naruto
New member
PM Thailand pecat kepala polisi
Bangkok (Espos)
Perdana Menteri Thailand Surayud Chulanont memecat kepala polisi nasional, Senin (5/2), setelah gagal menemukan titik terang dalang di balik peledakan bom pada malam Tahun Baru lalu yang menewaskan tiga orang di Bangkok.
Kepala Polisi Kowit Wattana selanjutnya akan digantikan oleh wakilnya, Jenderal Sereepisut Taemeeyaves, yang juga anggota Dewan Keamanan Nasional (CNS), kelompok yang menggulingkan Thaksin Shinawatra bulan September lalu.
Yongyuth Maiyalarb selaku juru bicara pemerintah, mengatakan Surayud Chulanont memerintahkan kepala polisi Jenderal Kowit Watana dipindahkan ke pos tidak aktif di kantor PM.
Kowit merupakan orang yang setia kepada mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang digulingkan dalam kudeta militer tanpa darah September tahun lalu. Dia telah dikritik pemerintah karena gagal memberikan perkembangan dalam menyelesaikan kasus pengeboman Tahun Baru di Bangkok yang menewaskan tiga orang dan melukai sekitar 40 orang lainnya.
Pemerintah interim yang ditunjuk militer, sering kali mengatakan para pengikut setia Thaksin berada di balik pengeboman tersebut. Namun, polisi masih ragu-ragu untuk mendukung teori tersebut.
Mereka justru mengatakan gerilyawan Islam yang melakukan pemberontakan di provinsi-provinsi bagian selatan, bertanggung jawab dalam serangan tersebut. Di lain sisi pemerintahan militer Thailand, Senin kemarin juga mengatakan pihaknya tidak punya rencana untuk menghalangi Thaksin Shinawatra untuk melakukan wawancara dengan media-media luar negeri, di tengah adanya laporan bahwa komentar-komentarnya telah membuat marah orang-orang di dalam negeri.
Surayud Chulanont, yang ditunjuk sebagai PM sementara setelah kudeta 19 September lalu, membantah laporan bahwa pemerintah merencanakan untuk menyensor Thaksin saat dia berkunjung ke seputar Asia untuk mengkritik para pemimpin kudeta.
�Itu adalah hak Thaksin untuk berbicara atau wawancara dan orang-orang akan membuat penilaian atas apa yang diungkapkan. Pemerintah tidak akan menghentikan atau mengganggu wawancaranya,� ujar Surayud kepada wartawan. - tya/AP
Bangkok (Espos)
Perdana Menteri Thailand Surayud Chulanont memecat kepala polisi nasional, Senin (5/2), setelah gagal menemukan titik terang dalang di balik peledakan bom pada malam Tahun Baru lalu yang menewaskan tiga orang di Bangkok.
Kepala Polisi Kowit Wattana selanjutnya akan digantikan oleh wakilnya, Jenderal Sereepisut Taemeeyaves, yang juga anggota Dewan Keamanan Nasional (CNS), kelompok yang menggulingkan Thaksin Shinawatra bulan September lalu.
Yongyuth Maiyalarb selaku juru bicara pemerintah, mengatakan Surayud Chulanont memerintahkan kepala polisi Jenderal Kowit Watana dipindahkan ke pos tidak aktif di kantor PM.
Kowit merupakan orang yang setia kepada mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang digulingkan dalam kudeta militer tanpa darah September tahun lalu. Dia telah dikritik pemerintah karena gagal memberikan perkembangan dalam menyelesaikan kasus pengeboman Tahun Baru di Bangkok yang menewaskan tiga orang dan melukai sekitar 40 orang lainnya.
Pemerintah interim yang ditunjuk militer, sering kali mengatakan para pengikut setia Thaksin berada di balik pengeboman tersebut. Namun, polisi masih ragu-ragu untuk mendukung teori tersebut.
Mereka justru mengatakan gerilyawan Islam yang melakukan pemberontakan di provinsi-provinsi bagian selatan, bertanggung jawab dalam serangan tersebut. Di lain sisi pemerintahan militer Thailand, Senin kemarin juga mengatakan pihaknya tidak punya rencana untuk menghalangi Thaksin Shinawatra untuk melakukan wawancara dengan media-media luar negeri, di tengah adanya laporan bahwa komentar-komentarnya telah membuat marah orang-orang di dalam negeri.
Surayud Chulanont, yang ditunjuk sebagai PM sementara setelah kudeta 19 September lalu, membantah laporan bahwa pemerintah merencanakan untuk menyensor Thaksin saat dia berkunjung ke seputar Asia untuk mengkritik para pemimpin kudeta.
�Itu adalah hak Thaksin untuk berbicara atau wawancara dan orang-orang akan membuat penilaian atas apa yang diungkapkan. Pemerintah tidak akan menghentikan atau mengganggu wawancaranya,� ujar Surayud kepada wartawan. - tya/AP