Proses perdamaian tak terganggu

Proses perdamaian tak terganggu
66 Tewas dalam ledakan KA India-Pakistan
Deewana (Espos)
Dua ledakan terjadi di sebuah kereta api (KA) ekspres dari India menuju Pakistan, Minggu (18/2) menjelang tengah malam waktu setempat, menyebabkan 67 orang tewas dan puluhan orang lainnya terluka.
Kepolisian setempat mengatakan serangan itu bertujuan untuk mengacaukan proses perdamaian antara India dan Pakistan yang tengah terjalin. Menurut polisi dan para saksi mata, ledakan terjadi sesaat ketika KA Samjhauta (Persahabatan) Express akan berhenti di Stasiun Deewana, 80 km utara New Delhi.
Ledakan tersebut menyebabkan dua gerbong kereta terbakar dan penumpang terjebak dalam kobaran api, tak bisa keluar karena pintu kereta macet. Seperti umumnya KA di India, jendela-jendela gerbong umumnya tertutup dan berterali untuk alasan keamanan, hal inilah yang menyebabkan penumpang terjebak di dalam gerbong.
Seorang saksi mata yang tinggal tak jauh dari lokasi kejadian, Rajinder Prasad, bersama para tetangganya langsung mengusung air dari tempat penampungan untuk memadamkan api yang berkobar hingga ke atap gerbong. ?Kami tak bisa menyelamatkan satu pun, mereka berteriak-teriak dari dalam tapi tak ada yang bisa keluar,? katanya.
Sedikitnya 30 penumpang dilarikan ke rumah sakit di kota terdekat, Panipat, tapi tak lama kemudian langsung dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar.
?Ini jelas aksi sabotase. Ini upaya untuk merusak hubungan yang telah terjalin baik antara India dan Pakistan,? kata Menteri Perkeretaapian India Laloo Prasad kepada para wartawan di Patna, India.
Duka cita
Perdana Menteri India Manmohan Singh menunjukkan kemarahan dan duka cita atas korban jiwa dalam insiden tersebut. ?Pelakunya akan tertangkap,? kata Singh dalam pernyataan yang dikeluarkan kantornya.
Presiden Pakistan Jenderal Pervez Musharraf mengatakan pemimpin kedua negara harus terus berupaya untuk menjaga proses damai yang sudah berjalan. ?Kami tak akan membiarkan elemen manapun yang ingin mensabotase proses damai dan rencana jahat yang mereka rencanakan,? kata Musharraf.
Terdapat sekitar 750 penumpang dalam kereta tersebut, namun belum jelas jumlah penumpang yang ada dalam dua gerbong nahas itu.
Pihak berwenang mengatakan dua kopor yang berisi bahan peledak dan sejumlah botol berisi minyak tanah ditemukan di gerbong-gerbong lain yang tidak terbakar. Hal ini menunjukkan ledakan itu memang disebabkan oleh sabotase. Insiden tersebut terjadi sehari menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri Pakistan Khursheed Kasuri ke New Delhi untuk melakukan perundingan.

Serangan pada KA dan KA bawah tanah

20 Maret 1995: Sedikitnya 12 orang tewas dan ribuan lainnya terluka ketika anggota sekte Aum Shinrikyo melepaskan gas sarin yang melumpuhkan syaraf di KA bawah tanah Tokyo, Jepang.
25 Juli 1995: Sebuah bom gas meledak di KA bawah tanah dalam jam-jam sibuk di Stasiun Saint-Michael Metro, Paris, Prancis, delapan orang tewas dan 86 lainnya terluka dalam serangan yang diduga dilakukan oleh ekstremis muslim Algeria.
11 Juni 1996: Bom meledak di jalur kereta api bawah tanah di Moskow, Rusia, empat tewas dan 12 lainnya terluka.
24 Juli 1996: Dua bom meledak di kereta komuter Kolombo, Sri Lanka, menewaskan 57 orang dan melukai 450 penumpang lainnya.
30 Desember 1996: Bom meledak di sebuah KA di Negara Bagian Assam, India, 300 orang tewas. Polisi menuding milisi separatis Bodo, berada di belakang aksi ini.
30 Desember 2000: Bom meledak di lokomotif KA yang menarik gerbong penumpang di Manila, Filipina, 11 tewas dan 60 lainnya terluka.
10 Agustus 2001: Pemberontak UNITA menewaskan lebih dari 252 penumpang kereta di selatan Ibukota Angola, Luanda. Kereta tersebut menabrak ranjau darat yang di pasang di rel.
27 Februari 2002: Sedikitnya 59 warga Hindu India tewas terbakar ketika gerilyawan muslim membakar sebuah kereta api di India. Selanjutnya 2.500 warga muslim tewas dalam kerusuhan yang merupakan aksi balasan dari insiden tersebut.
18 Februari 2003: Lebih dari 182 orang tewas dan 300 lainnya hilang ketika asap dan kobaran api melanda dua kereta api bawah tanah di Taegu, Korea Selatan, akibat serangan kelompok teroris.
5 Desember 2003: Pengebom bunuh diri meledakkan diri di sebuah kereta komuter di Chechnya, 41 orang tewas dan 160 lainnya terluka.
11 Maret 2004: Sedikitnya 191 orang tewas dan lebih dari 1.800 lainnya terluka akibat serangan bom beruntun di tiga stasiun kereta api utama Madrid, Spanyol.
7 Juli 2005: Empat aksi bom bunuh diri mengoyak tiga KA bawah tanah dan sebuah bus di London saat jam sibuk, 52 orang tewas dan 700 lainnya terluka.
11 Juli 2006: Tujuh bom meledak di kereta komuter di Mumbai, India, 186 tewas dan 700 lainnya terluka.
19 Februari 2007: Dua bom meledak di sebuah kereta yang bergerak dari India menuju Pakistan, 66 penumpang tewas dalam insiden ini. Jumlah korban terbanyak berasal dari Pakistan. - tya/AP
 
Back
Top