RELOKASI POSITIF BAGI EKONOMI

jainudin

New member
Pekerja menjahit produk tekstil di satah satu pabrik di Kawasan Berikat Nasionat, Jakarta Utara, beberapa waktu laLu.
Ahok meniLai, perusahaaN salah hitung upah.

JAKARTA — Relokasi industri padat karya Dari DKI Jakarta dan Jawa Barat dinilai berdampak positif bagi perekonomian nasional. Relokasi akan memperluas jangkauan kawasan industri dan membuka peluang kerja secara massal di daerah yang dituju.

Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri Kementerian Perindustrian Dedi Mulyadi mengatakan, relokasi pabrik menuju Jawa tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim) membuat kawasan industri meluas. Kawasan industri, kata dia, tidak hanya terpusat di Jakarta. Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi Jabodetabek), tetapi juga ke wilayah-wilayah lainnya.

Memang, Dedi mengakui relokasi memakan banyak biaya, tetapi langkah itu harus diambil perusahaan untuk melakukan efisiensi bisnis. “Daripada pindah ke luar negeri, leblh baik pindah k Jateng atau Jatim,” ajar Dedi, Selasa (19/3).

Daerah tujuan relokasi akan menjadi lebih hidup. Ia menyebutkan, Boyolali dan Semarang (Jateng) serta Jombang dan Mojokerto Jatim) akan menjadi tujuan utama relokasi. Dedi pun meminta semua pihak menjaga kondusifnya iklim investasi.

Pada Senin (18/3), Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi menyatakan. 100 perusahaan akan meninggalkan Jakarta dan Jawa Barat. Sebanyak 90 perusahaan merelokasi pabriknya ke Jateng, sisanya ke Jatim. Salah satu industri yang melakukan relokasi adalah usaha tekstil dan produk tekstil (TPT).

Menurut Sofjan, tingginya upah minimum provinsi (UMP) menjadi sebab hengkangnya pabrik-pabrik tersebut. UMP DKI Jakarta naik 43,87 persen dan Rp 1,3 juta pada 2012 menjadi Rp 2,2 juta pada tahun ini. Padahal, rata-rata kenaikan UMP diIndonesiapada 2013 inisebesar 18,32 persen. Sedangkan, UMP di Jateng sebesar Rp 830 ribu atau naik 8,5 persen dan 2012 dan di Jatim Rp 866.250 atau naik 16,28 persen dari 2012.

Kenaikan tarif dasar listrik TDL dan masih rendahnya daya beli masyarakat di Amerika Serikat (AS) dan Eropa ikut menyebabkan relokasi ini. Sedikit pulihnya ekonomi global masih belum mampu mengangkat ekspor TPL misalnya. Sebaliknya, permintaan tekstil dan produknya di dalam negeri masih belum sesuai target.

Jateng pada dua tahun terakhir ini memang telah memantapkan posisinya sebagai sentra industri garmen nasional. Beragam insentif untuk pabrik tekstil baru diberikan, termasuk yang merelokasi usahanya. Industri tekstil menyumbang 40 persen dan total ekspor Jateng. Jika pada 2008 ekspor tekstil masih 300 juta dolar AS, pada 2011 nyaris mencapai 1 miliar dolar AS.

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Semarang Agung Wahono menyambut baik relokasi perusahaan ke Jateng dan Jatim karena membuka lapangan kerja. Menurut dia, alasan relokasi bukan hanya soal upah, melainkan kondusifnya suatu daerah. Meski begitu, infrastruktur Jateng masih belum memadai.

Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) membela diri atas penetapan UMP yang dituding merusak iklim usaha, Ia menegaskan, penetapan UMP Jakarta tidak sembarangan karena berdasarkan kebutuhan hidup layak (KHL).

Ahok menilai, pengusaha memakai KHL yang salah. “Mereka bilang ini naiknya terlalu tinggi, saya bilang saja kalian yang menekan pekerja tingkat tinggi;” ujarnya.

Pengusaha malah mengukur KHL 2013 dengan menggunakan survei Januari hingga Oktober 2012 dibagi sepuluh. Padahal, kata Ahok, inflasi tertinggi terjadi pada November dan Desember. Dia tak memaksa industri melakukan relokasi.

Sumber:Republika • c72 ed: m khsan shiddieqy
 
Dampak dari itu semua, pada perekonomian masyarakat di sekitarnya Kawasan Industri tersebut akan menjadi lebih maju dan berkembang. Dibanding yang sebelumnya.
 
Back
Top