andree_erlangga
New member
Raja sebuah negara mungil di Himalaya, Bhutan, memang masih berusia 26 tahun. Raja belia lulusan Universitas Oxford Inggris, Rabu (7/2) memulai debutnya dengan melakukan kunjungan kenegaraan perdana ke negara tetangganya, India.
Jigme Kesar Namgyel, kini memimpin Kerajaan terpencil itu setelah sang ayah menyerahkan tahta kepadanya bulan Desember lalu.
Sebagai lulusan Oxford, ternyata ia juga ingin membawa demokrasi ke negaranya yang selama ini menerapkan sistem monarki secara ketat. Tahun depan, Bhutan akan mencoba menerapkan demokrasi parlementer.
Begitu tiba di India dengan maskapai penerbangan nasional, Druk Air, Raja Bhutan bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional India NK Narayanan dan Menteri Dalam Negerji Shivraj Patil, untuk membicarakan kerja sama keamanan antara dua negara.
Namgyel tampil mengenakan pakaian nasional Bhutan, yang biasa disebut the gho, berupa jubah panjang sampai ke lutut yang dilengkapi sebuah ikat pinggang ketat.
Dalam komentar perdana kepada publik, Desember lalu setelah ia naik tahta menggantikan sang ayah, Jigme Singye Wangchuck, ia berjanji akan meneruskan janji ayahnya untuk menyerahkan kekuasaan Kerajaan dan menggelar Pemilu tahun 2008 mendatang.
Kunjungan lima hari Namgyel ke India, membawa harapan tersendiri bagi negara berpenduduk 700.000 jiwa itu, yang tak akan menjadi bayang-bayang New Delhi setelah pemimpin kedua negara menandatangani pakta kerja sama, Kamis ini.
Media melaporkan kesepakatan antara kedua negara memungkinkan impor senjata tak mematikan, sepanjang tidak mengganggu kepentingan keamanan India. Kesepakatan kerja sama dua negara menghidupkan kembali semangat persahabatan yang telah terbangun sejak tahun 1949 lalu.
?Perjanjian ini tak hanya merefleksikan hubungan baik antara kedua negara, tapi juga memberikan fondasi yang kokoh bagi tumbuhnya hubungan baik di Abad Ke-21,? kata Kementeri Luar Negeri Bhutan dalam sebuah pernyataan.
Bhutan memang merupakan negara terpencil yang dikelilingi oleh hutan lebat, dan berbatasan dengan India di tiga penjuru dan Tibet di sisi yang lain. Negara ini memperbolehkan masuknya televisi pada tahun 1999, dan jaringan Internet hadir setahun kemudian. Analis beranggapan, Raja Bhutan yang baru yang kerap disebut sebagai Prince Charming-nya Asia, akan menghadapi ujian dalam masa transisi dari sistem monarki ke demokrasi parlementer. - ind/Rtr
solopos.net
Jigme Kesar Namgyel, kini memimpin Kerajaan terpencil itu setelah sang ayah menyerahkan tahta kepadanya bulan Desember lalu.
Sebagai lulusan Oxford, ternyata ia juga ingin membawa demokrasi ke negaranya yang selama ini menerapkan sistem monarki secara ketat. Tahun depan, Bhutan akan mencoba menerapkan demokrasi parlementer.
Begitu tiba di India dengan maskapai penerbangan nasional, Druk Air, Raja Bhutan bertemu dengan Penasihat Keamanan Nasional India NK Narayanan dan Menteri Dalam Negerji Shivraj Patil, untuk membicarakan kerja sama keamanan antara dua negara.
Namgyel tampil mengenakan pakaian nasional Bhutan, yang biasa disebut the gho, berupa jubah panjang sampai ke lutut yang dilengkapi sebuah ikat pinggang ketat.
Dalam komentar perdana kepada publik, Desember lalu setelah ia naik tahta menggantikan sang ayah, Jigme Singye Wangchuck, ia berjanji akan meneruskan janji ayahnya untuk menyerahkan kekuasaan Kerajaan dan menggelar Pemilu tahun 2008 mendatang.
Kunjungan lima hari Namgyel ke India, membawa harapan tersendiri bagi negara berpenduduk 700.000 jiwa itu, yang tak akan menjadi bayang-bayang New Delhi setelah pemimpin kedua negara menandatangani pakta kerja sama, Kamis ini.
Media melaporkan kesepakatan antara kedua negara memungkinkan impor senjata tak mematikan, sepanjang tidak mengganggu kepentingan keamanan India. Kesepakatan kerja sama dua negara menghidupkan kembali semangat persahabatan yang telah terbangun sejak tahun 1949 lalu.
?Perjanjian ini tak hanya merefleksikan hubungan baik antara kedua negara, tapi juga memberikan fondasi yang kokoh bagi tumbuhnya hubungan baik di Abad Ke-21,? kata Kementeri Luar Negeri Bhutan dalam sebuah pernyataan.
Bhutan memang merupakan negara terpencil yang dikelilingi oleh hutan lebat, dan berbatasan dengan India di tiga penjuru dan Tibet di sisi yang lain. Negara ini memperbolehkan masuknya televisi pada tahun 1999, dan jaringan Internet hadir setahun kemudian. Analis beranggapan, Raja Bhutan yang baru yang kerap disebut sebagai Prince Charming-nya Asia, akan menghadapi ujian dalam masa transisi dari sistem monarki ke demokrasi parlementer. - ind/Rtr
solopos.net