Presiden PKS: Kedatangan Bush Hanya Untuk Perbaiki Citra

nurcahyo

New member
Presiden PKS: Kedatangan Bush Hanya Untuk Perbaiki Citra

Kapanlagi.com - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring menilai, kedatangan Presiden Amerika Serikat George W Bush ke Indonesia pada Senin (20/11) kemarin hanya simbolik untuk memperbaiki citra, karena selama ini, orang nomor satu di AS itu, dibenci banyak negara termasuk negerinya sendiri.

"Bush dibenci orang seluruh dunia, karena kebijakan luar negeri yang kontroversial. Kedatangannya ke Indonesia untuk memperbaiki image-nya di mata dunia, bahwa dia dapat diterima di negara Islam," katanya, di Jakarta, Selasa (21/11).

Tifatul mengibaratkan kedatangan Bush ke Indonesia membawa permen sebagai oleh-oleh, agar terkesan dia orang baik. Padahal banyak kebijakan luar negerinya yang telah merugikan banyak rakyat.

"Kita tidak akan lupa 655 orang mati di Irak dengan alasan tidak jelas karena ada senjata pemusnah massal, demi menegakkan demokrasi, menangkap Saddam, hingga alasan konflik Syah dan Sunni yang seharusnya tidak alasan untuk menyerang Irak hingga menjadi hancur lebur," katanya.

Karena itu, semuanya tergantung pada pemerintah Indonesia dalam menilai Bush, apakah Indonesia cerdas atau justru terbuai dengan kesan kebaikan Bush.

"Indonesia jangan menjadi bangsa yang mengemis-ngemis. Indonesia adalah setara dengan bangsa lain bahkan sama dengan Amerika Serikat. Jangan seperti negara yang bisa didikte," katanya.

Pembahasan dalam pertemuan mengenai pendidikan, kesehatan, lanjut Tifatul, lebih pada isu permukaan dan untung ruginya tidak dapat dikalkulasi. Namun, yang perlu ditegaskan bahwa Bush hanya ingin memperbaiki citra di dunia Islam dan Indonesia sebagai negara muslim terbesar.

Kedua kepala negara, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Bush, sepakat untuk terus memberantas terorisme yang terjadi di negara mereka serta di negara-negara lainnya.

Dalam pertemuan itu, Presiden Yudhoyono mengatakan, Amerika Serikat (AS) juga menyampaikan komitmennya untuk membantu Indonesia mengembangkan sumber energi alternatif (bio fuel) dan memberantas ancaman wabah flu burung.

Dalam kerja sama di bidang pendidikan, AS juga berkomitmen melanjutkan bantuannya membangun sektor pendidikan yang menjadi bagian penting dari agenda nasional Indonesia.

Bantuan kemanusiaan dan solidaritas pemerintah dan rakyat AS kepada para korban bencana alam di Tanah Air, seperti Tsunami Aceh dan gempa Yogyakarta juga termasuk dalam agenda pembicaraan kedua pimpinan bangsa.

Selain masalah bilateral, kedua pemimpin juga mendiskusikan sejumlah isu internasional dan regional, seperti senjata nuklir Korea Utara, Palestina, dan Timur Tengah.
 
Back
Top