan meminta Prodi untuk membentuk lagi pemerintahan baru, apalagi dari diskusi awal dengan sejumlah aliansinya, dukungan untuk pemerintahan baru Prodi akan meningkat.

"Prodi akan kembali menjabat PM jika dia menerima jaminan bahwa dirinya akan mendapat dukungan penuh dari semua partai koalisi," kata juru bicara PM, Silvio Sircana.

Pengunduran diri Prodi dilakukan hanya sembilan bulan setelah memimpin pemerintahan. Dia memenangkan pemilu dengan selisih sangat tipis melawan Silvio Berlusconi, dan merupakan pemilu paling ketat selama sejarah pascaperang.

Standard and Poors (S&P) menerbitkan pernyataan yang mengatakan bahwa pengunduran diri Prodi tidak akan memberikan dampak berarti pada pemeringkatan Italia. Namun badan rating ini tetap akan melakukan pemantauan. S&P menempatkan Italia dalam peringkat yang rendah, Oktober lalu, mengenai kekhawatiran terhadap koalisi multipartai.

S&P juga menempatkan prospek ekonomi Italia sebagai muram akibat krisis politik. "Tapi kami berharap kebijakan fiskal dan ekonomi berlanjut, terlepas dari kekuatan politik apa yang akan membentuk pemerintahan mendatang," demikian S&P dalam pernyataannya.

Sebelumnya, pemerintah kehilangan kepercayaan di Senat menyangkut kebijakan luar negerinya, seperti mempertahankan keberadaan militer Italia di Afghanistan. Mayoritas anggota Senat - termasuk mitra koalisi Prodi - menentang pengiriman tentara ke Afghanistan dan rencana perluasan pangkalan Angkatan Udara AS di Italia Utara.

Hasil pemungutan suara menunjukkan 158 suara mendukung, namun masih kurang dua suara yang diperlukan untuk bisa mencapai suara mayoritas. Anggota konservatif yang beroposisi sebanyak 136 orang menentang mosi tersebut.

Hasil pemungutan suara ini sebenarnya tidak mengikat, namun mengindikasikan bahwa Prodi tidak mampu mengumpulkan dukungan atas kebijakan kuncinya, sehingga memilih mengundurkan diri.

Sumber : Suara Karya Online
 
Back
Top