Kalina
Moderator
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG – Indonesian Muslimah Fest yang digelar di Sabuga sejak kemarin hingga 3 Februari 2013 diserbu warga Bandung. Selain pameran pakaian muslim, ada beragam kompetisi seperti kompetisi model, menyanyi, dan desain kerudung. Tidak ketinggalan, fashion show dari merek ternama juga ikut menyemarakkan acara. Lewat event itu, panitia menargetkan akan membukukan transaksi mencapai Rp 6 miliar-Rp 7 miliar. Angka tersebut akumulasi selama lima hari digelarnya acara. Penanggung Jawab Acara, Agung Hidayatullah mengatakan, berdasarkan pengalaman pada event pakaian muslimah sebelumnya, transaki per booth berkisar Rp 5 juta-Rp 10 juta per hari. Sementara pada Indonesian Muslimah Fest 2013 di Sabuga ada 160 booth. "Jadi target kami, perputaran uang di event ini mencapai Rp 6 miliar-Rp 7 miliar selama helaran acara ini berlangsung," ujar Agung dalam jumpa pers di Sabuga, Rabu (30/1) sore. Untuk pengunjung, Agung mengatakan ditargetkan mencapai 3.000 orang per hari. Sementara pada hari pertama kemarin sejak siang sampai pukul 15.00 sudah mencapai 1.000 pengunjung. Pendiri dan pemilik Shafira selaku penggagas Indonesia Muslimah Fest 2013, Feny Mustafa mengatakan, pasar pakaian muslim di Indonesia terus naik dari tahun ke tahun. Karena itu, kata dia, pada 2020 Indonesia bertekad menjadi kiblat busana muslim dunia. "Kita ingin jadi kiblat pakaian muslim dunia, tapi pasar dalam negeri harus diutamakan. Dan pemerintah pun sepakat pasar dalam negeri jadi fokus terlebih dulu," kata Feny. Menurut Feny, ekspor pakaian muslim tetap ada dan dilakukan sejumlah pihak. Namun sejauh ini jumlahnya tidak besar, karena produsen pakaian muslim fokus ke pasar dalam negeri.