Kalina
Moderator
Perancang Busana Ramli Meninggal Dunia
KOMPAS.com
Pergelaran "37 Tahun Ramli Berkarya" yang berlangsung 21 November 2012 lalu menjadi peragaan terakhir bagi desainer Ramli. Rabu (23/1/2013) pukul 06.45, Ramli menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Gading Pluit, Jakarta Utara, dalam usia 58 tahun. Jenazah Ramli saat ini sedang dimandikan di rumah duka, jalan Semarang No 1, Menteng, Jakarta, dan akan diberangkatkan ke Kuningan, Cirebon, selepas zuhur. Perancang bernama lengkap Ramli Sarwi Gozali
Kartowdijojo ini divonis menderita kanker usus
stadium empat sejak tahun 2009. Vonis itu tentu
mengejutkan, namun Ramli berusaha menerima
keadaannya. Ia memutuskan untuk tidak berhenti
berkarya, dan terus menggelar rancangannya, yang dikenal banyak mengolah bordir dan batik. "Aku harus bangkit dan memanfaatkan waktu yang ku punya dengan sebaik-baiknya. Aku harus tetap maju dan berkarya, kreativitasku menolak untuk dikalahkan oleh penyakit kanker yang ada di tubuhku. Aku juga memikirkan orang yang bekerja di belakangku, aku harus bertanggung jawab, mereka harus tetap bekerja," ungkapnya, menjelang peragaan "Terima Kasihku untuk Sahabat" yang menandai 36 tahun ia berkarya, pada 23 November 2011 lalu. Ramli membuktikan tekadnya. Semenjak vonis tersebut diberikan, ia masih mengadakan berbagai peragaan. Antara lain pergelaran busana untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri dalam program
Ramadhan Rhapsody di Grand Indonesia, Jakarta
(2011), peragaan busana dalam event Bazaar Wedding Exhibition di Ballroom The Ritz Carlton,
Pacific Place, Jakarta ( April 2012), dan terakhir
pergelaran "37 Tahun Ramli Berkarya" di Grand
Ballroom Hotel Indonesia Kempinski (November
2012). Sehari sebelum pergelaran terakhirnya, Ramli
masih menjalani berbagai pemeriksaan. Ia masih
bisa mengangkat telepon dari para sahabatnya,
meski sudah duduk di atas kursi roda. Saat itu dokter memasang ring di lever Ramli, sehingga cairan dari empedu bisa dialirkan. Setiap kali melangkahkan kaki, katanya, perutnya sakit seperti diiris. ”Doain ya, doain ini bukan pergelaran terakhirku. Aku masih pengin berkarya terus. Aku takut...,” katanya, seperti dikutip KOMPAS. Mien Uno, pakar etiket yang juga sahabat dekat Ramli, menemani Ramli di rumah sakit setiap hari. Saat terakhir menemani Ramli, Selasa (22/1/2013) pukul 16.00, menurut Mien kondisi Ramli sudah agak koma. Ia sudah tidak bisa berkomunikasi, namun masih bisa mendengar perintah dokter dan bisa memanggil Mien, kakak kembarnya, dan anak angkatnya. "Kalau merasakan sesuatu yang tidak enak pada tubuhnya, Ramli masih bisa memanggil kami," tutur Mien, saat dihubungi Kompas Female. Sabtu dua minggu lalu, rencananya Ramli mau menjalani kemoterapi, namun dokter menyatakan kondisi sel darahnya belum baik. "Akhirnya hanya diobati, karena kondisinya sudah terminal, sudah tidak bisa diapa-apain." Menurut Mien, Ramli sangat mengkhawatirkan anak angkatnya, dr Kiki, yang sedang mengambil
spesialis bedah. Kiki tak lain putri kakak kembarnya, Nonon. Ramli mengkhawatirkan Kiki yang belum menikah, padahal Ramli sudah ingin menimang cucu. Saat itu, Mien menghibur Ramli, dan memintanya untuk tidak banyak berpikir agar tidak ada yang memberatkannya. "Ramli orangnya sangat baik. Dia berhasil karena dia maintain dengan klien, tidak hanya sebagai customer tapi juga sebagai saudara," tutur Mien, yang sudah mengenal Ramli hampir 40 tahun. Menurut model senior Chitra Nartomo, Ramli boleh dibilang sangat kuat. Perancang yang tumbuh
besar di Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas
(Natuna), itu masih diberi banyak kesempatan oleh
Tuhan. "Tiga tahun sakit, beliau masih sanggup berkarya, padahal kondisinya sudah menurun. Ramli menjadi motivator untuk para penderita kanker agar tidak berhenti berkarya," ungkap model yang kerap
tampil dalam peragaan busana Ramli sejak tahun
1980-an itu. Ramli telah ”bergulat” dengan rasa sakit demi memberikan suguhan yang terbaik pada setiap pergelaran karyanya. Namun hari ini, Ramli tak
mampu lagi bertahan. Menyerah, dan berpasrah,
tampaknya juga menjadi bentuk penerimaan dirinya akan kehendak Tuhan. Selamat jalan, Ramli. Setiap karyamu akan sangat dirindukan....
KOMPAS.com
Pergelaran "37 Tahun Ramli Berkarya" yang berlangsung 21 November 2012 lalu menjadi peragaan terakhir bagi desainer Ramli. Rabu (23/1/2013) pukul 06.45, Ramli menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit Gading Pluit, Jakarta Utara, dalam usia 58 tahun. Jenazah Ramli saat ini sedang dimandikan di rumah duka, jalan Semarang No 1, Menteng, Jakarta, dan akan diberangkatkan ke Kuningan, Cirebon, selepas zuhur. Perancang bernama lengkap Ramli Sarwi Gozali
Kartowdijojo ini divonis menderita kanker usus
stadium empat sejak tahun 2009. Vonis itu tentu
mengejutkan, namun Ramli berusaha menerima
keadaannya. Ia memutuskan untuk tidak berhenti
berkarya, dan terus menggelar rancangannya, yang dikenal banyak mengolah bordir dan batik. "Aku harus bangkit dan memanfaatkan waktu yang ku punya dengan sebaik-baiknya. Aku harus tetap maju dan berkarya, kreativitasku menolak untuk dikalahkan oleh penyakit kanker yang ada di tubuhku. Aku juga memikirkan orang yang bekerja di belakangku, aku harus bertanggung jawab, mereka harus tetap bekerja," ungkapnya, menjelang peragaan "Terima Kasihku untuk Sahabat" yang menandai 36 tahun ia berkarya, pada 23 November 2011 lalu. Ramli membuktikan tekadnya. Semenjak vonis tersebut diberikan, ia masih mengadakan berbagai peragaan. Antara lain pergelaran busana untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri dalam program
Ramadhan Rhapsody di Grand Indonesia, Jakarta
(2011), peragaan busana dalam event Bazaar Wedding Exhibition di Ballroom The Ritz Carlton,
Pacific Place, Jakarta ( April 2012), dan terakhir
pergelaran "37 Tahun Ramli Berkarya" di Grand
Ballroom Hotel Indonesia Kempinski (November
2012). Sehari sebelum pergelaran terakhirnya, Ramli
masih menjalani berbagai pemeriksaan. Ia masih
bisa mengangkat telepon dari para sahabatnya,
meski sudah duduk di atas kursi roda. Saat itu dokter memasang ring di lever Ramli, sehingga cairan dari empedu bisa dialirkan. Setiap kali melangkahkan kaki, katanya, perutnya sakit seperti diiris. ”Doain ya, doain ini bukan pergelaran terakhirku. Aku masih pengin berkarya terus. Aku takut...,” katanya, seperti dikutip KOMPAS. Mien Uno, pakar etiket yang juga sahabat dekat Ramli, menemani Ramli di rumah sakit setiap hari. Saat terakhir menemani Ramli, Selasa (22/1/2013) pukul 16.00, menurut Mien kondisi Ramli sudah agak koma. Ia sudah tidak bisa berkomunikasi, namun masih bisa mendengar perintah dokter dan bisa memanggil Mien, kakak kembarnya, dan anak angkatnya. "Kalau merasakan sesuatu yang tidak enak pada tubuhnya, Ramli masih bisa memanggil kami," tutur Mien, saat dihubungi Kompas Female. Sabtu dua minggu lalu, rencananya Ramli mau menjalani kemoterapi, namun dokter menyatakan kondisi sel darahnya belum baik. "Akhirnya hanya diobati, karena kondisinya sudah terminal, sudah tidak bisa diapa-apain." Menurut Mien, Ramli sangat mengkhawatirkan anak angkatnya, dr Kiki, yang sedang mengambil
spesialis bedah. Kiki tak lain putri kakak kembarnya, Nonon. Ramli mengkhawatirkan Kiki yang belum menikah, padahal Ramli sudah ingin menimang cucu. Saat itu, Mien menghibur Ramli, dan memintanya untuk tidak banyak berpikir agar tidak ada yang memberatkannya. "Ramli orangnya sangat baik. Dia berhasil karena dia maintain dengan klien, tidak hanya sebagai customer tapi juga sebagai saudara," tutur Mien, yang sudah mengenal Ramli hampir 40 tahun. Menurut model senior Chitra Nartomo, Ramli boleh dibilang sangat kuat. Perancang yang tumbuh
besar di Tarempa, Kabupaten Kepulauan Anambas
(Natuna), itu masih diberi banyak kesempatan oleh
Tuhan. "Tiga tahun sakit, beliau masih sanggup berkarya, padahal kondisinya sudah menurun. Ramli menjadi motivator untuk para penderita kanker agar tidak berhenti berkarya," ungkap model yang kerap
tampil dalam peragaan busana Ramli sejak tahun
1980-an itu. Ramli telah ”bergulat” dengan rasa sakit demi memberikan suguhan yang terbaik pada setiap pergelaran karyanya. Namun hari ini, Ramli tak
mampu lagi bertahan. Menyerah, dan berpasrah,
tampaknya juga menjadi bentuk penerimaan dirinya akan kehendak Tuhan. Selamat jalan, Ramli. Setiap karyamu akan sangat dirindukan....