[r.story] Romance In The Ash Rain -end-

Randy_Muxnahtis

New member
Cerita ini 60% fiksi-40% fakta.... dan... mungkin cerita ini g dedikasikan buat para korban bencana Gunung Merapi, mantan guru g waktu SMA, dan beberapa org lainya...... jujur aja, cerita ini sebetulnya modifikasi dari ide cerita g yang awal. Karena ada "seseorang" yang meminta g bikin cerita cinta, jadi g ganti haluan..... (mungkin nanti g bikin lg 1 cerita ini, yg sebetulnya cerita awal g, tapi itu masih urusan belakang)...... Untuk sementara, silahkan nikmati cerita ini dulu...... Selamat membaca.....

Adalah seorang perempuan bernama Angelita Rusli. Dia bersekolah SMP kelas 3. Dia menyimpan rasa cinta membara kepada seorang laki-laki, bernama Wilson, yang usianya 1 tahun lebih tua. Wilson sendiri juga membalas perasaan Angelita. Namun, sayangnya, Wilson ini akan segera pindah tempat tinggal ke luar kota Jakarta. Dia dan keluarganya akan pindah ke suatu kota di kawasan Jawa Tengah, tak berapa jauh dari Gunung Merapi. Kota Boyolali. Alasan pindah ini karena, Ayah Wilson sudah masuk masa pensiun. Dan ayahnya ini berencana mau menghabiskan hari tuanya di kampung halamanya. Tentu saja, hal ini membuat masalah bagi hubungan asmara Angelita dan Wilson. Apalagi, mereka sudah pacaran sekitar 6 bulan. Rencananya, Wilson akan pindah ke Boyolali setelah Wilson selesai sekolah SMA 1. Saat SMA 2, dia akan melanjutkan di Boyolali. Dan hal itu terjadi sekitar 3 bulan lagi.

Angelita dan Wilson merasa kehilangan satu sama lain. Namun, mereka berjanji akan tetap berteman dan tetap berhubungan melalui HP dan facebook, meskipun mungkin status mereka berubah menjadi sebatas teman dekat. Hal ini lebih mudah, karena saat jarak jauh seperti itu, baik Angelita ataupun Wilson bisa bebas mencari pasangan baru. Namun, Wilson masih menunggu hingga Angelita lulus SMP sebelum dia betul-betul pindah ke Boyolali. Dan, saat kelulusan Angelita pun, Wilson sempat memberi selamat atas kelulusan Angelita, mengucapkan salam perpisahan, dan mengecup kening Angelita. "Selamat atas kelulusan kamu. Tapi sayang, kita musti mengakhiri hubungan kita ini. Kita hanya bisa menjadi teman dekat. Anggaplah kita tidak berjodoh satu-sama lain," kata Wilson pada saat berpisah dengan Angelita. Angelita berusaha tegar. Mereka berdua mencoba berpikir positif bahwa, paling tidak, mereka masih bisa menjalin komunkasi lewat HP dan facebook. Jadi Wilson pun berangkat ke Boyolali, sedangkan Angelita meneruskan belajarnya yang kini mulai masuk tahap SMA. Dan selama ini, mereka masih berkomunikasi satu-sama lain. Mereka saling curhat, atau hanya sekadar ngobrol-ngobrol ringan, atau kadang, Angelita meminta Wilson mengajari pelajaran SMA kelas 1 yang dia kurang paham. Hal ini berlangsung selama sekitar hampir 1 tahun. Dan, baik Angelita ataupun Wilson, meskipun mereka hanya sebatas teman dekat sekarang, mereka masih belum mencari pasangan baru. Alasan mereka sama, "gue masih belum bisa ngelupain dia. Jarak boleh jadi jauh, tapi hati, tetap dekat. Dan gue masih berharap, suatu saat gue bisa menghabiskan waktu hidup gue sama dia."
 
Romance In The Ash Rain (Part 2)

Jadi, sudah sekitar 1 tahun sejak Wilson pergi ke Boyolali. Dan, belakangan ini, Gunung Merapi mulai menunjukan tanda-tanda akan meletus. Sudah sekitar 1 minggu, status gunung tersebut berada dalam posisi "Awas". Warga-warga di sekitar gunung tersebut juga sudah mulai di evakuasi, meskipun sejumlah besar warga yang masih ingin tetap tinggal, dengan alasan, ingin mengurus ladang atau ternak mereka, atau alasan lainya. Namun, tidak halnya dengan masyarakat kota Boyolali, yang memang cukup dekat dari gunung tersebut, namun tidak sedekat seperti Kota Klaten, ataupun Sleman. Masyarakat Boyolali relatif lebih tenang, dan ini juga berlaku bagi Wilson dan keluarga yang sekarang tinggal di Boyolali. Memang, Wilson dan keluarga juga was-was dengan situais Gunung Merapi tersebut. Namun, mereka masih cukup tenang, karena jarak antara Kota Boyolali dan Gunung Merapi masih cukup aman meskipun dekat. Tapi toh, Wilson dan keluarganya, serta masyarakat lainya di Boyolali juga sudah bersiap terhadap kemungkinan terburuk. Tenang tapi siap.

Di Jakarta, Angelita sendiri juga merasa was-was tentang keselamatan Wilson. Dia sering memasang radio dan televisi, mengecek perkembangan Gunung Merapi. Dia juga menceritakan rasa cemasnya kepada Wislon melalui sms dan facebook. Wilson sendiri, meskipun takut, tapi berusaha menenangkan Angelita. "Elu tenang aja. Gue gak apa-apa di sini. Cuma emang sich, gue sama keluarga gue juga udah siap-siap buat kabur kalau Merapi meletus. Cuma kayaknya gak sampe Kota Boyolali dech?" Angelita hanya bisa diam mendengar ucapan Wilson. Lalu Angelita berkata, "Elu gak bisa emang, kalau balik ke Jakarta?" cuma itu harapan yang dimiliki Angelita. Wilson kembali ke Jakarta, yang letaknya amat-sangat jauh sekali dari Gunung Merapi dan dia berharap bisa merajut kembali kisah cintanya dengan Wilson apabila Wilson bisa kembali ke Jakarta. Wilson hanya tersenyum kecil. "Ya gak bisa dong. Bokap gue udah tua, susah dan kasihan kalau pergi jauh-jauh. Jujur, gue juga takut, tapi karena ini keputusan bokap gue buat balik ke kampung halamanya, yaudah, gue juga gak punya pilihan laen. Anggaplah ini kesempatan gue buat berbakti kepada orang tua gue. Masa bokap gue udah tua, masih gue bantah?" Mendengar jawaban itu, Angelita tidak berkata apa-apa lagi. Akhrinya dia hanya berkata, "Jaga diri elu. Kalau nanti elu ngungsi, usahakan tetep kontak gue." Wilson mengiyakan permintaan Angelita itu. Dan pembicaraan mereka di HP itu pun selesai.

Sekitar 3 hari sejak pembicaraan itu, Gunung Merapi betul-betul meletus. Letusanya ini cukup dahsyat sehingga tidak sampai 24 jam berikutnya, Kota Boyolali yang tadinya dianggap masih termasuk zona aman, harus segera ditinggalkan oleh seluruh penduduknya. Kota Boyolali kosong, bagaikan kota mati.

Jakarta. Angelita. Angelita terkejut ketika mengetahui bahwa Gunung Merapi akhrinya betul-betul meletus. Namun, dia masih berusaha tenang, karena, katanya, Kota Boyolali masih termasuk zona aman. Pikirnya, Wilson, mustinya masih aman-aman saja. Kalaupun Gunung Merapi meletus, paling cuma kena dampak gempa vulkanik skala kecil, atau paling, hanya terkena hujan abu. Dan, hujan abu-nya paling seperti hujan gerimis air rintik-rintik. Tak ada yang perlu terlalu di-risaukan. Tapi, di saat yang bersamaan, dia juga merasa gelisah. Dia ingin kepastian bagaimana nasib Wilson. Jangan-jangan, justru kemungkinan terburuk sedang terjadi, bahwa Kota Boyolali terpaksa harus dikosongkan. Karena, meskipun Angelita tidak paham tentang gunung api, namun dari berita yang dia dapat dari TV dan radio, sepertinya letusan gunung tersebut cukup dahsyat, sehingga, mungkin saja Kota Boyolali tidak lagi termasuk zona aman. Dia terus menonton siaran berita TV dan mendengar berita di radio, berusaha mencari kepastian tentang Kota Boyolali, terutama, nasib Wilson. Angelita juga sudah berusaha menghubungi Wilson lewat HP, namun sms yang dia kirim masih dalam status "Menunggu", sedangkan, menelepon HP Wilson, selalu dalam status "Tidak Aktif". Angelita menjadi semakin cemas...

Boyolali. Wilson. Saat mendapat informasi bahwa letusan Merapi kali ini cukup dahsyat, pemerintah kota Boyolali segera memerintahkan masyarakat untuk mengosongkan kota. Jadi, Wilson pun beserta keluarganya ikut mengungsi. Namun, HP Wilson sudah berusia cukup lama, sekitar 3 tahun, jadi, kinerja HP-nya sudah menurun cukup drastis. Terutama kinerja batere HP-nya. Kebetulan, saat Gunung Merapi meletus, Wilson sedang men-charge batere HP-nya. Namun, saat warga diperintahkan untuk evakuasi, Wislon langsung mencabut kabel charger, yang akhirnya, menyebabkan HP tersebut menjadi mati total, tidak bisa dihidupkan lagi sama-sekali. Dan, karena saat itu sedang terburu-buru untuk evakuasi, Wilson dan keluarganya, beserta masyarakat Boyolali lainya hanya kabur dengan membawa barang-barang seperlunya saja. Jadi, Wilson hanya membawa HP-nya yang sudah mati total, dan 2 tas ransel berisi barang-barang kebutuhan dan barang-barang pribadinya. Wilson dan keluarganya mengungsi ke suatu tempat yang lebih aman...
 
Romance In The Ash Rain (Part 3)

Boyolali. Wilson. Ayah Wilson membawa seluruh keluarganya dan barang-barang yang diperlukan ke bandara Adisumarmo. Tak berapa jauh dari Kota Boyolali. Setelah itu, mereka naik pesawat menuju Semarang. Di Semarang, mereka mencari sebuah rumah kontrakan dan tinggal di sana untuk sementara waktu.

Jakarta. Angelita. Angelita yang tidak mengetahui tentang masalah HP Wilson dan bahwa Wilson sudah pindah ke Semarang, masih terus berusaha mencari kabar tentang Wilson. Dia menjadi semakin was-was dari hari ke hari, memikirkan tentang Wilson yang seolah-olah hilang ditelan bumi. "Aduh, ini Wilson ke mana sich? SMS gue kok gak sampe, gue telepon, HP-nya juga gak aktif......" Kata-kata itu terus terdengar dari mulut Angelita setiap kali dia berusaha menghubungi Wilson. Angelita juga semakin gencar menonton siaran berita di TV dan mendengar radio, mencoba mencari informasi tentang Kota Boyolali. Setelah sekitar hampir seminggu berusaha mencari informasi tentang Kota Boyolali, Angelita kemudian menyimpulkan bahwa Kota Boyolali sudah ditinggalkan penduduk. Namun, hal ini tidak lantas membuat dia tenang. Dia masih berpikir, apakah Wilson sudah keburu mengungsi, atau jangan-jangan, awan panas Gunung Merapi sudah sampai Kota Boyolali sebelum Wilson kabur dari sana, dan sekarang Wilson sudah... Sementara itu, berita di TV dan radio memberi tau dia bahwa Gunung Merapi masih meletus dengan intensitas yang bercampur, kadang-kadang letusan kecil terjadi, dan kadang-kadang, letusan yang cukup dahsyat terjadi. Akhirnya, dia membuat rencana untuk memastikan keberadaan Wilson. Dia akan pergi ke Kota Surakarta naik kereta api, dari Kota Surakarta, dia akan melanjutkan perjalananya ke Boyolali dengan naik bus antar-kota. Dia pun sibuk memperhitungkan rencana perjalananya tersebut.

Semarang. Wilson. Wilson, yang habis menempuh perjalanan panjang dari Kota Boyolali ke Semarang, merasa sangat lelah. Apalagi, dia sudah kurang tidur sejak Kota Boyolali bersiaga Gunung Merapi. Dia memang tidur, namun, tidurnya itu tidak berapa lelap, karena dia dan keluarganya harus selalu siap untuk mengungsi apabila Gunung Merapi benar-benar meletus, dan Kota Boyolali harus dikosongkan. Tambah lagi, di Semarang ini, Wilson dan keluarganya harus mencari rumah kontrakan untuk mereka tinggal sementara. Jadi, bisa dibayangkan betapa lelahnya Wilson. Karena Wilson masih butuh istirahat, dia belum menyentuh lagi HP-nya, sehingga dia belum mengetahui bahwa HP-nya itu sudah mati total, tidak bisa menyala lagi sama-sekali, kecuali mungkin, kalau dia mengganti batere baru, atau membawanya ke tukang reparasi HP. Dan Wilson, begitu sampai di rumah kontrakan, dia langsung tertidur, bahkan tanpa sempat mengganti pakaianya.

Jakarta. Angelita. Kebetulan, saat itu sedang liburan kenaikan kelas jadi dia punya waktu senggang yang sangat banyak untuk melaksanakan rencananya. Setelah dia mencari informasi tentang kereta api tujuan Boyolali, dia mengetahui bahwa perjalanan Jakarta-Surakarta memakan waktu sekitar 12 jam. Dan dari Surakarta menuju Boyolali memakan waktu sekitar 2 jam. "Ok, jadi gue butuh waktu sekitar.... 24 jam... Soal waktu, gue gak begitu masalah. Sekarang, gimana cara minta ijin ke bonyok gue dan mau sama siapa gue pergi ke sana?" Kata Angelita kepada dirinya sendiri. Dia berpikir, lalu kemudian berkata lagi, "Ah, gue bilang aja ke bonyok gue mau pergi liburan ke Surabaya sama temen-temen sekolah gue. Mau nginep sekitar seminggu." Maka, esok harinya, Angelita berkata kepada orang tuanya bahwa dia diajak oleh teman-teman sekolahnya liburan ke Surabaya selama sekitar seminggu. Dan dia akan berangkat pada hari berikutnya. Orang tuanya agak terkejut karena rencana yang mendadak seperti itu, namun Angelita berdalih bahwa, toh, dia liburan juga gak melakukan apa-apa selain main game dan komputer, tambah lagi, dia belum pernah ke Surabaya, jadi dia ingin ikut teman-temanya ke Surabaya. Jadi, Angelita menghabiskan hari itu untuk menyiapkan barang-barang yang dia butuhkan untuk pergi esok harinya.

Semarang. Wilson. Sementara Angelita sedang bersiap-siap untuk pergi ke Boyolali menyusul Wilson, Wilson akhirnya menyadari bahwa HP-nya sudah rusak total. Ketika dia menyadari bahwa HP-nya sudah rusak total, dia mengeluh, "Iya ajah! Pantesan gue gak terima telepon ataupun sms di HP,ternyata HP gue ini rusak." Dia kemudian duduk lemas, merenungi nasib HP-nya. "Aduh, gue gimana mau kasih tau Angelita bahwa gue udah cabut ke Semarang?" Kata Wilson lagi sambil bangun dari kursi, bersiap-siap untuk mandi pada sore hari itu. "Mana ini rumah kontrakan belum pasang telepon. Komputer juga kagak ada. Coba kalau ada komputer, gue bisa kontak Angelita lewat facebook," kata Wilson lagi.

Jakarta. Angelita. Hari berikutnya, malam hari, sekitar jam 10. Angelita berkata kepada orang tuanya bahwa dia dan teman-teman sekolahnya akan naik kereta api Argo Bromo menuju Surabaya. Mereka akan naik kereta yang jam 10 malam, dan akan tiba di Surabaya sekitar jam 6 atau jam 7 pagi. Jadi, mereka berada di Stasiun Gambir. "Hati-hati, ya, Angelita," ibunya berkata dari dalam mobil ketika Angelita keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam stasiun. Angelita memberi alasan bahwa dia sudah SMA 2, tidak perlu diantar sampai ke kereta. Jadi, orang tuanya hanya mengantarnya sampai di depan stasiun, dan Angelita akan naik kereta tanpa ditemani. Lagipula, apa susahnya sich naik kereta? Toh, ada petunjuknya kan? Kalau Angelita bingung, tinggal tanya petugas stasiun. Lagipula, Angelita kan pergi bersama teman-temanya, jadi, tidak ada yang perlu di khawatirkan. Demikian-lah pikir orang tua Angelita. Jadi, mereka setuju hanya akan mengantar Angelita sampai ke depan stasiun, dan selebihnya, Angelita akan naik kereta bersama teman-teman sekolahnya. Seandainya orang tuanya tau bahwa Angelita tidak pergi ke Surabaya bersama teman-teman sekolahnya, melainkan pergi ke Boyolali sendiri.......Angelita sendiri juga merasa takut karena dia pergi ke Kota Boyolali yang sama-sekali asing baginya. Dia pergi ke sana sendiri. Hanya paling bermodalkan sejumlah uang, barang-barang kebutuhanya, peta jalur kereta api, peta Kota Boyolali, HP, dan catatan alamat tempat tinggal Wilson di Boyolali. Dengan gugup, dia melangkah ke dalam Stasiun Gambir, mencari loket penjualan tiket, dan memesan tiket kereta api jurusan Surakarta. Kereta tersebut akan berangkat sekitar jam 11 malam. Suasana Stasiun Gambir pada malam itu cenderung sepi, namun tidak kosong. Ada sejumlah orang yang sedang menunggu kereta menuju tempat lain, petugas stasiun, pedagang asongan, dan lain-lain. "Yah, paling nggak, gue nggak begitu sendirian..." Kata Angelita sambil duduk di sebuah kursi dan menunggu kereta berangkat ke Surakarta.

Singkat cerita, Angelita sampai di Surakarta dan kemudian melanjutkan perjalanan ke Boyolali dengan sebuah bus antar-kota. Akhirnya, dia sampai di Kota Boyolali. Dan dia terkejut melihat betapa "kotor"-nya kota tersebut karena debu dari Gunung Merapi. samar-samar, dia juga dapat melihat Gunung Merapi dari kejauhan. Gunung tersebut masih meletus. Segera, dia mengeluarkan catatan alamat Wilson di Boyolali...
 
Romance In The Ash Rain (Part 4)

Boyolali. Angelita. Angelita akhirnya sampai di daerah rumah Wilson. Dia menemukan bahwa daerah tersebut sepi, namun, masih dijumpai sedikit warga yang masih bertahan ataupun yang sudah kembali ke rumah masing-masing dari tempat pengungsian. "Yah, paling nggak, kota ini gak 100% kosong. Nah, itu ada orang, coba gue tanya tentang Wilson, "kata Angelita. Dia kemudian menghampiri seorang laki-laki paruh baya yang sedang membersihkan rumahnya dari sisa-sisa abu vulkanik. "Permisi, Pak. Numpang tanya, Bapak tau alamat ini?" kata Angelita sambil memperlihatkan catatan alamat Wilson kepada Bapak tersebut. Bapak tersebut melihat catatan yang dibawa Angelita. "Oh, tuch rumahnya, yang pintu besi coklat," kata Bapak tersebut sambil menunjuk ke sebuah rumah, sekitar 50 meter dari tempat Angelita. Namun, belum sempat Angelita bertindak lebih jauh, Bapak tersebut berkata lagi, "Percuma kamu ke sana, rumah itu sekarang kosong. Yang punya rumahnya udah ngungsi." Angelita terkejut mendengar kabar dari Bapak itu. Perasaanya bercampur antara kecewa dan lega. Dia kecewa karena ternyata Wilson sudah tidak berada di tempatnya, dia lega karena meskipun dia tidak berhasil bertemu Wilson, paling tidak, dia tau bahwa Wilson dan keluarganya selamat dan berhasil kabur. Dengan tegar dia berkata lagi ke Bapak tersebut, "Kira-kira mereka ngungsi ke mana, Bapak tau?". "Wah, saya gak tau. Waktu itu kita orang pada buru-buru ngungsi, letusan Merapi lumayan dahsyat. Tapi, kalau Bapak gak salah liat, kayaknya waktu mereka ngungsi, naek mobil, cuma gak tau ke mana. Ini aja Bapak baru pulang dari tempat ngungsi."

Angelita diam. Dia memikirkan rencananya selanjutnya. "Waduh, Wilson udah kabur. Baguslah kalau dia masih selamat, cuma dia kabur ke mana? Terus, sekarang si Wilson udah gak ada di sini, gue mau ngapain?" Kata Angelita dalam hatinya. Kemudian Angelita pun mengucapkan terima kasih kepada Bapak tersebut dan dia pergi dari situ. Setelah Angelita meninggalkan daerah rumah Wilson, dia mengeluarkan HP-nya lalu mencoba menelepon Wilson. Namun, karena HP Wilson sedang rusak, jadi teleponya tidak bisa terhubung. Angelita menghela napas, berusaha menenangkan diri dan memikirkan rencana selanjutnya. "Ok-ok. Yang pasti gue musti cari tempat nginep sementara. Ini, si Wilson kenapa sich, kok gak bisa gue hubungi?" Katanya sambil menyimpan HP-nya. Singkat cerita, Angelita sudah menemukan sebuah tempat penginapan sederhana dan tinggal di sana untuk waktu yang belum pasti.

Semarang. Wilson. 2 hari kemudian, Wilson pergi ke sebuah pusat perbelanjaan di Kota Semarang dan membeli HP baru. Setelah itu, dia langsung mengatur setting HP barunya itu. Singkat cerita, HP barunya siap untuk dipakai. Segera, dia mengirim SMS ke Angelita. Berikut isi SMS-nya "Hai-hai..... sori baru kontak elu lagi. Aduh-aduh, nasib HP gue yang udah jaman jebot, kemaren ini HP gue rusak, ini gue baru ganti HP. Gue mau kasih tau elu, Gunung Merapi udah meletus, tapi gue dan keluarga gue udah keburu ngungsi. Sekarang gue lagi di Kota Semarang. Gue gak tau tinggal berapa lama di sini, tapi kemungkinan sampe kondisi udah aman. Elu gimana di Jakarta?" Wilson mengirim SMS itu ke HP Angelita.

Boyolali. Angelita. Selama 2 hari itu Angelita memang tidak menghubungi Wilson, karena dia pikir, pasti bakal percuma, karena selama ini dia mencoba menghubungi Wilson dan HP-nya tidak bisa dihubungi. Selama 2 hari itu, Angelita mencoba bertahan tinggal di sana. Dia tinggal di sebuah penginapan sederhana, makan di luar, namun, paling tidak, dia ada tempat penampungan untuk tidur dan aktivitas lainya. Angelita terkejut sekaligus senang membaca SMS dari Wilson. Dia kemudian membalas, "Oh, HP elu rusak toh? Pantesan gue kontak HP elu, gak bisa terus. Gue sekarang ada di Boyolali. Gue penasaran sama kabar elu, jadinya gue nekad pergi ke Boyolali. Ternyata elu udah ngungsi. Yaudah, kalau begitu, besok gue balik dech ke Jakarta." Dia mengirim SMS tersebut.

Semarang. Wilson. Wilson benar-benar terkejut membaca SMS balasan dari Angelita. "What the...????" Wilson berkata ketika membaca SMS tersebut. Dia kemudian membalas lagi, "Sori ya, gue bikin elu cemas. Abis, mau gimana lagi, orang HP gue rusak. Kalau HP gue gak rusak, gue pasti udah kasih tau elu bahwa gue udah ngungsi ke Semarang. Sekarang malah elu yang jadi susah, sendirian di Boyolali." Wilson kemudian mengirim SMS tersebut.

Boyolali. Angelita. Angelita membalas, "Yaudah. Tapi gue juga salah sich, bertindak sendiri. Abis mau gimana lagi, gue coba kontak elu tapi gak bisa terus. Jadinya gue ke Boyolali buat pastikan kabar elu. Ya, gue seneng elu bae-bae aja di Semarang. Besok gue balik ke Jakarta. Gak ada gunanya gue tinggal di sini lagi."

Semarang. Wilson. Wilson membalas, "Ok-ok. Sekarang gimana kabar elu di Boyolali? Elu tinggal di mana? Elu emang naek apa ke Boyolali? Besok elu pulang gimana?"

Boyolali. Angelita. Angelita membalas, "Kabar gue di Boyolali bae. Cuma ini kota sekarang sepi dan penuh debu. Gunung Merapinya udah gak gitu parah meletusnya. Waktu itu gue brangkat naek kereta api sampe Surakarta, dari situ gue lanjut naek bus. Besok gue pulang ke Jakarta juga sama, naek bus sampe Surakarta, abis itu lanjut kereta api ke Jakarta. Gue tinggal di penginapan kecil, lumayan asal buat tidur doang. Makan gue di luar."

Semarang. Wilson. Wilson diam sebentar membaca SMS Angelita. Lalu membalas, "Um..... elu bisa gak, kalau pulangnya lusa?"

Boyolali. Angelita. Angelita heran membaca SMS Wilson, namun dia membalas, "Bisa sich, cuma mau ngapain gue diem di sini lama-lama? Elu-nya aja udah kabur ke Semarang?"

Semarang. Wilson. Wilson membalas, "Ya... gue pengen ketemu elu... Ntar sore atau besok, gue naek kereta ke Surakarta, abis itu lanjut ke Boyolali naek bus.... Kita ketemu di depan rumah gue aja ya?"

Boyolali. Angelita. Angelita bingung, apakah dia harus senang, atau jengkel ketika mambaca balasan dari WIlson. Dia senang karena dia akan bertemu mantan kekasihnya itu. Namun, dia juga agak jengkel, karena, ngapain Wilson sampe khusus datang ke Boyolali cuma buat ketemu dia? Wilson udah aman ngungsi ke Semarang, eh, malah sekarang, mau balik lagi ke daerah yang rawan ini. Nekad. Meskipun, tidak bisa dipungkiri bahwa Angelita betul-betul senang karena akan bertemu Wilson lagi, meskipun dengan cara yang agak "miring".

Semarang. Wilson. Jadi, Wilson pun naik kereta api jurusan Surakarta pada malam hari itu. Dia hanya membawa sebuah tas sekolah berukuran sedang yang berisi barang-barang dan pakaian untuk di Boyolali nanti. Perkiraan Wilson, dia paling hanya akan tinggal 1 atau 2 malam di Boyolali. Sekadar bertemu Angelita dan melihat keadaan rumahnya sebentar saja. Setelah itu, dia akan kembali lagi ke Semarang. Jadi, isi 1 tas sekolah itu, harusnya cukup.
 
Romance In The Ash Rain (Part 5-Ending)

Boyolali. Singkat cerita, Wilson sampai di Boyolali. Dia kemudian SMS Angelita untuk memberi tau bahwa dia sudah sampai di Boyolali dan kemudian menentukan tempat pertemuan mereka. Mereka sudah sepakat untuk bertemu di rumah Wilson di Boyolali. Jadi, Angelita segera berangkat ke rumah Wilson. Akhirnya mereka bertemu. Wilson kemudian membuka pintu gerbang rumahnya dan mereka berdua masuk. Namun, sebelum itu, WIlson menyalakan listrik rumahnya. Yah, mereka hanya sekadar ngobrol-ngobrol untuk melepas rindu. Dan, mungkin sedikit cinta lama bersemi kembali. Angelita bercerita panjang lebar tentang bagaimana dia pergi ke Boyolali segera setelah dia kehilangan kontak. Dia juga menceritakan kisahnya di Boyolali selama itu. Setelah itu, Wilson bercerita bagaimana suasana tegang saat Gunung Merapi meletus dan warga harus mengungsi. Mereka saling bertukar cerita. Tentu saja, karena agak lama rumah itu ditinggalkan, maka rumah itu cukup berdebu, campuran antara debu dari rumah itu sendiri dan debu dari Gunung Merapi. Namun, secara umum, rumah Wilson itu masih baik-baik saja.

Tak terasa, hari sudah agak sore, mereka kemudian pergi keluar untuk mencari makan. Dan.... sepanjang jalan mereka mencari penjual makanan, mereka bergandengan tangan. Mereka akhirnya menemukan sebuah restoran kecil dan makan di sana. Kebetulan, di restoran itu sedang diputar sebuah lagu yang berjudul "Always You" yang dinyanyikan oleh Jennifer Paige. Suasana menjadi semakin sempurna ketika langit menjadi agak gelap dan kemudian turun hujan. "So, elu jadi berapa lama mau tinggal di sini?" tanya Angelita di sela-sela makan. "Ya... tadinya gue sich mau tinggal sampe lusa, tapi ternyata tadi gue liat, daerah rumah gue dan kota ini masih sepi, jadi mungkin besok gue balik ke Semarang. Tapi paling nggak, target gue udah tercapai." Jawab Wilson. Angelita meminum ice lemon tea yang dia pesan, lalu menjawab, "Target? Emang elu ada target apa?". "Ya... paling nggak, gue udah ketemu sama elu dan gue udah ngeliat kondisi rumah gue fine-fine aja. Lagian, tempat ini masih sepi, jadi gak ada gunanya gue pulang ke rumah itu." Sahut Wilson. "Oh, begitu. Yaudah, kalau begitu, besok gue pulang ke Jakarta. Gue juga senang bisa ketemu elu." Kata Angelita sambil tersenyum. Mereka berdua kemudian tertawa. Dari speaker restoran tersebut terdengar reffrain lagu "Always You" yang dinyanyikan oleh Jennifer Paige "Always you..... you know I Live out on the wind where love runs free.... I Come back to you..... Always you..... And when I fall to earth you're always be there for me....... I come back.... I come back..... I come back to you....." Akhrinya mereka keluar dari restoran tersebut. "Gue anter elu ke tempat kost elu ya?" Kata Wilson. Angelita mengangguk. Mereka berjalan ke tempat Angelita kost, dan, lagi, sepanjang jalan, mereka bergandengan tangan.

Mereka sampai di tempat Angelita kost. Dan sekarang, cuaca sudah agak berganti, masih hujan, namun dicampur dengan hujan abu dari Gunung Merapi. Ya, kebetulan saat itu, Gunung Merapi meletus lagi, namun tidak begitu dahsyat, dan angin membawa abu dari gunung tersebut ke Kota Boyolali. "Yah..... Kisah cinta di tengah hujan abu....." Kata Angelita dalam hati. Mereka kemudian berpisah. Namun, hubungan mereka berubah menjadi "jadian".

Hari berikutnya, Wilson menjeput Angelita di tempat kost-nya. Mereka berdua akan pergi ke Surakarta naik bus, setelah itu, mereka akan naik kereta api menuju Semarang untuk Wilson, dan Jakarta untuk Angelita. Dalam perjalanan, mereka lebih banyak diam, tak tau ingin bicara apa, karena mereka sudah berbicara panjang lebar waktu bertemu kemarin. Salah seorang penumpang bus memutar lagu di HP-nya. Lagu yang berjudul "Together Forever" yang dinyanyikan oleh Rico J Puno. "You and I will never say goodbye..... We'll never even wonder why..... You and I will always be..... Together forever...... In Love......." Angelita merasa agak letih, jadi dia meletakan kepalanya di bahu Wilson dan memejamkan matanya. Tangan mereka kembali berpegangan. Akhrinya mereka sampai di stasiun Kota Surakarta. "Wilson, elu mau janji gak sama gue?" Kata Angelita ketika Wilson akan masuk ke kereta jurusan Semarang. "Janji apa?" Tanya Wilson. "Janji bahwa elu gak bakal meninggalkan gue lagi." Kata Angelita. Wilson mengangguk. Pasti. Salah seorang calon penumpang kereta memutar sebuah lagu di HP-nya. Lagu tersebut berjudul "Eternal Love" yang dinyanyikan oleh PJ & Duncan. "I'll give you my love.... An eternal love...... From me to you.... If you return..... A token of love...... An eternal love..... From you to me...... I"ll give my love...... So promise me..... Will you promise me.... And I'll promise you.... An eternal love....."

Wilson akhrinya berangkat menuju Semarang. Dan Angelita naik kereta api jurusan Jakarta...





















ACKNOWLEDGEMENT: CERITA INI 60% FIKSI-40% FAKTA..... CERITA INI DIDEDIKASIKAN BUAT PARA KORBAN BENCANA GUNUNG MERAPI DAN MANTAN GURU SMA G, YG ASALNYA DR KOTA BOYOLALI. MAKA DARI ITU, SETTING CERITA INI, G BUAT DI BOYOLALI, SEBAGAI WUJUD RASA KANGEN GUE SAMA GURU SMA ITU. JUGA, ADA BEBERAPA BAGIAN LAGU YANG GUE PINJEM..... DI ANTARANYA LAGU "ALWAYS YOU (JENNIFER PAIGE)" "ETERNAL LOVE (PJ AND DUNCAN)" "TOGETHER FOREVER (RICO J PUNO)"
 
Back
Top