Pokok-pokok Dasar I'tiqad Ahli Hadits
Karangan
Abu Bakar Ahmad bin lbrahim Al-Ismaili
lbnu Qudamah berkata : Asy-Syarif Abul Abbas Mas'ud bin Abdul Wahid bin Mathar Al-Hasyimi telah mengabarkan : Al-Hafizh Abul 'Alaa Shaa'id bin Yasaar Al-Harawi telah menyampaikan : Abul Hasan Ali bin Muhammad Al-Jurjaani telah menyampaikan : Abul Qasim Hamzah bin Yusuf As-Sahmi telah menyampaikan bahwa Abu Bakar Ahmad bin lbrahim Al-Ismaaili berkata :
Pokok-pokok Dasar I'tiqad Ahli Hadits
1- Ketahuilah -semoga Allah merahmati kami dan kalian semua- bahwa madzhab Ahli Hadits, Ahlu Sunnah wal Jarna'ah adalah : Beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya. Menerima apa saja yang disebutkan dalam Kitabullah dan yang disebutkan dalam hadits-hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Tidak ada celah untuk berpaling darinya dan tidak ada jalan untuk menolaknya. Karena mereka diperintahkan untuk mengikuti Al-Qur'an dan As-Sunnah, berisi jaminan petunjuk dan hidayah bagi mereka di dalamnya dan persaksian bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah membimbing kepada jalan yang lurus. Dan bagi yang menyelisihinya diancam jatuh dalam fitnah (kekufuran dan kemusyrikan) dan azab yang pedih.
Pembahasan Tentang Asma' dan Sifat Allah
2- Ahli Hadits meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta'aala diseru dengan asmaNya yang husna dan memiliki sifat-sifat yang telah Dia sebutkan sendiri dan telah disebutkan juga oleh NabiNya Shallallahu 'alaihi wa sallam. Allah telah menciptakan Adam dengan tanganNya dan kedua tanganNya terbentang melimpahkan karunia menurut kehendakNya, tanpa harus ditanyakan bagaimana?
Ahli Hadits meyakini bahwa Allah bersemayam di atas 'Arsy, tanpa harus ditanyakan kaifiyatnya. Karena Allah telah menyelesaikan penciptaannya dan bersemayam di atasnya, dan Allah tidak menyebutkan kaifiyat bersemayam di atas 'Arsy.
Beberapa Kekhususan Rububiyah Allah Subhanahu wa Ta'aala
3- Ahli Hadits meyakini bahwa Allah adalah Raja yang telah menciptakan dan mengadakan mereka, bukan karena Dia membutuhkan makhluk ciptaanNya dan bukan karena suatu tujuan yang memaksaNya untuk menciptakan mereka. Akan tetapi Allah melakukan apa saja yang dikehendakiNya dan menetapkan apa saja yang diinginkanNya. Tidak boleh ditanya tentang apa yang dilakukanNya sementara makhluklah yang akan ditanyai tentang apa yang telah mereka lakukan.
Penetapan Asmaul Husna Dan Sifat 'Ulya Bagi Allah
4- Ahli Hadits meyakini bahwa Allah diseru dengan asmaNya yang husna dan memiliki sifat yang telah Dia sebutkan sendiri bagi diriNya dan disebutkan oleh NabiNya Shallallahu 'alaihi wa sallam. Tidak ada satupun yang dapat melemahkan Allah di langit maupun di bumi. Allah tidak boleh disifatkan dengan sifat-sifat yang aib, negatif dan tercela, karena Allah Maha Suci dari hal yang demikian itu.
Penetapan Sifat 'Dua Tangan' Bagi Allah
5- Allah menciptakan Adam 'alaihis salam dengan tanganNya, kedua tanganNya terbentang, melimpahkan karunia menurut kehendakNya, tanpa harus menanyakan kaifiyat kedua tanganNya. Karena Al-Qur'an tidak menerangkan kaifiyatnya kepada kita.
6- Tidak boleh meyakini tanganNya seperti tangan anggota badan, memiliki panjang, lebar, tebal, tipis dan sejenisnya yang menyerupai tangan makhluk. Tiada satupun yang menyerupai Allah Tabaaraka wa Ta'aala Dzul Jalaali wal Ikraam.
7- Ahli Hadits tidak meyakini tentang asma Allah Azza wa Jalla seperti keyakinan Al-Mu'tazilah, Al-Khawaarij dan kelompok-keiompok ahli bid'ah lainnya, yakni mengatakan bahwasanya asma Allah itu makhluk.
Keyakinan Ahli Hadits Tentang Sifat Wajah, Pendengaran, Pengelihatan, Ilmu, Kodrat Dan Kalam
8- Ahli Hadits meyakini bahwa Allah memiliki wajah, pendengaran, pengelihatan, ilmu, kodrat, kekuatan, izzah dan kalam. Tidak seperti yang diyakini oleh kelompok sesat dari kalangan Al-Mu'tazilah dan lainnya. Mereka meyakininya seperti yang Allah katakan :
Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dau kemukaan (QS. 55:27) Dan firman Allah :
Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; (QS. 4:166)
Dan firman Allah :
dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. (QS. 2:255)
Dan firman Allah :
maka bagi Allah kemuliaan itu semuanya. (QS. 35:10)
Dan firman Allah :
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami (QS. 51:47)
Dan firman Allah :
Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya dari mereka (QS. 41:15)
Dan firman Allah :
Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (QS. 51:58)
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memiliki ilmu, kekuatan, kodrat, pendengaran, pengelihatan dan kalam. Seperti yang Allah katakan :
dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku (QS. 20:39)
Dan firman Allah :
Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petujuk wahyu Kami, (QS. 11:37)
Dan firman Allah : BR />
supaya ia sempat mendengar firman Allah, (QS. 9:6)
Dan firman Allah :
Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung (QS. 4:164)
Dan firman Allah :
Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya : "Jadilah!" maka terjadilah ia. (QS. 36:82)
Penetapan Kehendak Allah
9- Ahli Hadits mengatakan apa yang dikatakan oleh segenap kaum muslimin: "Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendakiNya pasti tidak terjadi" sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa Ta'aala :
Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, (QS. 81:29)
Penetapan llmu Allah
10- Ahli Hadits meyakini bahwa tidak ada seorangpun yang dapat keluar dari ilmu Allah dan tidak seorangpun dapat mengalahkan perbuatan, iradah dan kehendakNya. Tidak seorangpun dapat merobah ilmu Allah. Allah adalah Yang Maha Mengetahui tidak jahil dan tidak lupa, Maha Kuasa tidak akan kalah.
Al-Qur'an Adalah Kalamullah
11- Ahli Hadits meyakini bahwa Al-Qur'an adalah Kalamuliah bukan makhluk. Bagaimanapun dilakukan, baik dibaca oleh seorang qari dengan lafalnya maupun yang tersimpan di dalam hati, yang dibaca dengan lisan, yang tertulis di dalam mushaf, bukanlah makhluk. Barangsiapa mengatakan lafal Al-Qur'an makhluk maksudnya adalah Al-Qur'an itu sendiri maka sesungguhnya ia telah mengatakan bahwa Al-Qur'an makhluk.
Perbuatan Hamba Adalah Makhluk Ciptaan Allah
12- Ahli Hadits meyakini bahwa tiada pencipta pada hakikatnya kecuali Allah Azza wa Jalla semata. Dan meyakini perbuatan hamba seluruhnya adalah makhluk Allah, meyakini bahwa memberi hidayah kepada siapa saja yang dikehendakiNya dan menyesatkan siapa saja yang dikehendakiNya. Tidak ada hujjah dan alasan bagi yang disesatkan Allah Azza wa Jalla. Sebagaimana firman Allah :
Katakanlah : "Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat maka jika Dia menghendaki, pasti Dia memberi petunjuk kepada kamu semuanya". (QS. 6:149)
Dan firman Allah :
Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akau kembali kepadaNya. Sebahagian diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. (QS. 7:29-30)
Dan firrnan Allah :
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusiaa, (QS. 7:179)
Dan firrnan Allah :
Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. (QS. 57:22)
Arti dari kata "nabra'aha" adalah kami menciptakannya, tanpa ada perselisihan di antara ahli bahasa. Ketika menceritakan tentang perkataan penduduk Jannah :
"Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (jannah) ini. Dan kami sekali-kali tidak tidak akau mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. (QS. 7:43)
Dalam ayat lain Allah berfirman :
bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuauya. (QS. 13:31)
Dan Allah berfirman :
Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan mauusia umat yang satu, tetepi mereka senantiasa berselisih pendepat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. (QS. 11:119)
Kebaikan Dan Keburukan Terjadi Menurut Qadha (Ketetapan) Allah
13- Ahli Hadits meyakini bahwa kebaikan dan keburukan, manis pahitnya kehidupan terjadi menurut qadha Allah yang telah dilaksanakan dan ditetapkanNya. Makhluk tidak mampu menolak mudharat atau mendatangkan manfaat kecuali apa yang telah dikehendaki Allah. Semua makhluk membutuhkan Allah Azza wa Jalla. Semua makhluk pasti membutuhkanNya setiap saat.
Mengimani Turunnya Allah Ke Langit Dunia
14- Ahli Hadits meyakini bahwa Allah Azza wa Jalla turun ke langit dunia berdasarkan hadits yang shahih dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, tanpa mempertanyakan kaifiyatnya.
Kaum Mukminin Akan Melihat Allah Di Akhirat
15- Ahli Hadits meyakini kebenaran ru'yah (melihat Allah) bagi hamba-hamba yang bertakwa pada Hari Kiamat nanti, ,bukan melihatNya di alam dunia ini. Dan kepastian melihatNya bagi hamba-hamba yang Allah jadikan hal itu sebagai balasan bagi mereka di Akhirat. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah :
Wajah-wajah (orangg-orang mu'min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat. (QS. 75:22-23)
Dan berkenaan dengan orang-orang kafir Allah mengatakan :
Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Rabb mereka. (QS. 83:15)
Seandainya seluruh orang mukmin dan orang kafir tidak dapat melihatNya, berarti mereka semua terhalang dariNya. Semua itu tanpa meyakini tajsim (adanya jasad) bagi Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan tanpa menetapkan kaifiyat bagiNya. Kaum mukminin akan melihat Allah Azza wa Jalla dengan mata kepala mereka menurut kehendak Allah tanpa boleh mempertanyakan kaifiyatnya.
Hakikat Iman
16- Ahli Hadits meyakini bahwa iman terangkai dari perkataan, perbuatan dan ma'rifah, bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena maksiat. Barangsiapa banyak berbuat taat tentu imannya lebih tinggi daripada yang sedikit berbuat taat.
Keyakinan Ahli Hadits Tentang Pelaku Dosa Besar
17- Ahli Hadits meyakini bahwa seorang yang bertauhid (ahli tauhid) dan mengerjakan shalat menghadap kiblat kaum muslimin apabila melakukan dosa atau dosa-dosa besar ataupun kecil, namun ia tetap berada di atas tauhidnya, tetap berada di atas ikrar syahadatnya dan menerima apa yang berasal dari Allah, maka tidak boleh mengkafirkannya karena dosa yang ia lakukan itu dan mereka mengharapkan ampunan untuknya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman :
dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (QS. 4:48)
Hukum Orang Yang Meninggalkan Shalat
18- Ahli Hadits berbeda pendapat tentang hukum orang yang sengaja meninggalkan shalat fardhu hingga keluar dari waktunya tanpa ada udzur. Sejumlah ulama ada yang mengkafirkannya berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda:
"Pemisah antara seorang hamba dengan kekufuran adalah meninggalkan shalat."
Dan sabda Rasuiullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam :
"Barangsiapa meninggalkan shalat maka ia telah kafir. Barangsiapa meninggalkan shalat maka ia terlepas dari perlindungan Allah."
Sejumlah ulama lain membawakan hadits tersebut kepada makna juhud (pengingkaran) kewajiban shalat. Seperti halnya perkataan nabi Yusuf 'alaihis salam :
Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, (QS. 12:37)
Yakni meninggalkannya dengan mengingkari kekufuran mereka.
Pendapat Ahli llmu Tentang Perbedaan Antara Islam Dan Iman
19- Sebagian Ahli Hadits mengatakan bahwa iman adalah perkataan dan amalan, sedang Islam adalah pelaksanaan perkara yang telah diwajibkan atas hamba. Jika disebutkan secara terpisah maka kandungan maknanya mencakup kedua-duanya, Ada yang mengatakan, istilah mukminun dan muslimun memiliki kandungan makna yang berbeda. Jika disebutkan salah satu dari kedua istilah tersebut maka kandungan maknanya meliputi keseluruhannya. Banyak ulama mengatakan : Islam dan Iman kandungan maknanya satu. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirrnan :
Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, (QS. 3:85)
Sekiranya iman berbeda dengan Islam tentu iman juga tidak diterima. Dalam ayat lain Allah mengatakan :
Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu. Dau Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri. (QS. 51:35-36)
Sebagian ulama berpendapat bahwasanya Islam khusus untuk makna penyerahan diri kepada Allah, ketundukan dan ketaatan kepada hukum-hukum Allah yang ia imani. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah :
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka) : "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah 'kami telah tunduk' karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu, (QS. 49:14)
Dalam ayat berikut Allah mengatakan :
Mereka telah merasa memberi 'nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: 'janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengam kelslamanmu, sebenarnyaa Allah Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan (QS. 49:17)
Ini juga merupakan dalil bagi para ulama yang berpendapat bahwa keduanya (yakni iman dan Islam) itu satu.
Meyakini Adanya Syafaat, Haudh, Hari Berbangklt Dan Hisab
20- Ahli Hadits meyakini bahwa Allah akan mengeluarkan ahli tauhid dari api neraka atas syafaat dari orang-orang yang diizinkan memberi syafaat. Ahli Hadits meyakini adanya syafaat, haudh (telaga Rasulullah), hari berbangkit dan hisab.
Tidak Merekomendasikan Jannah Atau Neraka Atas Seorangpun Dari Kaum Muwahhidin
21- Ahli Hadits tidak memutuskan atas seseorang dari pemeluk agama ini bahwa ia termasuk penduduk Jannah atau penduduk neraka. Karena ilmu tentang perkara tersebut tidaklah mereka ketahui dan mereka tidak tahu di atas apakah seseorang itu mati, apakah mati di atas Islam atau kekufuran? Akan tetapi mereka mengatakan : Siapa saja yang mati di atas agama Islam dan ia menjauhi dosa-dosa besar, hawa nafsu (bid'ah) dan perbuatan dosa maka ia termasuk penduduk jannah. Berdasarkan firman Allah :
Sesungguhnya orantg-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah jannah 'Adn (QS. 93:7-8)
Allah tidak menyinggung tentang dosa yang mereka lakukan.
Barangsiapa yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sebagai penduduk Jannah dan telah shahih riwayat dari beliau tentangnya maka Ahli Hadits juga menetapkannya sebagai penduduk Jannah, demi mengikuti Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan membenarkan sabda beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Penetapan Azab Kubur
22- Ahli Hadits meyakini adanya azab kubur. Allah mengazab siapa saja yang berhak merasakannya. Dan bisa saja Allah memaafkannya jika Allah menghendakinya. Berdasarkan firman Allah Subhaanahu wa Ta'aala :
Kepada mereka ditampakkan naar pada pagi dab petang dan pada hari terjadinya Kiamat (Dikatakan kepada malaikat). "Masukkanlah Fir'aun dau kaumnya kedalam azab yaug sangat keras". (QS. 40:46)
Allah telah menetapkan azab atas mereka pagi dan petang serta antara keduanya sampai Hari Kiamat. Dan apabila Kiamat datang mereka akan disiksa dengan siksaan yang sangat keras tanpa ada keringanan bagi mereka seperti halnya azab di dunia. Allah berfirman :
Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit,
Yakni sebelum berakhirnya dunia fana ini, berdasarkan firman Allah berikutnya :
dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (QS. 20:124)
Allah menjelaskan bahwa kehidupan yang sempit itu terjadi sebelum Hari Kiamat. Realita yang kita saksikan, orang-orang Yahudi, Nasrani dan musyrikin berada dalam kehidupan yang senang dan nyaman. Jadi dapatlah diketahui bahwa yang dimaksud bukanlah kesempitan rezeki di dunia ini karena sebagian kaum musyrikin diberi rezeki yang melimpah. Namun maksudnya adalah kesempitan setelah kematian dan sebelum kebangkitan (hari berbangkit).
Mengimani Adanya Pertanyaan Munkar Dan Nakir Di Alam Kubur
23- Ahli Hadits mengimani adanya pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir di alam kubur berdasarkan hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan firman Allah Subhaanahu wa Ta'aala :
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yaug zhalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (QS. 14:27)
Dan berdasarkan tafsir ayat tersebut dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Menjauhi Majelis Perdebatan Dan Pertentangan Dalam Agama
24- Ahli Hadits menjauhi perdebatan dan pertentangan tentang Al-Qur'an dan masalah-masaiah agama lainnya, berdasarkan firman Allah Subhaanahu wa Ta'aala :
Tidak ada yaug memperdebatkan tentang Ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. (QS. 40:4)
Yakni memperdebatkannya untuk mendustakannya, wallahu a'lam.
Khilafah Khulafaaur Rasyidin Radhiyallahu 'anhum
25- Ahli Hadits menetapkan khilafah Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu sepeninggal Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam atas pilihan para sahabat. Kemudian khilafah Umar Radhiyallahu 'anhu setelah Abu Bakar atas penunjukan Abu Bakar Radhiyallahu 'anhuma. Kemudian khilafah Utsman Radhiyallahu 'anhu berdasarkan kesepakatan anggota musyawarah dan seluruh kaum muslimin atas perintah Umar Radhiyallahu 'anhu. Kernudian khilafah Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu berdasarkan baiat para sahabat peserta perang Badar yang membaiat beliau, diantaranya Ammar bin Yasir, Sahl bin Huneif dan seluruh sahabat yang mengikuti mereka Radhiyallahu 'anhum
Perbedaan Tingkatan Di Antara Para Sahabat
26- Menurut Ahli Hadits para sahabat Radhiyallahu 'anhum memiliki tingkatan yang berbeda-beda.
Berdasarkan firman Allah Subhaanahu wa Ta'aala :
Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu7min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, (QS. 43:18)
Dan firman Allah :
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah ridha kepada mereka (QS. 9:100)
Hamba yang telah Allah tetapkan keridhaan terhadapnya tentunya tidak akan melakukan perkara yang mendatangkan kemurkaan Allah Azza wa Jalla. Dan keutamaan itu tidak didapat oleh orang-orang yang mengikuti mereka kecuali bila mereka berlaku 'ihsan' (mengikuti mereka dengan baik). Siapa saja yang datang setelah mereka namun melecehkan mereka berarti ia belum berlaku 'ihsan' dan ia tidak akan memperoleh kehormatan tersebut.
Kecaman Ahli Hadits Terhadap Orang Yang Membenci Shahabat
27- Barangsiapa merasa benci terhadap kedudukan mereka di sisi Allah maka dikhawatirkan ia ditimpa musibah yang sangat besar (kufur). Berdasarkan firman Allah :
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu'min). (QS. 48:29)
Allah mengabarkan bahwa Dia telah menjadikan para sahabat sebagai sumber kejengkelan orang-orang kafir.
Ahli Hadits mengakui kekhalifahan para sahabat Radhiyallahu 'anhum berdasarkan firman Allah :
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh
Yang dimaksud dalam firrnan Allah: 'diantara kamu' adalah yang dilahirkan pada saat itu dan mereka mengikuti Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam di atas agamanya. Kemudian Allah mengatakan :
bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah(keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. (QS. 24:55)
Allah telah menegakkan agama ini melalui Abu Bakar, Umar dan Utsman Radhiyallahu 'anhum. Allah menjanjikan keamanan bagi mereka, mereka menyerang dan tidak akan diserang, mereka membuat musuh takut dan musuh takut kepada mereka. Allah berfirman tentang orang-orang yang tertinggal di belakang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam peperangan yang telah Allah perintahkan atas mereka :
Maka jika Allah mengembalikanmu kepada suatu golongan dari mereka, kemudian mereka minta izin kepadamu untuk keluar (pergi berperang), maka Katakanlah: "Kamu tidak boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku. Sesungguhnya kamu telah rela tidak pergi berperang kali yang pertama. Karena itu duduklah (tinggallah) bersama orang-orang yang tidak ikut berperang." (QS. 9:83)
Ketika mereka bertemu dengan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, mereka meminta izin kepada beliau untuk turut pergi berperang melawan musuh bersama beliau. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tidak memberi mereka izin, lalu turunlah ayat :
Orang-orang Badwi yang tertinggal itu akan berkata apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan; "Biarkanlah kami, niscaya kami mengikuti kamu"; mereka hendak merobah janji Allah. Katakanlah: "Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami; demikian Allah telah menetapkan sebelumnya"; mereka akan mengatakan: "Sebenarnya kamu dengki kepada kami." Bahkan mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali. (QS. 48:15)
Kemudian Allah berkata kepada mereka :
Katakanlah kepada orang-orang Badwi yang tertinggal: "Kamu akan diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka atau mereka menyerah (masuk Islam). Maka jika kamu patuhi (ajakan itu) niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling sebagaimana kamu telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu dengan azab yang pedih." (QS. 48:1 6)
Para sahabat yang hidup pada masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang kepada mereka ditujukan perkataan tersebut tidaklah tertinggal di belakang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Demikianlah keadaan mereka yang masih hidup pada masa kekhalifahan Abu Bakar. Umar dan Utsman Radhiyallahu 'anhum, bagi yang mengikuti dan mentaati mereka telah tersedia pahala dan bagi yang tidak mengikuti dan tidak mentaati mereka telah tersedia azab yang pedih, hai itu merupakan rekomendasi dari Allah atas keabsahan khilafah mereka Radhiyallahu 'anhum. Semoga Allah tidak menumbuhkan kebencian dalam hati kita terhadap mereka. Jika kekhilafahan salah satu dari mereka telah ditetapkan, maka itu berarti penetapan bagi kekhilafahan yang lainnya (penetapan bagi keempat Khulafaur Rasyidiin).
Shalat Jum'at Mengikuti Imam (Amir) Muslim, Sama Halnya Imam Tersebut Shalih Ataupun Fajir
28- Ahli Hadits memandang wajib mengikuti imam/amir dalam pelaksanaan shalat Jum'at, sama halnya imam/amir tersebut shalih maupun fajir. Karena Allah telah mewajibkan shalat Jum'at dan memerintahkan agar melaksanakannya. Dan Allah Maha Mengetahui bahwa imam/amir yang menyelenggarakannya ada yang fajir dan fasiq, Allah tidak mengecualikan waktu-waktu tertentu dan tidak pula mengecualikan seruan Jum'at tertentu.
Jihad Bersama Imam/Amir Meskipun Amir Tersebut Zhalim
29- Menurut Ahli Hadits, jihad melawan kaum kafir harus bersama imam/amir, meskipun amir tersebut zhalim. Ahli Hadits memandang wajib mendoakan kebaikan bagi amir dan mendoakan agar mereka dapat menegakkan keadilan. Ahli Hadits melarang pemberontakan terhadap imam/arnir dan melarang terlibat dalam fitnah (pertumpahan darah sesama kaum muslimin). Ahli Hadits memandang wajib berperang melawan kelompok pembangkang bersama imam/amir, jika kriteria-kriterianya telah terpenuhi.
Darul Islam
30- Menurut Ahli Hadits negeri kaum muslimin adalah daarul Islam,' bukan daarul kufur seperti halnya pendapat kaum Mu'tazilah. Selama seruan azan dan iqamah dikumandangkan dan penduduknya dapat mengerjakan shalat dengan aman.
Seorang Hamba Tidak Masuk Jannah Karena Amal lbadahnya Kecuali Dengan Karunia Allah
31- Menurut Ahli Hadits, tidak seorangpun dapat masuk Jannah apapun amal shalih yang telah ia kerjakan melainkan dengan karunia Allah dan rahmatNya yang Allah berikan kepada siapa saja yang dikehendakiNya. Seorang hamba melakukan perbuatan baik dan ketaatan semata-mata karena karunia Allah, kalaulah Allah tidak melimpahkan karuniaNya (niscaya ia tidak bisa melakukannya) oleh karena itu tidak ada hujjah dan alasan bagi siapapun di hadapan Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Sebagaimana yang Allah sebutkan dalam firmanNya :
Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seoranpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. (QS. 24:21)
Dalam ayat lain Allah berfirman :
Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebagian kecil saja (di antaramu). (QS. 4:83)
Dan dalam ayat lain Allah berfirman :
Allah menentukan rahmat-Nya (kenabian) kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah mempunyai karuniayang besar. (QS. 3:74)
Penetapan Ajal
32- Ahli Hadits meyakini bahwa Allah Azza wa Jalla telah menetapkan ajal segenap makhluk hidup yang pasti mereka jalani. Dan apabila ajal mereka telah datang tidak akan diundur barang sesaat dan tidak pula dimajukan. Ahli Hadits meyakini bahwa seseorang itu mati atau terbunuh karena ajal yang ditetapkan atasnya sudah tiba. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman :
Katakanlah : "Sekiranya kamu berada di rumahmu. niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh ". (QS. 3:154)
Pemberi Rezeki Adalah Allah
33- Ahli Hadits meyakini bahwa Allah memberi rezeki kepada semua makhluk hidup yang menjamin kehidupan mereka. Allah telah menjamin rezeki bagi makhluk-makhlukNya yang hidup. Dialah yang memberi rezeki, yang halal maupun yang haram, demikian pula rezeki.
Allah Yang Menciptakan Setan Dan Godaan-godaannya
34- Ahli Hadits meyakini bahwa Allah-lah yang menciptakan setan yang menggoda bani Adam, menipu dan memperdaya manusia. Dan meyakini bahwasanya setan mengganggu dan mengusik manusia.
Sihir Dan Tukang Sihir
35- Ahli Hadits meyakini bahwa sihir dan tukang sihir di dunia ini benar-benar ada. Dan meyakini bahwasanya sihir dan penggunaannya merupakan kekufuran, karena meyakini dapat membawa manfaat dan mudharat tanpa izin Allah.
Menjauhi Bid'ah
36- Ahli Hadits memandang wajib menjauhi perbuatan bid'ah, dosa, berbangga-bangga, takabbur, ujub, khianat, daghal (kedengkian dan permusuhan) dan si'aayah (fitnah/adu domba). Ahli Hadits memandang wajib menahan diri dari mengganggu orang lain dan menjauhi ghibah, kecuali terhadap orang yang menampakkan kebid'ahannya dan mengajak orang lain kepadanya. Menurut Ahli Hadits, membicarakan mereka tidak termasuk ghibah.
Wajib Menuntut llmu
37- Ahli Hadits memandang wajib menuntut ilmu dan mencarinya dari sumber aslinya serta bersungguh-sungguh dalam mempelajari Al-Qur'an dan tafsimya. Mendengarkan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, mengumpulkan dan mendalaminya serta mencari atsar para sahabat.
Menahan Diri Dari Sikap Melecehkan Sahabat Nabi
38- Ahli Hadits menahan diri dari sikap melecehkan sahabat nabi dan berprasangka buruk terhadap mereka. Ahli Hadits menyerahkan persoalan yang terjadi di antara sahabat kepada Allah Azza wa Jalla.
Melazimi Jama'ah
39- Ahli Hadits senantiasa mengikuti jama'ah dan menjaga kesucian diri dalam hal makanan, minuman dan pakaian. Mereka berusaha mengerjakan amal-amal kebaikan, menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar, berpaling dari orang-orang jahil untuk kemudian membimbing mereka dan menjelaskan kebenaran kepada mereka. Dan menyampaikan pengingkaran dan peringatan kepada mereka setelah menyampaikan penjelasan dan menegakkan hujjah.
Wajib Mengikuti Manhaj Ahlu Hadits Al-Firqatun Najiyah
40- Prinsip-prinsip di atas merupakan pokok-pokok dasar agama dan manhaj, i'tiqad Imam Ahli Hadits yang jauh dari bid'ah, terhindar dari fitnah (kesesatan) dan tidak condong kepada kejahatan dan keburukan dalam beragama. Mereka berpegang teguh dengan tali Allah dan tidak bercerai berai. Ketahuilah, bahwa Allah telah mewajibkan para pengikut Rasulullah supaya mencintai dan mengikutiNya Subhaanahu wa Ta'aala, Allah telah menyebutkannya dalam KitabNya. Allah telah menjadikan mereka sebagai Firqatun Najiyah dan Al-Jama'ah yang wajib diikuti, Allah berfirman :
Katakanlah: 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". (QS. 3:31)
Semoga Allah memberi manfaat bagi kita semua dari ilmu yang kita peroleh ini dan semoga Allah memelihara kita dengan ketakwaan dari penyimpangan dan kesesatan berkat karunia dan rahmatNya.
Sumber : Makalah Dauroh Tokyo 2, oleh ustadz Abu Ihsan Al-Atsary (fotokopian, tanpa tahun & keterangan, ditulis ulang dengan meninggalkan text Arab-nya).
Karangan
Abu Bakar Ahmad bin lbrahim Al-Ismaili
lbnu Qudamah berkata : Asy-Syarif Abul Abbas Mas'ud bin Abdul Wahid bin Mathar Al-Hasyimi telah mengabarkan : Al-Hafizh Abul 'Alaa Shaa'id bin Yasaar Al-Harawi telah menyampaikan : Abul Hasan Ali bin Muhammad Al-Jurjaani telah menyampaikan : Abul Qasim Hamzah bin Yusuf As-Sahmi telah menyampaikan bahwa Abu Bakar Ahmad bin lbrahim Al-Ismaaili berkata :
Pokok-pokok Dasar I'tiqad Ahli Hadits
1- Ketahuilah -semoga Allah merahmati kami dan kalian semua- bahwa madzhab Ahli Hadits, Ahlu Sunnah wal Jarna'ah adalah : Beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, Kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya. Menerima apa saja yang disebutkan dalam Kitabullah dan yang disebutkan dalam hadits-hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Tidak ada celah untuk berpaling darinya dan tidak ada jalan untuk menolaknya. Karena mereka diperintahkan untuk mengikuti Al-Qur'an dan As-Sunnah, berisi jaminan petunjuk dan hidayah bagi mereka di dalamnya dan persaksian bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah membimbing kepada jalan yang lurus. Dan bagi yang menyelisihinya diancam jatuh dalam fitnah (kekufuran dan kemusyrikan) dan azab yang pedih.
Pembahasan Tentang Asma' dan Sifat Allah
2- Ahli Hadits meyakini bahwa Allah Subhanahu wa Ta'aala diseru dengan asmaNya yang husna dan memiliki sifat-sifat yang telah Dia sebutkan sendiri dan telah disebutkan juga oleh NabiNya Shallallahu 'alaihi wa sallam. Allah telah menciptakan Adam dengan tanganNya dan kedua tanganNya terbentang melimpahkan karunia menurut kehendakNya, tanpa harus ditanyakan bagaimana?
Ahli Hadits meyakini bahwa Allah bersemayam di atas 'Arsy, tanpa harus ditanyakan kaifiyatnya. Karena Allah telah menyelesaikan penciptaannya dan bersemayam di atasnya, dan Allah tidak menyebutkan kaifiyat bersemayam di atas 'Arsy.
Beberapa Kekhususan Rububiyah Allah Subhanahu wa Ta'aala
3- Ahli Hadits meyakini bahwa Allah adalah Raja yang telah menciptakan dan mengadakan mereka, bukan karena Dia membutuhkan makhluk ciptaanNya dan bukan karena suatu tujuan yang memaksaNya untuk menciptakan mereka. Akan tetapi Allah melakukan apa saja yang dikehendakiNya dan menetapkan apa saja yang diinginkanNya. Tidak boleh ditanya tentang apa yang dilakukanNya sementara makhluklah yang akan ditanyai tentang apa yang telah mereka lakukan.
Penetapan Asmaul Husna Dan Sifat 'Ulya Bagi Allah
4- Ahli Hadits meyakini bahwa Allah diseru dengan asmaNya yang husna dan memiliki sifat yang telah Dia sebutkan sendiri bagi diriNya dan disebutkan oleh NabiNya Shallallahu 'alaihi wa sallam. Tidak ada satupun yang dapat melemahkan Allah di langit maupun di bumi. Allah tidak boleh disifatkan dengan sifat-sifat yang aib, negatif dan tercela, karena Allah Maha Suci dari hal yang demikian itu.
Penetapan Sifat 'Dua Tangan' Bagi Allah
5- Allah menciptakan Adam 'alaihis salam dengan tanganNya, kedua tanganNya terbentang, melimpahkan karunia menurut kehendakNya, tanpa harus menanyakan kaifiyat kedua tanganNya. Karena Al-Qur'an tidak menerangkan kaifiyatnya kepada kita.
6- Tidak boleh meyakini tanganNya seperti tangan anggota badan, memiliki panjang, lebar, tebal, tipis dan sejenisnya yang menyerupai tangan makhluk. Tiada satupun yang menyerupai Allah Tabaaraka wa Ta'aala Dzul Jalaali wal Ikraam.
7- Ahli Hadits tidak meyakini tentang asma Allah Azza wa Jalla seperti keyakinan Al-Mu'tazilah, Al-Khawaarij dan kelompok-keiompok ahli bid'ah lainnya, yakni mengatakan bahwasanya asma Allah itu makhluk.
Keyakinan Ahli Hadits Tentang Sifat Wajah, Pendengaran, Pengelihatan, Ilmu, Kodrat Dan Kalam
8- Ahli Hadits meyakini bahwa Allah memiliki wajah, pendengaran, pengelihatan, ilmu, kodrat, kekuatan, izzah dan kalam. Tidak seperti yang diyakini oleh kelompok sesat dari kalangan Al-Mu'tazilah dan lainnya. Mereka meyakininya seperti yang Allah katakan :
Dan tetap kekal Wajah Rabbmu yang mempunyai kebesaran dau kemukaan (QS. 55:27) Dan firman Allah :
Allah menurunkannya dengan ilmu-Nya; (QS. 4:166)
Dan firman Allah :
dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. (QS. 2:255)
Dan firman Allah :
maka bagi Allah kemuliaan itu semuanya. (QS. 35:10)
Dan firman Allah :
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan Kami (QS. 51:47)
Dan firman Allah :
Dan apakah mereka itu tidak memperhatikan bahwa Allah yang menciptakan mereka adalah lebih besar kekuatan-Nya dari mereka (QS. 41:15)
Dan firman Allah :
Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (QS. 51:58)
Allah Subhaanahu wa Ta'aala memiliki ilmu, kekuatan, kodrat, pendengaran, pengelihatan dan kalam. Seperti yang Allah katakan :
dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku (QS. 20:39)
Dan firman Allah :
Dan buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petujuk wahyu Kami, (QS. 11:37)
Dan firman Allah : BR />
supaya ia sempat mendengar firman Allah, (QS. 9:6)
Dan firman Allah :
Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung (QS. 4:164)
Dan firman Allah :
Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya : "Jadilah!" maka terjadilah ia. (QS. 36:82)
Penetapan Kehendak Allah
9- Ahli Hadits mengatakan apa yang dikatakan oleh segenap kaum muslimin: "Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendakiNya pasti tidak terjadi" sebagaimana firman Allah Subhaanahu wa Ta'aala :
Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, (QS. 81:29)
Penetapan llmu Allah
10- Ahli Hadits meyakini bahwa tidak ada seorangpun yang dapat keluar dari ilmu Allah dan tidak seorangpun dapat mengalahkan perbuatan, iradah dan kehendakNya. Tidak seorangpun dapat merobah ilmu Allah. Allah adalah Yang Maha Mengetahui tidak jahil dan tidak lupa, Maha Kuasa tidak akan kalah.
Al-Qur'an Adalah Kalamullah
11- Ahli Hadits meyakini bahwa Al-Qur'an adalah Kalamuliah bukan makhluk. Bagaimanapun dilakukan, baik dibaca oleh seorang qari dengan lafalnya maupun yang tersimpan di dalam hati, yang dibaca dengan lisan, yang tertulis di dalam mushaf, bukanlah makhluk. Barangsiapa mengatakan lafal Al-Qur'an makhluk maksudnya adalah Al-Qur'an itu sendiri maka sesungguhnya ia telah mengatakan bahwa Al-Qur'an makhluk.
Perbuatan Hamba Adalah Makhluk Ciptaan Allah
12- Ahli Hadits meyakini bahwa tiada pencipta pada hakikatnya kecuali Allah Azza wa Jalla semata. Dan meyakini perbuatan hamba seluruhnya adalah makhluk Allah, meyakini bahwa memberi hidayah kepada siapa saja yang dikehendakiNya dan menyesatkan siapa saja yang dikehendakiNya. Tidak ada hujjah dan alasan bagi yang disesatkan Allah Azza wa Jalla. Sebagaimana firman Allah :
Katakanlah : "Allah mempunyai hujjah yang jelas lagi kuat maka jika Dia menghendaki, pasti Dia memberi petunjuk kepada kamu semuanya". (QS. 6:149)
Dan firman Allah :
Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akau kembali kepadaNya. Sebahagian diberi-Nya petunjuk dan sebahagian lagi telah pasti kesesatan bagi mereka. (QS. 7:29-30)
Dan firrnan Allah :
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusiaa, (QS. 7:179)
Dan firrnan Allah :
Tiada sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. (QS. 57:22)
Arti dari kata "nabra'aha" adalah kami menciptakannya, tanpa ada perselisihan di antara ahli bahasa. Ketika menceritakan tentang perkataan penduduk Jannah :
"Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (jannah) ini. Dan kami sekali-kali tidak tidak akau mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. (QS. 7:43)
Dalam ayat lain Allah berfirman :
bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuauya. (QS. 13:31)
Dan Allah berfirman :
Jikalau Rabbmu menghendaki, tentu Dia menjadikan mauusia umat yang satu, tetepi mereka senantiasa berselisih pendepat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Rabbmu. (QS. 11:119)
Kebaikan Dan Keburukan Terjadi Menurut Qadha (Ketetapan) Allah
13- Ahli Hadits meyakini bahwa kebaikan dan keburukan, manis pahitnya kehidupan terjadi menurut qadha Allah yang telah dilaksanakan dan ditetapkanNya. Makhluk tidak mampu menolak mudharat atau mendatangkan manfaat kecuali apa yang telah dikehendaki Allah. Semua makhluk membutuhkan Allah Azza wa Jalla. Semua makhluk pasti membutuhkanNya setiap saat.
Mengimani Turunnya Allah Ke Langit Dunia
14- Ahli Hadits meyakini bahwa Allah Azza wa Jalla turun ke langit dunia berdasarkan hadits yang shahih dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, tanpa mempertanyakan kaifiyatnya.
Kaum Mukminin Akan Melihat Allah Di Akhirat
15- Ahli Hadits meyakini kebenaran ru'yah (melihat Allah) bagi hamba-hamba yang bertakwa pada Hari Kiamat nanti, ,bukan melihatNya di alam dunia ini. Dan kepastian melihatNya bagi hamba-hamba yang Allah jadikan hal itu sebagai balasan bagi mereka di Akhirat. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah :
Wajah-wajah (orangg-orang mu'min) pada hari itu berseri-seri. Kepada Rabbnyalah mereka melihat. (QS. 75:22-23)
Dan berkenaan dengan orang-orang kafir Allah mengatakan :
Sekali-kali tidak, sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Rabb mereka. (QS. 83:15)
Seandainya seluruh orang mukmin dan orang kafir tidak dapat melihatNya, berarti mereka semua terhalang dariNya. Semua itu tanpa meyakini tajsim (adanya jasad) bagi Allah Subhaanahu wa Ta'aala dan tanpa menetapkan kaifiyat bagiNya. Kaum mukminin akan melihat Allah Azza wa Jalla dengan mata kepala mereka menurut kehendak Allah tanpa boleh mempertanyakan kaifiyatnya.
Hakikat Iman
16- Ahli Hadits meyakini bahwa iman terangkai dari perkataan, perbuatan dan ma'rifah, bertambah dengan ketaatan dan berkurang karena maksiat. Barangsiapa banyak berbuat taat tentu imannya lebih tinggi daripada yang sedikit berbuat taat.
Keyakinan Ahli Hadits Tentang Pelaku Dosa Besar
17- Ahli Hadits meyakini bahwa seorang yang bertauhid (ahli tauhid) dan mengerjakan shalat menghadap kiblat kaum muslimin apabila melakukan dosa atau dosa-dosa besar ataupun kecil, namun ia tetap berada di atas tauhidnya, tetap berada di atas ikrar syahadatnya dan menerima apa yang berasal dari Allah, maka tidak boleh mengkafirkannya karena dosa yang ia lakukan itu dan mereka mengharapkan ampunan untuknya. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman :
dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (QS. 4:48)
Hukum Orang Yang Meninggalkan Shalat
18- Ahli Hadits berbeda pendapat tentang hukum orang yang sengaja meninggalkan shalat fardhu hingga keluar dari waktunya tanpa ada udzur. Sejumlah ulama ada yang mengkafirkannya berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bahwa beliau bersabda:
"Pemisah antara seorang hamba dengan kekufuran adalah meninggalkan shalat."
Dan sabda Rasuiullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam :
"Barangsiapa meninggalkan shalat maka ia telah kafir. Barangsiapa meninggalkan shalat maka ia terlepas dari perlindungan Allah."
Sejumlah ulama lain membawakan hadits tersebut kepada makna juhud (pengingkaran) kewajiban shalat. Seperti halnya perkataan nabi Yusuf 'alaihis salam :
Sesungguhnya aku telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, (QS. 12:37)
Yakni meninggalkannya dengan mengingkari kekufuran mereka.
Pendapat Ahli llmu Tentang Perbedaan Antara Islam Dan Iman
19- Sebagian Ahli Hadits mengatakan bahwa iman adalah perkataan dan amalan, sedang Islam adalah pelaksanaan perkara yang telah diwajibkan atas hamba. Jika disebutkan secara terpisah maka kandungan maknanya mencakup kedua-duanya, Ada yang mengatakan, istilah mukminun dan muslimun memiliki kandungan makna yang berbeda. Jika disebutkan salah satu dari kedua istilah tersebut maka kandungan maknanya meliputi keseluruhannya. Banyak ulama mengatakan : Islam dan Iman kandungan maknanya satu. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirrnan :
Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, (QS. 3:85)
Sekiranya iman berbeda dengan Islam tentu iman juga tidak diterima. Dalam ayat lain Allah mengatakan :
Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu. Dau Kami tidak mendapati di negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang-orang yang berserah diri. (QS. 51:35-36)
Sebagian ulama berpendapat bahwasanya Islam khusus untuk makna penyerahan diri kepada Allah, ketundukan dan ketaatan kepada hukum-hukum Allah yang ia imani. Sebagaimana disebutkan dalam firman Allah :
Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka) : "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah 'kami telah tunduk' karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu, (QS. 49:14)
Dalam ayat berikut Allah mengatakan :
Mereka telah merasa memberi 'nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: 'janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengam kelslamanmu, sebenarnyaa Allah Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan (QS. 49:17)
Ini juga merupakan dalil bagi para ulama yang berpendapat bahwa keduanya (yakni iman dan Islam) itu satu.
Meyakini Adanya Syafaat, Haudh, Hari Berbangklt Dan Hisab
20- Ahli Hadits meyakini bahwa Allah akan mengeluarkan ahli tauhid dari api neraka atas syafaat dari orang-orang yang diizinkan memberi syafaat. Ahli Hadits meyakini adanya syafaat, haudh (telaga Rasulullah), hari berbangkit dan hisab.
Tidak Merekomendasikan Jannah Atau Neraka Atas Seorangpun Dari Kaum Muwahhidin
21- Ahli Hadits tidak memutuskan atas seseorang dari pemeluk agama ini bahwa ia termasuk penduduk Jannah atau penduduk neraka. Karena ilmu tentang perkara tersebut tidaklah mereka ketahui dan mereka tidak tahu di atas apakah seseorang itu mati, apakah mati di atas Islam atau kekufuran? Akan tetapi mereka mengatakan : Siapa saja yang mati di atas agama Islam dan ia menjauhi dosa-dosa besar, hawa nafsu (bid'ah) dan perbuatan dosa maka ia termasuk penduduk jannah. Berdasarkan firman Allah :
Sesungguhnya orantg-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Rabb mereka ialah jannah 'Adn (QS. 93:7-8)
Allah tidak menyinggung tentang dosa yang mereka lakukan.
Barangsiapa yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam sebagai penduduk Jannah dan telah shahih riwayat dari beliau tentangnya maka Ahli Hadits juga menetapkannya sebagai penduduk Jannah, demi mengikuti Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan membenarkan sabda beliau Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Penetapan Azab Kubur
22- Ahli Hadits meyakini adanya azab kubur. Allah mengazab siapa saja yang berhak merasakannya. Dan bisa saja Allah memaafkannya jika Allah menghendakinya. Berdasarkan firman Allah Subhaanahu wa Ta'aala :
Kepada mereka ditampakkan naar pada pagi dab petang dan pada hari terjadinya Kiamat (Dikatakan kepada malaikat). "Masukkanlah Fir'aun dau kaumnya kedalam azab yaug sangat keras". (QS. 40:46)
Allah telah menetapkan azab atas mereka pagi dan petang serta antara keduanya sampai Hari Kiamat. Dan apabila Kiamat datang mereka akan disiksa dengan siksaan yang sangat keras tanpa ada keringanan bagi mereka seperti halnya azab di dunia. Allah berfirman :
Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit,
Yakni sebelum berakhirnya dunia fana ini, berdasarkan firman Allah berikutnya :
dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta". (QS. 20:124)
Allah menjelaskan bahwa kehidupan yang sempit itu terjadi sebelum Hari Kiamat. Realita yang kita saksikan, orang-orang Yahudi, Nasrani dan musyrikin berada dalam kehidupan yang senang dan nyaman. Jadi dapatlah diketahui bahwa yang dimaksud bukanlah kesempitan rezeki di dunia ini karena sebagian kaum musyrikin diberi rezeki yang melimpah. Namun maksudnya adalah kesempitan setelah kematian dan sebelum kebangkitan (hari berbangkit).
Mengimani Adanya Pertanyaan Munkar Dan Nakir Di Alam Kubur
23- Ahli Hadits mengimani adanya pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir di alam kubur berdasarkan hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan firman Allah Subhaanahu wa Ta'aala :
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Allah menyesatkan orang-orang yaug zhalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (QS. 14:27)
Dan berdasarkan tafsir ayat tersebut dari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam.
Menjauhi Majelis Perdebatan Dan Pertentangan Dalam Agama
24- Ahli Hadits menjauhi perdebatan dan pertentangan tentang Al-Qur'an dan masalah-masaiah agama lainnya, berdasarkan firman Allah Subhaanahu wa Ta'aala :
Tidak ada yaug memperdebatkan tentang Ayat-ayat Allah, kecuali orang-orang yang kafir. (QS. 40:4)
Yakni memperdebatkannya untuk mendustakannya, wallahu a'lam.
Khilafah Khulafaaur Rasyidin Radhiyallahu 'anhum
25- Ahli Hadits menetapkan khilafah Abu Bakar Radhiyallahu 'anhu sepeninggal Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam atas pilihan para sahabat. Kemudian khilafah Umar Radhiyallahu 'anhu setelah Abu Bakar atas penunjukan Abu Bakar Radhiyallahu 'anhuma. Kemudian khilafah Utsman Radhiyallahu 'anhu berdasarkan kesepakatan anggota musyawarah dan seluruh kaum muslimin atas perintah Umar Radhiyallahu 'anhu. Kernudian khilafah Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'anhu berdasarkan baiat para sahabat peserta perang Badar yang membaiat beliau, diantaranya Ammar bin Yasir, Sahl bin Huneif dan seluruh sahabat yang mengikuti mereka Radhiyallahu 'anhum
Perbedaan Tingkatan Di Antara Para Sahabat
26- Menurut Ahli Hadits para sahabat Radhiyallahu 'anhum memiliki tingkatan yang berbeda-beda.
Berdasarkan firman Allah Subhaanahu wa Ta'aala :
Sesungguhnya Allah telah ridha terhadap orang-orang mu7min ketika mereka berjanji setia kepadamu di bawah pohon, (QS. 43:18)
Dan firman Allah :
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah ridha kepada mereka (QS. 9:100)
Hamba yang telah Allah tetapkan keridhaan terhadapnya tentunya tidak akan melakukan perkara yang mendatangkan kemurkaan Allah Azza wa Jalla. Dan keutamaan itu tidak didapat oleh orang-orang yang mengikuti mereka kecuali bila mereka berlaku 'ihsan' (mengikuti mereka dengan baik). Siapa saja yang datang setelah mereka namun melecehkan mereka berarti ia belum berlaku 'ihsan' dan ia tidak akan memperoleh kehormatan tersebut.
Kecaman Ahli Hadits Terhadap Orang Yang Membenci Shahabat
27- Barangsiapa merasa benci terhadap kedudukan mereka di sisi Allah maka dikhawatirkan ia ditimpa musibah yang sangat besar (kufur). Berdasarkan firman Allah :
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu'min). (QS. 48:29)
Allah mengabarkan bahwa Dia telah menjadikan para sahabat sebagai sumber kejengkelan orang-orang kafir.
Ahli Hadits mengakui kekhalifahan para sahabat Radhiyallahu 'anhum berdasarkan firman Allah :
Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh
Yang dimaksud dalam firrnan Allah: 'diantara kamu' adalah yang dilahirkan pada saat itu dan mereka mengikuti Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam di atas agamanya. Kemudian Allah mengatakan :
bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan merobah(keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. (QS. 24:55)
Allah telah menegakkan agama ini melalui Abu Bakar, Umar dan Utsman Radhiyallahu 'anhum. Allah menjanjikan keamanan bagi mereka, mereka menyerang dan tidak akan diserang, mereka membuat musuh takut dan musuh takut kepada mereka. Allah berfirman tentang orang-orang yang tertinggal di belakang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dalam peperangan yang telah Allah perintahkan atas mereka :
Maka jika Allah mengembalikanmu kepada suatu golongan dari mereka, kemudian mereka minta izin kepadamu untuk keluar (pergi berperang), maka Katakanlah: "Kamu tidak boleh keluar bersamaku selama-lamanya dan tidak boleh memerangi musuh bersamaku. Sesungguhnya kamu telah rela tidak pergi berperang kali yang pertama. Karena itu duduklah (tinggallah) bersama orang-orang yang tidak ikut berperang." (QS. 9:83)
Ketika mereka bertemu dengan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, mereka meminta izin kepada beliau untuk turut pergi berperang melawan musuh bersama beliau. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam tidak memberi mereka izin, lalu turunlah ayat :
Orang-orang Badwi yang tertinggal itu akan berkata apabila kamu berangkat untuk mengambil barang rampasan; "Biarkanlah kami, niscaya kami mengikuti kamu"; mereka hendak merobah janji Allah. Katakanlah: "Kamu sekali-kali tidak (boleh) mengikuti kami; demikian Allah telah menetapkan sebelumnya"; mereka akan mengatakan: "Sebenarnya kamu dengki kepada kami." Bahkan mereka tidak mengerti melainkan sedikit sekali. (QS. 48:15)
Kemudian Allah berkata kepada mereka :
Katakanlah kepada orang-orang Badwi yang tertinggal: "Kamu akan diajak untuk (memerangi) kaum yang mempunyai kekuatan yang besar, kamu akan memerangi mereka atau mereka menyerah (masuk Islam). Maka jika kamu patuhi (ajakan itu) niscaya Allah akan memberikan kepadamu pahala yang baik dan jika kamu berpaling sebagaimana kamu telah berpaling sebelumnya, niscaya Dia akan mengazab kamu dengan azab yang pedih." (QS. 48:1 6)
Para sahabat yang hidup pada masa Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang kepada mereka ditujukan perkataan tersebut tidaklah tertinggal di belakang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Demikianlah keadaan mereka yang masih hidup pada masa kekhalifahan Abu Bakar. Umar dan Utsman Radhiyallahu 'anhum, bagi yang mengikuti dan mentaati mereka telah tersedia pahala dan bagi yang tidak mengikuti dan tidak mentaati mereka telah tersedia azab yang pedih, hai itu merupakan rekomendasi dari Allah atas keabsahan khilafah mereka Radhiyallahu 'anhum. Semoga Allah tidak menumbuhkan kebencian dalam hati kita terhadap mereka. Jika kekhilafahan salah satu dari mereka telah ditetapkan, maka itu berarti penetapan bagi kekhilafahan yang lainnya (penetapan bagi keempat Khulafaur Rasyidiin).
Shalat Jum'at Mengikuti Imam (Amir) Muslim, Sama Halnya Imam Tersebut Shalih Ataupun Fajir
28- Ahli Hadits memandang wajib mengikuti imam/amir dalam pelaksanaan shalat Jum'at, sama halnya imam/amir tersebut shalih maupun fajir. Karena Allah telah mewajibkan shalat Jum'at dan memerintahkan agar melaksanakannya. Dan Allah Maha Mengetahui bahwa imam/amir yang menyelenggarakannya ada yang fajir dan fasiq, Allah tidak mengecualikan waktu-waktu tertentu dan tidak pula mengecualikan seruan Jum'at tertentu.
Jihad Bersama Imam/Amir Meskipun Amir Tersebut Zhalim
29- Menurut Ahli Hadits, jihad melawan kaum kafir harus bersama imam/amir, meskipun amir tersebut zhalim. Ahli Hadits memandang wajib mendoakan kebaikan bagi amir dan mendoakan agar mereka dapat menegakkan keadilan. Ahli Hadits melarang pemberontakan terhadap imam/arnir dan melarang terlibat dalam fitnah (pertumpahan darah sesama kaum muslimin). Ahli Hadits memandang wajib berperang melawan kelompok pembangkang bersama imam/amir, jika kriteria-kriterianya telah terpenuhi.
Darul Islam
30- Menurut Ahli Hadits negeri kaum muslimin adalah daarul Islam,' bukan daarul kufur seperti halnya pendapat kaum Mu'tazilah. Selama seruan azan dan iqamah dikumandangkan dan penduduknya dapat mengerjakan shalat dengan aman.
Seorang Hamba Tidak Masuk Jannah Karena Amal lbadahnya Kecuali Dengan Karunia Allah
31- Menurut Ahli Hadits, tidak seorangpun dapat masuk Jannah apapun amal shalih yang telah ia kerjakan melainkan dengan karunia Allah dan rahmatNya yang Allah berikan kepada siapa saja yang dikehendakiNya. Seorang hamba melakukan perbuatan baik dan ketaatan semata-mata karena karunia Allah, kalaulah Allah tidak melimpahkan karuniaNya (niscaya ia tidak bisa melakukannya) oleh karena itu tidak ada hujjah dan alasan bagi siapapun di hadapan Allah Subhaanahu wa Ta'aala. Sebagaimana yang Allah sebutkan dalam firmanNya :
Sekiranya tidaklah karena kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seoranpun dari kamu bersih (dari perbuatan-perbuuatan keji dan mungkar itu) selama-lamanya, tetapi Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya. (QS. 24:21)
Dalam ayat lain Allah berfirman :
Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebagian kecil saja (di antaramu). (QS. 4:83)
Dan dalam ayat lain Allah berfirman :
Allah menentukan rahmat-Nya (kenabian) kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah mempunyai karuniayang besar. (QS. 3:74)
Penetapan Ajal
32- Ahli Hadits meyakini bahwa Allah Azza wa Jalla telah menetapkan ajal segenap makhluk hidup yang pasti mereka jalani. Dan apabila ajal mereka telah datang tidak akan diundur barang sesaat dan tidak pula dimajukan. Ahli Hadits meyakini bahwa seseorang itu mati atau terbunuh karena ajal yang ditetapkan atasnya sudah tiba. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman :
Katakanlah : "Sekiranya kamu berada di rumahmu. niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh ". (QS. 3:154)
Pemberi Rezeki Adalah Allah
33- Ahli Hadits meyakini bahwa Allah memberi rezeki kepada semua makhluk hidup yang menjamin kehidupan mereka. Allah telah menjamin rezeki bagi makhluk-makhlukNya yang hidup. Dialah yang memberi rezeki, yang halal maupun yang haram, demikian pula rezeki.
Allah Yang Menciptakan Setan Dan Godaan-godaannya
34- Ahli Hadits meyakini bahwa Allah-lah yang menciptakan setan yang menggoda bani Adam, menipu dan memperdaya manusia. Dan meyakini bahwasanya setan mengganggu dan mengusik manusia.
Sihir Dan Tukang Sihir
35- Ahli Hadits meyakini bahwa sihir dan tukang sihir di dunia ini benar-benar ada. Dan meyakini bahwasanya sihir dan penggunaannya merupakan kekufuran, karena meyakini dapat membawa manfaat dan mudharat tanpa izin Allah.
Menjauhi Bid'ah
36- Ahli Hadits memandang wajib menjauhi perbuatan bid'ah, dosa, berbangga-bangga, takabbur, ujub, khianat, daghal (kedengkian dan permusuhan) dan si'aayah (fitnah/adu domba). Ahli Hadits memandang wajib menahan diri dari mengganggu orang lain dan menjauhi ghibah, kecuali terhadap orang yang menampakkan kebid'ahannya dan mengajak orang lain kepadanya. Menurut Ahli Hadits, membicarakan mereka tidak termasuk ghibah.
Wajib Menuntut llmu
37- Ahli Hadits memandang wajib menuntut ilmu dan mencarinya dari sumber aslinya serta bersungguh-sungguh dalam mempelajari Al-Qur'an dan tafsimya. Mendengarkan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, mengumpulkan dan mendalaminya serta mencari atsar para sahabat.
Menahan Diri Dari Sikap Melecehkan Sahabat Nabi
38- Ahli Hadits menahan diri dari sikap melecehkan sahabat nabi dan berprasangka buruk terhadap mereka. Ahli Hadits menyerahkan persoalan yang terjadi di antara sahabat kepada Allah Azza wa Jalla.
Melazimi Jama'ah
39- Ahli Hadits senantiasa mengikuti jama'ah dan menjaga kesucian diri dalam hal makanan, minuman dan pakaian. Mereka berusaha mengerjakan amal-amal kebaikan, menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar, berpaling dari orang-orang jahil untuk kemudian membimbing mereka dan menjelaskan kebenaran kepada mereka. Dan menyampaikan pengingkaran dan peringatan kepada mereka setelah menyampaikan penjelasan dan menegakkan hujjah.
Wajib Mengikuti Manhaj Ahlu Hadits Al-Firqatun Najiyah
40- Prinsip-prinsip di atas merupakan pokok-pokok dasar agama dan manhaj, i'tiqad Imam Ahli Hadits yang jauh dari bid'ah, terhindar dari fitnah (kesesatan) dan tidak condong kepada kejahatan dan keburukan dalam beragama. Mereka berpegang teguh dengan tali Allah dan tidak bercerai berai. Ketahuilah, bahwa Allah telah mewajibkan para pengikut Rasulullah supaya mencintai dan mengikutiNya Subhaanahu wa Ta'aala, Allah telah menyebutkannya dalam KitabNya. Allah telah menjadikan mereka sebagai Firqatun Najiyah dan Al-Jama'ah yang wajib diikuti, Allah berfirman :
Katakanlah: 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". (QS. 3:31)
Semoga Allah memberi manfaat bagi kita semua dari ilmu yang kita peroleh ini dan semoga Allah memelihara kita dengan ketakwaan dari penyimpangan dan kesesatan berkat karunia dan rahmatNya.
Sumber : Makalah Dauroh Tokyo 2, oleh ustadz Abu Ihsan Al-Atsary (fotokopian, tanpa tahun & keterangan, ditulis ulang dengan meninggalkan text Arab-nya).