HulkHogan
New member
Polres Metro Jakarta Selatan dalam waktu 24 jam berhasil meringkus pelaku pembunuhan atas Refy Naldo, 13. Remaja yang ditemukan tidak bernyawa pada Selasa (7/2) itu diduga merenggang nyawa di tangan kakak kandungnya, Vivi Novita Elvia (VNE).
Peristiwa terjadi di rumah mereka di Jalan Haji Jian RT 004/07, Cipete Utara, Jakarta Selatan. "Pelaku yang bertanggungjawab atas tewasnya korban Refy Naldo diduga adalah kakak kandungnya sendiri, VNE," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Imam Sugianto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (9/2).
Tersangka yang bekerja sebagai karyawan di sebuah panti pijat itu ditangkap di rumahnya sehari setelah kejadian. Berdasarkan keterangan beberapa saksi dan barang bukti, kepolisian menetapkan VNE sebagai pelaku tunggal atas kematian Refy.
"Saksi itu pembantunya, pamannya, dan teman-teman korban. Barang bukti yang dipakai sebagai petunjuk itu, SMS (pesan singkat) pelaku ke teman kerjanya satu jam setelah kejadian," jelas Imam.
Dalam kesempatan yang sama, Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Budi Irawan, memaparkan kronologis sekaligus motif pembunuhan. Tragedi tersebut didasari sakit hati pelaku terhadap korban.
"Awalnya pelaku pulang ke rumah dari bekerja pada tanggal 7 Februari pukul 20.00 WIB. Pelaku bawa kantong belanja, isinya ada sepasang kaus kaki hitam," paparnya.
Kaus kaki itu diminta oleh korban. Namun tak dibolehkan oleh pelaku. Terjadi aksi rebutan kaus kaki hingga cekcok mulut. "Si adik menghina kakaknya dengan kata-kata kasar, pokoknya nama-nama hewan gitu," urainya.
Percekcokan pun berhenti. Keduanya kembali ke kamar masing-masing di lantai dua rumahnya. Namun entah niat dari mana, sekitar pukul 23.00 WIB, pelaku masuk ke kamar korban. Korban yang sedang memainkan handphone (HP) dan mendengarkan musik dalam posisi tengkurap dicekik oleh pelaku.
"Pelaku menindih korban, terus mencekiknya dari belakang. Tidak pakai alat bantu, benar-benar dicekik dengan tangannya selama 30 menit. Korban sempat meronta, tapi enggak kedengeran suaranya karena mukanya menghadap ke kasur," ungkapnya.
Korban pun tewas kehabisan oksigen. Pelaku kemudian mengirim SMS ke rekan kerjanya. Esok pagi sekitar pukul 06.00 WIB, pelaku pergi bertemu kekasihnya.
Sekitar pukul 12.30 WIB korban ditemukan tewas oleh pamannya yang datang dari Cibubur. Paman korban menggedor pintu namun tak ada jawaban.
"Makanya dia langsung masuk kamar, dan melihat keponakannya sudah tewas. Dia melapor ke bapak kandungnya, dan kakaknya itu," ucapnya.
Pelaku pun pulang ke rumah dan mengaku terkejut dengan meninggalnya adik semata wayangnya. Namun tak lebih dari sehari polisi membekuknya beserta barang bukti berupa sepasang kaus kaki hitam.
Sumber :
MediaIndonesia.com
Peristiwa terjadi di rumah mereka di Jalan Haji Jian RT 004/07, Cipete Utara, Jakarta Selatan. "Pelaku yang bertanggungjawab atas tewasnya korban Refy Naldo diduga adalah kakak kandungnya sendiri, VNE," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Imam Sugianto dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (9/2).
Tersangka yang bekerja sebagai karyawan di sebuah panti pijat itu ditangkap di rumahnya sehari setelah kejadian. Berdasarkan keterangan beberapa saksi dan barang bukti, kepolisian menetapkan VNE sebagai pelaku tunggal atas kematian Refy.
"Saksi itu pembantunya, pamannya, dan teman-teman korban. Barang bukti yang dipakai sebagai petunjuk itu, SMS (pesan singkat) pelaku ke teman kerjanya satu jam setelah kejadian," jelas Imam.
Dalam kesempatan yang sama, Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Budi Irawan, memaparkan kronologis sekaligus motif pembunuhan. Tragedi tersebut didasari sakit hati pelaku terhadap korban.
"Awalnya pelaku pulang ke rumah dari bekerja pada tanggal 7 Februari pukul 20.00 WIB. Pelaku bawa kantong belanja, isinya ada sepasang kaus kaki hitam," paparnya.
Kaus kaki itu diminta oleh korban. Namun tak dibolehkan oleh pelaku. Terjadi aksi rebutan kaus kaki hingga cekcok mulut. "Si adik menghina kakaknya dengan kata-kata kasar, pokoknya nama-nama hewan gitu," urainya.
Percekcokan pun berhenti. Keduanya kembali ke kamar masing-masing di lantai dua rumahnya. Namun entah niat dari mana, sekitar pukul 23.00 WIB, pelaku masuk ke kamar korban. Korban yang sedang memainkan handphone (HP) dan mendengarkan musik dalam posisi tengkurap dicekik oleh pelaku.
"Pelaku menindih korban, terus mencekiknya dari belakang. Tidak pakai alat bantu, benar-benar dicekik dengan tangannya selama 30 menit. Korban sempat meronta, tapi enggak kedengeran suaranya karena mukanya menghadap ke kasur," ungkapnya.
Korban pun tewas kehabisan oksigen. Pelaku kemudian mengirim SMS ke rekan kerjanya. Esok pagi sekitar pukul 06.00 WIB, pelaku pergi bertemu kekasihnya.
Sekitar pukul 12.30 WIB korban ditemukan tewas oleh pamannya yang datang dari Cibubur. Paman korban menggedor pintu namun tak ada jawaban.
"Makanya dia langsung masuk kamar, dan melihat keponakannya sudah tewas. Dia melapor ke bapak kandungnya, dan kakaknya itu," ucapnya.
Pelaku pun pulang ke rumah dan mengaku terkejut dengan meninggalnya adik semata wayangnya. Namun tak lebih dari sehari polisi membekuknya beserta barang bukti berupa sepasang kaus kaki hitam.
Sumber :
MediaIndonesia.com
Last edited by a moderator: