Renegade CEO's komunitas Pengusaha belasan tahun

emansipasi

New member
Shonika Proctor, pendiri Renegade CEO’s, beberapa Waktu lalu ditunjuk Badan Usaha Kecil Amerika Serikat (SBA) menjadi mentor para pengusaha muda.

LilA akan berkeliling ke berbagai negara bagian AS untuk menantang kawula muda agar berani memulai bisnis dan meninggalkan mitos-mitos yang melekat bahwa menjadi pengusaha itu sulit.

“Saya melihat entrepreneurship itu merupakan suatu hal yang menyenangkan. Pelajaran terpenting yang Anda pelajari tidak diajarkan di pelatihan,” papar Proctor. “Saya bukan hanya mengajarkan bagaimana berbisnis yang benar, tetapi saya juga fokus pada bagaimana membangun kesadaran berbisnis bagi anak muda, memberikan inspirasi, motivasi, dan menentukan langkah selanjutnya,”imbuhnya.

Menurut Proctor, setiap pengusaha atau calon pengusaha harus memiliki semangat. Dengan bekal semangat itulah seseorang akan mampu besar. Salah satu semangat yang paling mudah dibangkitkan adalah cinta kasih dari keluarga. Bagi dia, semangat adalah cinta.

Proctor yang memiliki pengalaman bekerja di industri teknologi selama 15 tahun itu mengaku tidak terlalu puas. Dia pun mencoba untuk mencari sesuatu yang berbeda dengan dunia yang dulu. “Ternyata, saya menemukan semangat lain dalam dunia saya, yakni menyembuhkan dan membantu orang lain untuk berkembang. Ingat, menyembuhkan bukan untuk memperbaiki, tetapi untuk membesarkan orang,” katanya seperti dikutip dan www.passionsandpossibilities.com.

Dalam pandangan Proctor, semua orang yang berkembang menjadi orang besar pasti membutuhkan motivator. Tugas dari motivator bukan hanya membantu, tetapi untuk membesarkan. Dalam dunia motivasi, menurut dia, tidak boleh ada kritik. Namun, semuanya hanya bersifat informasi untuk memberikan solusi. “Dalam membantu mereka, Anda harus bersikap seperti tikus berusaha untuk mengganggu dan semua yang ada di sekeliling adalah bayangan bagi Anda,” katanya.



Sumber : Sindo
 
Bls: Renegade CEO's komunitas Pengusaha belasan tahun

Dia mengaku, apa yang dilakukannya sebagai hal aneh. Bagaimana tidak aneh, Proctor harus bekerja dengan remaja di bawah usia 18 tahun yang notabene sebagian besar belum punya uang. “Mereka berusia di bawah 18 tahun, mereka tidak dapat ikut tanda tangan kontrak keuangan, dan bagaimana Anda mengetahui bahwa mereka akan membayar kamu,” ajar Proctor mengutip kritikan teman-temannya.

Namun, dia tidak peduli pada berbagai pandangan pesimistis. Perempuan yang memiliki hobi berpetualangan ini memulai idealisme tersebut denganmeridinikan komunitas bemnama Chicks That Click, Komunitas itu merupakan kumpulan orang-orang yang pedali dan ingin mengembangkan bisnis. Setiap minggu, mereka berkumpul dan saling berbagi informasi. Kemudian, komuisitas itu berkembang menjadi sebuah organisasi para pengusaha muda di Washington DC.

Proctor pun mendirikan Group Interactive Inc pada September 2003. Perusahaan itu berbasis di Washington mendesain dan mengimplementasi program pelatihan kewirausahaan pemuda. Di AS sendiri, sebanyak 12.300 anak muda telah dilatih oleh Proctor. Para pemuda di Inggris, HongKong, Afrika Selatan, Malaysia, Kanada, dan Bosnia pun pernah mendapatkan pelatihan darinya.

Selanjutnya, dia mulai memopulerkan bisnisnya dengan membuat blog. Awalnya, blog yang bernama teenentrepreneurblog.com itu hanya dikunjungi 20 anak,kemudian berkembang menjadi 64 anak. Namun, setelah delapan bulan kemadian, blognya dikunjungi lebih dari 800.000 anak di seluruh dunia.

Setelah puas dengan Group Interactive, Proctor mengembangkan Renegade CEO’s pada April 2008. Dia menamakan Renegade CEO’s itu karena industri tersebut bukan hanya untuk mencari keuntungan, tetapi merupakan sebuah gerakan, budaya, dan inkubator untuk mengajak anak muda menjadi orang kreatif, penemu, aktivis, dan penulis. Dia berpikir untuk tidak hanya bekerja sama dengan para pengusaha, tetapi juga organisasi pemerintah dan nirlaba demi tercapainya kemitraan strategis. “Bisnis saya sekarang bertambah hebat perkembangannya.

Dalam satu saat, saya mampu memublikasikan buku dan diundang berbagai pihak ke berbagai negara. Padahal, saya menjalankan bisnis itu hanya berdasarkan petunjuk hati nurani dan ide-ide dari para anak. Saya tidak memiliki rencana bisnis yang matang,” paparnya.

Kunci utama dalam mengembangkan semua bisnis adalah komitmen 100%. Fokuskan apa yang dikembangkan sehingga sampai meledak, setelah itu ide-ide pun akan berkembang di otak.




Sumber : Sindo
 
Back
Top