Romhan
New member
REMEMBERING SUNDAY
“i’ll guess i go home now” itulah lirik terakhir lagu yang di dengar roman saat dia hampir terlelap dalam tidur. Seketika pintu di dobrak dan ternyata fajar dan dennis langsung beterbangan ke ranjang tempat agi tiduran. “hey, ngapain kalian datang kesini, langsung pada lompat indah pula ke ranjang gue” bentak roman kesel. “yee, sok imut lo, biasanya juga seneng kita pada begini” sahut sidiq yang langsung memeluk roman tanpa aba-aba. “eh, ayo berangkat sekarang aja” kata dennis. “emang ada apaan sih di kampus?” sahut roman. “udah cepetan ganti baju sana” sahut dennis.
Roman berganti baju dengan malasnya dan akhirnya dia ikut pergi dengan dennis dan fajar. Ternyata mereka pergi ke acara parade yang diadakan teman – teman dari farmasi. Roman yang bosan pun duduk kursi panjang sementara fajar dan dennis ikut – ikutan orang menikmati lagu didepan panggung. Tanpa sengaja duduk seorang cewe manis di sebelah kiri roman. Ketika roman melihat wajahnya roman langsung terpesona. “wah, cantik banget sih nih cewe” bisik roman dalam hati. Roman pun memberikan senyuman terbaiknya dan dunia tak menyangka cewe itu menyambut hangat senyuman roman dan membalasnya. Nah kesempatan itu pula yang digunakan roman untuk berkenalan dengan bidadari yang duduk disebelah kirinya.
“hey” roman menyapa dengan manisnya. Dan berharap-harap cemas apakah bidadari yang baru ditemuinya juga akan membalas sapaanya. Namun ternyata hanya segores senyuman manis yang terlontar dari bibir merah darah itu, “ala mak, cantiknyo bidadari ni” sekali lagi roman dibuatnya terlena melayang-layang ke negeri tirai bambu. Dan saat roman tersadar dari lamunan hampanya, dia sudah tak mendapati bidadari yang sejak tadi menggangu pikirannya. Dengan sekejap roman meloncat dari duduknya, menghambur menghampiri denis dan fajar. “den, jar kalian tadi lihat cewek yang duduk di sampingku gak? Dia tadi kemana? Dia tadi lewat jalan sebelah mana? Kalian tau gak dia dari PS mana? dengan kecepatan 80 km/jam roman menghujani denis dan fajar dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat mereka terbengong. “hey hey hey, roman santai dong, jangan kaya kesurupan setan bencong gitu dong” kata denis setelah sadar dari bengongnya yang membuat para lalat-lalat berjatuhan dari langit ke bumi. “iya nih, kenapa sih kamu? Kok sepertinya bersemangat banget ingin tau siapa cewek itu? Seru fajar menambahai. Tanpa mengacuhkan kedua sahabatnya itu, roman belari kesana kemari mencari jejak yang tertinggal dari bidadari yang ditemuinya.
Sepulang dari acara parade yang diselenggarakan oleh teman-teman farmasi, di dalam kamar kos yang sebenarnya tidak layak untuk disebut sebuah kamar dan lebih cocok disebut kandang ayam, tampaklah seorang pemuda yang gak kalah-kalah bengatlah ketampanannya bila dibandingkan dengan kakak yang udah amat sangat terkenal di kalangan mahasiswa yaitu kak Gusti Khairuddin Indra Permana, seorang mahasiswa tingkat akhir yang ternyata baru ngtop-ngtopnya di tahun akhir perkuliahaannya, jadi harap dimaklumi saja bila para cewek-cewek berbondong-bondong tergila-gila melihat ketampanannya, bahkan saking di idolakan oleh kaum-kaum hawa di seluruh penjuru dunia gaib ini, ada yang nekad menelan cabai rawit seperkebunan gara-gara ditolak cintanya oleh beliau. Kembali lagi ke seorang pemuda yang tampak bengong di kamarnya, ternyata dia membayangkan kejadian yang baru saja ia alami di kampus tadi, bayang-bayang bidadari yang cantik jelita berjalan hilir mudik di dalam angannya. Tiba-tiba wajah suram fajar dan dennis timbul menghancurkan angan-angan indahnya. “woy” seru mereka berbarengan, membuyarkan angan-angan roman bersama bidadari pujaan hatinya. “ah, kalian nih ganggu aja. Gak bisa liat teman seneng dikit” seru roman dengan sewot. “hahahaha emang lo lagi seneng apaan? Dari tadi gue lihat cuma bengong dan senyum-senyum gak jelas gitu” jawab dennis, “iya, kitakan cuma mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk, entar kalau tiba-tiba di kampus geger dengan kabar bahwa roman gila kan gak rame, entar kami juga yang susah, ya gak den?” timpal fajar membenarkan kata-kata dennis. “iya deh iya, ngapain kalian kesini? Menuh-menuhin kamar gue aja tau gak” seru roman mulai jengkel dengan kehadiran kedua sahabatnya itu. “pulang sana pulang” tambahnya lagi. “beneran nih nyuruh kami pulang, padahal kami mau ngasih informasi tentang cewek yang kamarin” kata fajar, “iya nih, kalau gini mending kita pulang aja jar” seru dennis cuek, “ho’oh yok kita pulang” ujar fajar. “eh eh entar dulu, kalian ga usah kesinggung dong ah, becanda doank gue, masa gitu aja ngambek, ayo mau minum apa, atau mau makan?” sahut roman. “tadi katanya nyuruh kita pulang?” sahut dennis dengan cueknya. “yeee, masa lo pada ngambekan gitu sih?” roman mulai merayu temen temennya. “ya udah deh, kita tinggal aja disini, lo bikinin kita makanan gih sana, bener ga den?” ujar fajar tanpa basa basi. “hooh, trus beliin gue siverqueen yah” timpal dennis. “tega banget sih lo bedua ama temen juga” sahut roman. “demi mendapatkan info segalanya mahal fren, ahahaha” sahut fajar. “tega bener lo” sahut roman. “becanda koq fren, jadi gini nih, yang tau cerita lengkapnya tentang tuh cewe edy bro, bukan kita kita” ujar dennis. “trus lo bedua ngapain kesini?”seru roman jengkel. “yah cuma mau ngasih tau aja,sekalian cari makanan gratis. Kan lumayan ngurangin kiriman dari orang tua” jawab fajar asal. “betul...betul...betul...wkwkwkwkwkwkwkwkwkw” sahut dennis ngakak sambil melibas semua makanan yang tampak. ”uhuk..uhuk..uhuk” dennis terbatuk dan menyemburkan semua lahar yang ada di dalam mulutnya. “ahahahahahahahahahahaha rasain lo, makanya makan to gak usah sambil ngomong dodol” timpal roman sambil ngikik menahani tawanya. Sedangkan fajar tampak mencedotkan kepalanya ke dinding terdekat sambil ngakak tampa henti. “ayo buruan kita cari edy, gue udah gak sabar nih” sembari menariki kedua sahabatnya yang serba gak tau diri itu.
Di dalam taxi kuning yang sudah sangat terkenal dikalangan para mahasiswa dan pelajar yang tampak mentereng diantara beberapa mobil yang melintas di jalan Gatot Subroto itu tampak beberapa pemuda yang asal usulnya sangat tidak jelas bahkan identitas mereka saja tidak diakui oleh negara kita yang tercinta, namun dari sejumpun kekurangan yang mereka miliki mereka amat sangat di kagumi oleh para penghuni ragunan. Dennis, fajar, dan roman mereka tampak asyik bercanda sampai seorang ibu-ibu yang sedang asyik mengelus-ngelus perutnya yang sedang hamil mendadak merasa mules serta mual-mual karena
bisa minta tolong bantuin ngasih ide untuk menyambung cerita gue ini gk??? help???
“i’ll guess i go home now” itulah lirik terakhir lagu yang di dengar roman saat dia hampir terlelap dalam tidur. Seketika pintu di dobrak dan ternyata fajar dan dennis langsung beterbangan ke ranjang tempat agi tiduran. “hey, ngapain kalian datang kesini, langsung pada lompat indah pula ke ranjang gue” bentak roman kesel. “yee, sok imut lo, biasanya juga seneng kita pada begini” sahut sidiq yang langsung memeluk roman tanpa aba-aba. “eh, ayo berangkat sekarang aja” kata dennis. “emang ada apaan sih di kampus?” sahut roman. “udah cepetan ganti baju sana” sahut dennis.
Roman berganti baju dengan malasnya dan akhirnya dia ikut pergi dengan dennis dan fajar. Ternyata mereka pergi ke acara parade yang diadakan teman – teman dari farmasi. Roman yang bosan pun duduk kursi panjang sementara fajar dan dennis ikut – ikutan orang menikmati lagu didepan panggung. Tanpa sengaja duduk seorang cewe manis di sebelah kiri roman. Ketika roman melihat wajahnya roman langsung terpesona. “wah, cantik banget sih nih cewe” bisik roman dalam hati. Roman pun memberikan senyuman terbaiknya dan dunia tak menyangka cewe itu menyambut hangat senyuman roman dan membalasnya. Nah kesempatan itu pula yang digunakan roman untuk berkenalan dengan bidadari yang duduk disebelah kirinya.
“hey” roman menyapa dengan manisnya. Dan berharap-harap cemas apakah bidadari yang baru ditemuinya juga akan membalas sapaanya. Namun ternyata hanya segores senyuman manis yang terlontar dari bibir merah darah itu, “ala mak, cantiknyo bidadari ni” sekali lagi roman dibuatnya terlena melayang-layang ke negeri tirai bambu. Dan saat roman tersadar dari lamunan hampanya, dia sudah tak mendapati bidadari yang sejak tadi menggangu pikirannya. Dengan sekejap roman meloncat dari duduknya, menghambur menghampiri denis dan fajar. “den, jar kalian tadi lihat cewek yang duduk di sampingku gak? Dia tadi kemana? Dia tadi lewat jalan sebelah mana? Kalian tau gak dia dari PS mana? dengan kecepatan 80 km/jam roman menghujani denis dan fajar dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat mereka terbengong. “hey hey hey, roman santai dong, jangan kaya kesurupan setan bencong gitu dong” kata denis setelah sadar dari bengongnya yang membuat para lalat-lalat berjatuhan dari langit ke bumi. “iya nih, kenapa sih kamu? Kok sepertinya bersemangat banget ingin tau siapa cewek itu? Seru fajar menambahai. Tanpa mengacuhkan kedua sahabatnya itu, roman belari kesana kemari mencari jejak yang tertinggal dari bidadari yang ditemuinya.
Sepulang dari acara parade yang diselenggarakan oleh teman-teman farmasi, di dalam kamar kos yang sebenarnya tidak layak untuk disebut sebuah kamar dan lebih cocok disebut kandang ayam, tampaklah seorang pemuda yang gak kalah-kalah bengatlah ketampanannya bila dibandingkan dengan kakak yang udah amat sangat terkenal di kalangan mahasiswa yaitu kak Gusti Khairuddin Indra Permana, seorang mahasiswa tingkat akhir yang ternyata baru ngtop-ngtopnya di tahun akhir perkuliahaannya, jadi harap dimaklumi saja bila para cewek-cewek berbondong-bondong tergila-gila melihat ketampanannya, bahkan saking di idolakan oleh kaum-kaum hawa di seluruh penjuru dunia gaib ini, ada yang nekad menelan cabai rawit seperkebunan gara-gara ditolak cintanya oleh beliau. Kembali lagi ke seorang pemuda yang tampak bengong di kamarnya, ternyata dia membayangkan kejadian yang baru saja ia alami di kampus tadi, bayang-bayang bidadari yang cantik jelita berjalan hilir mudik di dalam angannya. Tiba-tiba wajah suram fajar dan dennis timbul menghancurkan angan-angan indahnya. “woy” seru mereka berbarengan, membuyarkan angan-angan roman bersama bidadari pujaan hatinya. “ah, kalian nih ganggu aja. Gak bisa liat teman seneng dikit” seru roman dengan sewot. “hahahaha emang lo lagi seneng apaan? Dari tadi gue lihat cuma bengong dan senyum-senyum gak jelas gitu” jawab dennis, “iya, kitakan cuma mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan terburuk, entar kalau tiba-tiba di kampus geger dengan kabar bahwa roman gila kan gak rame, entar kami juga yang susah, ya gak den?” timpal fajar membenarkan kata-kata dennis. “iya deh iya, ngapain kalian kesini? Menuh-menuhin kamar gue aja tau gak” seru roman mulai jengkel dengan kehadiran kedua sahabatnya itu. “pulang sana pulang” tambahnya lagi. “beneran nih nyuruh kami pulang, padahal kami mau ngasih informasi tentang cewek yang kamarin” kata fajar, “iya nih, kalau gini mending kita pulang aja jar” seru dennis cuek, “ho’oh yok kita pulang” ujar fajar. “eh eh entar dulu, kalian ga usah kesinggung dong ah, becanda doank gue, masa gitu aja ngambek, ayo mau minum apa, atau mau makan?” sahut roman. “tadi katanya nyuruh kita pulang?” sahut dennis dengan cueknya. “yeee, masa lo pada ngambekan gitu sih?” roman mulai merayu temen temennya. “ya udah deh, kita tinggal aja disini, lo bikinin kita makanan gih sana, bener ga den?” ujar fajar tanpa basa basi. “hooh, trus beliin gue siverqueen yah” timpal dennis. “tega banget sih lo bedua ama temen juga” sahut roman. “demi mendapatkan info segalanya mahal fren, ahahaha” sahut fajar. “tega bener lo” sahut roman. “becanda koq fren, jadi gini nih, yang tau cerita lengkapnya tentang tuh cewe edy bro, bukan kita kita” ujar dennis. “trus lo bedua ngapain kesini?”seru roman jengkel. “yah cuma mau ngasih tau aja,sekalian cari makanan gratis. Kan lumayan ngurangin kiriman dari orang tua” jawab fajar asal. “betul...betul...betul...wkwkwkwkwkwkwkwkwkw” sahut dennis ngakak sambil melibas semua makanan yang tampak. ”uhuk..uhuk..uhuk” dennis terbatuk dan menyemburkan semua lahar yang ada di dalam mulutnya. “ahahahahahahahahahahaha rasain lo, makanya makan to gak usah sambil ngomong dodol” timpal roman sambil ngikik menahani tawanya. Sedangkan fajar tampak mencedotkan kepalanya ke dinding terdekat sambil ngakak tampa henti. “ayo buruan kita cari edy, gue udah gak sabar nih” sembari menariki kedua sahabatnya yang serba gak tau diri itu.
Di dalam taxi kuning yang sudah sangat terkenal dikalangan para mahasiswa dan pelajar yang tampak mentereng diantara beberapa mobil yang melintas di jalan Gatot Subroto itu tampak beberapa pemuda yang asal usulnya sangat tidak jelas bahkan identitas mereka saja tidak diakui oleh negara kita yang tercinta, namun dari sejumpun kekurangan yang mereka miliki mereka amat sangat di kagumi oleh para penghuni ragunan. Dennis, fajar, dan roman mereka tampak asyik bercanda sampai seorang ibu-ibu yang sedang asyik mengelus-ngelus perutnya yang sedang hamil mendadak merasa mules serta mual-mual karena
bisa minta tolong bantuin ngasih ide untuk menyambung cerita gue ini gk??? help???