chickenfighter
New member
Hidup tampaknya sangat tak sempurna bagi seorang Nick Vujicic. Pria asal Australia berusia 27 tahun ini lahir tanpa tungkai tubuh, yakni tanpa tangan dan tanpa kaki. Ketika ia lahir, ayahnya sangat terkejut hingga keluar dari ruangan di rumah sakit untuk muntah karena begitu mual. Ibunya yang begitu putus asa bahkan tidak bisa memaksakan diri untuk menyentuhnya hingga Nick berusia empat bulan. Bisa dibayangkan, sebuah keadaan yang dapat melemahkan keinginan bertahan hidup bagi yang mengalaminya.
Ketidak-sempurnaan pada tubuhnya tidak bisa dijelaskan dengan penjelasan medis – sebuah peristiwa langka yang disebut Phocomelia – dan Nick juga kedua orang-tuanya bertanya-tanya bertahun-tahun mengapa hal ini bisa terjadi di tengah keluarga mereka. “Ibu saya adalah seorang perawat dan ia sudah melakukan yang terbaik sepanjang mengandung diri saya dan akhirnya ia menyalahkan dirinya sendiri,” ujar Nick. “Awalnya begitu sulit bagi mereka tetapi mulai dari awalnya mereka telah melakukan yang terbaik bagi saya untuk menjadikan saya pribadi yang mandiri. Ayah saya menaruh saya ke dalam air pertama kali sewaktu saya berusia 18 bulan dan itu memberikan keberanian untuk saya belajar untuk berenang.”
Sebagai motivator, Nick menggunakan pengalamannya dan keterbelakangan pada tubuhnya sebagai contoh, ia menantang setiap orang yang ditemuinya untuk mengubah perspektif mereka dan melihat lebih di atas permasalahan mereka. Ia bahkan ‘memeluk’ humor sehat atas keadaan dirinya. Ia menerima keadaannya, memeluk kenyataan yang ada, dan bahkan terkadang menertawakannya.
Nick Vujicic sendiri pernah ke Jakarta dan melakukan seminar motivasinya. Dan menurut cerita para wanita yang menghadiri seminar tersebut, kebanyakan dari mereka berbisik, “Pria seperti ini yang saya cari untuk menikah… Hmmm, bahkan saya mau saja menikah dengan Nick!” Tampaknya meski Nick berada dalam keadaan tubuh tidak sempurna, itu tidak mengurangi kualitasnya sebagai pria incaran wanita
Nick yang sekarang tinggal di Los Angeles akan terus melanjutkan perjalanan dunianya untuk memotivasi banyak orang. “Saya akan terus mengatakan kepada banyak orang agar mereka bangkit ketika mereka jatuh dan untuk selalu mencintai diri mereka sendiri,” ujar Nick. “Jika saya bisa mendorong satu orang saja untuk bangkit… maka tugas saya di dunia ini selesai.”
Ketidak-sempurnaan pada tubuhnya tidak bisa dijelaskan dengan penjelasan medis – sebuah peristiwa langka yang disebut Phocomelia – dan Nick juga kedua orang-tuanya bertanya-tanya bertahun-tahun mengapa hal ini bisa terjadi di tengah keluarga mereka. “Ibu saya adalah seorang perawat dan ia sudah melakukan yang terbaik sepanjang mengandung diri saya dan akhirnya ia menyalahkan dirinya sendiri,” ujar Nick. “Awalnya begitu sulit bagi mereka tetapi mulai dari awalnya mereka telah melakukan yang terbaik bagi saya untuk menjadikan saya pribadi yang mandiri. Ayah saya menaruh saya ke dalam air pertama kali sewaktu saya berusia 18 bulan dan itu memberikan keberanian untuk saya belajar untuk berenang.”
Sebagai motivator, Nick menggunakan pengalamannya dan keterbelakangan pada tubuhnya sebagai contoh, ia menantang setiap orang yang ditemuinya untuk mengubah perspektif mereka dan melihat lebih di atas permasalahan mereka. Ia bahkan ‘memeluk’ humor sehat atas keadaan dirinya. Ia menerima keadaannya, memeluk kenyataan yang ada, dan bahkan terkadang menertawakannya.
Nick Vujicic sendiri pernah ke Jakarta dan melakukan seminar motivasinya. Dan menurut cerita para wanita yang menghadiri seminar tersebut, kebanyakan dari mereka berbisik, “Pria seperti ini yang saya cari untuk menikah… Hmmm, bahkan saya mau saja menikah dengan Nick!” Tampaknya meski Nick berada dalam keadaan tubuh tidak sempurna, itu tidak mengurangi kualitasnya sebagai pria incaran wanita
Nick yang sekarang tinggal di Los Angeles akan terus melanjutkan perjalanan dunianya untuk memotivasi banyak orang. “Saya akan terus mengatakan kepada banyak orang agar mereka bangkit ketika mereka jatuh dan untuk selalu mencintai diri mereka sendiri,” ujar Nick. “Jika saya bisa mendorong satu orang saja untuk bangkit… maka tugas saya di dunia ini selesai.”