lala_lulu
New member
Baru kali ini di Afrika Selatan Piala Dunia digelar pada musim dingin setelah tahun 1978. Di malam hari, udara dingin itu bisa mendekati titik beku atau nol derajat Celsius. Namun, itu tidak mengurangi semangat relawan. Meski tidak dibayar—hanya celana, kaus, dan jaket hijau sebagai imbalan—kesempatan ambil bagian di turnamen seakbar Piala Dunia 2010 mendatangkan kepuasan tak terkira bagi mereka.
Hampir separuh dari 64 laga Piala Dunia 2010 digelar malam lalu dan baru berakhir menjelang tengah malam. Bahkan, sebagian relawan itu harus bekerja hingga dini hari, mengikuti ritme panitia lokal, ofisial FIFA, atau media peliput. Sebagai gambaran, bus terakhir antar-jemput media pada laga-laga jam 20.30 waktu setempat baru meninggalkan stadion pukul 02,15 dini hari.
Saat tengah malam, udara dingin itu biasanya mencapai titik paling ekstrem. Bibir pecah sudah biasa dan, jika tidak tahan, hidung bisa mengeluarkan darah. Sopir-sopir bus antar-jemput stadion-hotel media umumnya berbekal selimut tebal dan bisa menunggu di dalam bus. Namun, tidak demikian dengan relawan di halte bus. Ia tetap bertahan di luar dengan berlindung menggunakan jaket pemberian FIFA.
Hampir separuh dari 64 laga Piala Dunia 2010 digelar malam lalu dan baru berakhir menjelang tengah malam. Bahkan, sebagian relawan itu harus bekerja hingga dini hari, mengikuti ritme panitia lokal, ofisial FIFA, atau media peliput. Sebagai gambaran, bus terakhir antar-jemput media pada laga-laga jam 20.30 waktu setempat baru meninggalkan stadion pukul 02,15 dini hari.
Saat tengah malam, udara dingin itu biasanya mencapai titik paling ekstrem. Bibir pecah sudah biasa dan, jika tidak tahan, hidung bisa mengeluarkan darah. Sopir-sopir bus antar-jemput stadion-hotel media umumnya berbekal selimut tebal dan bisa menunggu di dalam bus. Namun, tidak demikian dengan relawan di halte bus. Ia tetap bertahan di luar dengan berlindung menggunakan jaket pemberian FIFA.