andree_erlangga
New member
Ratusan rumah di lima rukun tetangga Kavling Setia Budi, Kawasan Cipadu, Tangerang, Banten terendam banjir dengan ketinggian selutut orang dewasa. Bahkan saat hujan turun dengan lebat-lebatnya, ketinggian air mencapai pinggang.
Warga setempat terpaksa bergadang untuk memompa air keluar dari rumah. Bambang, misalnya. Dia mengaku rumahnya tetap terendam banjir meski lantai sudah ditinggikan. Pun demikian dengan Omas yang rumahnya terendam. Dia terpaksa memindahkan barang-barang yang masih bisa diselamatkan ke tempat yang lebih aman.
Beberapa warga mengharapkan pemerintah daerah setempat untuk memperlebar dan memperdalam saluran air. Seorang warga bernama Iyus mengaku sudah pernah mengadukan hal ini kepada pejabat setempat namun hingga kini tak ada tanggapan.
Sementara hingga hari ketujuh, luapan Sungai Kampar, Kabupaten Kampar dan Sungai Rokan, Rokan Hilir terus meluber. Akibatnya, bendungan di Siak Hulu yang merupakan penyangga banjir tak bisa menahan luapan sungai. Sejumlah sekolah terpaksa diliburkan. Selain melumpuhkan belajar-mengajar, banjir merusak buku-buku pelajaran.
Luapan dua sungai itu juga menyebabkan ratusan hektare lahan perkebunan rakyat terendam banjir. Sedangkan musim tanam padi yang mestinya awal Januari terpaksa ditunda. Pemerintah setempat pernah berencana memindahkan para petani langganan banjir ini ke daerah yang lebih tinggi. Namun sebagian warga justru menolaknya.
Saat ini sejumlah petani bekerja serabutan termasuk menjadi nelayan atau pedagang keliling agar dapur mereka tetap ngebul. Banjir telah mematikan mata pencaharian warga terutama petani palawija dan karet. Sebab lahan mereka terendam. Kesehatan penduduk pun mulai terancam
Warga setempat terpaksa bergadang untuk memompa air keluar dari rumah. Bambang, misalnya. Dia mengaku rumahnya tetap terendam banjir meski lantai sudah ditinggikan. Pun demikian dengan Omas yang rumahnya terendam. Dia terpaksa memindahkan barang-barang yang masih bisa diselamatkan ke tempat yang lebih aman.
Beberapa warga mengharapkan pemerintah daerah setempat untuk memperlebar dan memperdalam saluran air. Seorang warga bernama Iyus mengaku sudah pernah mengadukan hal ini kepada pejabat setempat namun hingga kini tak ada tanggapan.
Sementara hingga hari ketujuh, luapan Sungai Kampar, Kabupaten Kampar dan Sungai Rokan, Rokan Hilir terus meluber. Akibatnya, bendungan di Siak Hulu yang merupakan penyangga banjir tak bisa menahan luapan sungai. Sejumlah sekolah terpaksa diliburkan. Selain melumpuhkan belajar-mengajar, banjir merusak buku-buku pelajaran.
Luapan dua sungai itu juga menyebabkan ratusan hektare lahan perkebunan rakyat terendam banjir. Sedangkan musim tanam padi yang mestinya awal Januari terpaksa ditunda. Pemerintah setempat pernah berencana memindahkan para petani langganan banjir ini ke daerah yang lebih tinggi. Namun sebagian warga justru menolaknya.
Saat ini sejumlah petani bekerja serabutan termasuk menjadi nelayan atau pedagang keliling agar dapur mereka tetap ngebul. Banjir telah mematikan mata pencaharian warga terutama petani palawija dan karet. Sebab lahan mereka terendam. Kesehatan penduduk pun mulai terancam