Kalina
Moderator
Polisi akhirnya bertindak tegas menangani warga Perum TAS yang memblokade beberapa jalan. Selain menjaga Bundaran Waru, dipimpin langsung Kapolwiltabes Kombes Pol Anang Iskandar, polisi kemarin membubarkan aksi warga di pintu Tol Sidoarjo dan Tol Siring.
Pembersihan massa dimulai dari Bundaran Waru. Pintu utama keluar masuk Surabaya itu dibersihkan dari massa sekitar pukul 10.30. Sempat terjadi perlawanan kecil dari warga, namun tak berapa lama bisa diatasi.
Sorenya, polisi bergerak di pintu Tol Sidoarjo. Sekitar pukul 17.30, Anang membuka blokade warga. Selesai di tol Sidoarjo, polisi menuju pintu tol Siring untuk membuka jalan yang ditutup warga sejak Kamis siang itu.
"Memang sempat ada yang melawan, namun tidak sampai berkembang ke arah yang lebih besar," ujar Anang.
Sempat terbetik kabar bahwa warga berhenti dan membuat kemacetan di Pasar Tanggulangin. "Namun, anggota membubarkan mereka," katanya.
Menurut dia, hal itu dilakukan karena warga akan mendirikan tenda. "Demo ya demo. Tapi, mohon jangan sampai mengganggu kepentingan umum. Karena itu, kami menghalau mereka (para demonstran, Red)," tegasnya.
Anang menyatakan, sebenarnya pihaknya bisa memahami alasan warga dalam beraksi. Mereka frustrasi dan putus asa atas keadaan selama ini. "Tapi, ya itu, saya berharap kalau bisa tidak sampai mengganggu ketertiban umum," ungkapnya.
Penutupan jalan tersebut, kata dia, mengakibatkan lumpuhnya sebagian besar kehidupan masyarakat. "Bayangkan, kalau ada orang hamil mau melahirkan dan terjebak di kemacetan, apa jadinya? Atau, kalau ada orang sakit yang membutuhkan perawatan segera," ujarnya.
Pada bagian lain, Juru Bicara Polwiltabes Surabaya AKBP Sri Setyo Rahayu menjelaskan, selain mengganggu ketertiban umum, demo yang dilakukan tersebut tak berizin. "Kami justru akan mengawal demo tersebut apabila berizin dan tidak mengganggu ketertiban umum," tegas Yayuk, panggilan akrab Sri Setyo Rahayu.
Selain itu, dia mengutarakan, ada empat titik yang bakal terus-menerus dijaga polisi. Empat titik tersebut adalah pintu Tol Sidoarjo, pintu Tol Siring (Porong), Tol Waru, dan akses ke Juanda. "Hal itu kami lakukan untuk mengantisipasi adanya demo susulan. Tujuannya, jalan dan moda transportasi lainnya tidak terganggu," jelas perwira yang sehari-harinya menjabat Kabag Bina Mitra Polwiltabes Surabaya tersebut.
Untuk pengamanan itu, Yayuk menyatakan, pihaknya mengerahkan 1.000 personel. "Itu terdiri atas unsur Brimob, Dalmas Polda Jatim, Dalmas Polwiltabes Surabaya, dan Dalmas Polres Sidoarjo," ungkapnya.
Pembersihan massa dimulai dari Bundaran Waru. Pintu utama keluar masuk Surabaya itu dibersihkan dari massa sekitar pukul 10.30. Sempat terjadi perlawanan kecil dari warga, namun tak berapa lama bisa diatasi.
Sorenya, polisi bergerak di pintu Tol Sidoarjo. Sekitar pukul 17.30, Anang membuka blokade warga. Selesai di tol Sidoarjo, polisi menuju pintu tol Siring untuk membuka jalan yang ditutup warga sejak Kamis siang itu.
"Memang sempat ada yang melawan, namun tidak sampai berkembang ke arah yang lebih besar," ujar Anang.
Sempat terbetik kabar bahwa warga berhenti dan membuat kemacetan di Pasar Tanggulangin. "Namun, anggota membubarkan mereka," katanya.
Menurut dia, hal itu dilakukan karena warga akan mendirikan tenda. "Demo ya demo. Tapi, mohon jangan sampai mengganggu kepentingan umum. Karena itu, kami menghalau mereka (para demonstran, Red)," tegasnya.
Anang menyatakan, sebenarnya pihaknya bisa memahami alasan warga dalam beraksi. Mereka frustrasi dan putus asa atas keadaan selama ini. "Tapi, ya itu, saya berharap kalau bisa tidak sampai mengganggu ketertiban umum," ungkapnya.
Penutupan jalan tersebut, kata dia, mengakibatkan lumpuhnya sebagian besar kehidupan masyarakat. "Bayangkan, kalau ada orang hamil mau melahirkan dan terjebak di kemacetan, apa jadinya? Atau, kalau ada orang sakit yang membutuhkan perawatan segera," ujarnya.
Pada bagian lain, Juru Bicara Polwiltabes Surabaya AKBP Sri Setyo Rahayu menjelaskan, selain mengganggu ketertiban umum, demo yang dilakukan tersebut tak berizin. "Kami justru akan mengawal demo tersebut apabila berizin dan tidak mengganggu ketertiban umum," tegas Yayuk, panggilan akrab Sri Setyo Rahayu.
Selain itu, dia mengutarakan, ada empat titik yang bakal terus-menerus dijaga polisi. Empat titik tersebut adalah pintu Tol Sidoarjo, pintu Tol Siring (Porong), Tol Waru, dan akses ke Juanda. "Hal itu kami lakukan untuk mengantisipasi adanya demo susulan. Tujuannya, jalan dan moda transportasi lainnya tidak terganggu," jelas perwira yang sehari-harinya menjabat Kabag Bina Mitra Polwiltabes Surabaya tersebut.
Untuk pengamanan itu, Yayuk menyatakan, pihaknya mengerahkan 1.000 personel. "Itu terdiri atas unsur Brimob, Dalmas Polda Jatim, Dalmas Polwiltabes Surabaya, dan Dalmas Polres Sidoarjo," ungkapnya.