Kalina
Moderator
ROMA - Melalui pembicaraan cukup panjang dengan para pejabat, Presiden Italia Giorgio Napolitano akhirnya mempertahankan Romano Prodi sebagai perdana menteri. Sebab, dukungan untuk Prodi, yang Rabu malam lalu mengundurkan diri, masih cukup besar. Meski begitu, politikus berusia 67 tahun itu harus menghadapi vote of confidence di parlemen.
"Dengan semangat baru dan dukungan koalisi, saya siap menghadapi vote of confidence secepatnya," kata Prodi setelah bertemu Napolitano kemarin. Selama ini, Prodi mendapatkan dukungan penuh dari Dewan Perwakilan Rakyat (Camera dei Deputati) Italia. Namun, jika ingin tetap menjadi PM, dia masih harus memenangi suara Senat (Senato della Repubblica). Hingga kemarin, pemungutan suara untuk menentukan nasib Prodi itu belum diagendakan.
Menurut Napolitano, keputusan untuk mempertahankan posisi Prodi merupakan jalan keluar terbaik. Sebab, ide mantan PM Italia Silvio Berlusconi dan tokoh-tokoh konservatif untuk membentuk pemerintahan koalisi kurang mendapat dukungan. Sebagian besar pejabat pemerintahan Italia menilai, pemilu untuk mencapai tujuan Berlusconi tersebut tidak akan membawa perubahan. "Tidak ada pilihan lain," kata Napolitano.
Seperti diberitakan, Prodi tiba-tiba mengajukan surat pengunduran diri kepada presiden Rabu malam lalu, setelah program kebijakan luar negerinya ditolak Senat. Agenda Prodi untuk mempertahankan pasukan Italia di Afghanistan juga ditentang sebagian besar tokoh radikal. Bahkan, dua senator komunis dari koalisi Prodi pun tidak bersedia mendukungnya. Merasa gagal, Prodi memutuskan mundur.
"Dengan semangat baru dan dukungan koalisi, saya siap menghadapi vote of confidence secepatnya," kata Prodi setelah bertemu Napolitano kemarin. Selama ini, Prodi mendapatkan dukungan penuh dari Dewan Perwakilan Rakyat (Camera dei Deputati) Italia. Namun, jika ingin tetap menjadi PM, dia masih harus memenangi suara Senat (Senato della Repubblica). Hingga kemarin, pemungutan suara untuk menentukan nasib Prodi itu belum diagendakan.
Menurut Napolitano, keputusan untuk mempertahankan posisi Prodi merupakan jalan keluar terbaik. Sebab, ide mantan PM Italia Silvio Berlusconi dan tokoh-tokoh konservatif untuk membentuk pemerintahan koalisi kurang mendapat dukungan. Sebagian besar pejabat pemerintahan Italia menilai, pemilu untuk mencapai tujuan Berlusconi tersebut tidak akan membawa perubahan. "Tidak ada pilihan lain," kata Napolitano.
Seperti diberitakan, Prodi tiba-tiba mengajukan surat pengunduran diri kepada presiden Rabu malam lalu, setelah program kebijakan luar negerinya ditolak Senat. Agenda Prodi untuk mempertahankan pasukan Italia di Afghanistan juga ditentang sebagian besar tokoh radikal. Bahkan, dua senator komunis dari koalisi Prodi pun tidak bersedia mendukungnya. Merasa gagal, Prodi memutuskan mundur.